Putri Suastini Koster Ajak Para Guru Terus Tingkatkan Budi Pekerti Anak Didik
Di zaman sekarang ini, banyak generasi muda yang salah pergaulan. Sering kita dengar mereka melakukan pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba serta melakukan tindakan melawan hukum lainnya. Hal ini ditenggarai akibat dari turunnya moral mereka serta minimnya pengetahuan serta budi pekerti sehingga jika tidak mendapat perhatian khusus maka mereka akan semakin mengkhawatirkan.
DENPASAR, NusaBali
Untuk itu selain peran orang tua dan peran guru, lingkungan sekitarnya juga sangat berpengaruh bagi karakter generasi muda. Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Bali, Nyonya Putri Suastini Koster pada acara Sarasehan Seni dan Budaya Kasih Alam Semesta dengan tema Membangun Generasi Penerus Bangsa yang Berbudi Pekerti Luhur di Ramayana Room LPP RRI Denpasar, Jumat (16/11) yang diselenggarakan oleh The International Nature Loving Association (INLA) Bali.
"Perubahan karakter dari generasi ke generasi memang sangat terlihat saat ini. Kita harus paham karakter anak. Karena orang tua sangat berperan penting terhadap keberlangsungan mereka. Kita sebagai orang tua harus bisa memahami itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Ny. Putri Suastini Koster mengatakan jika pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Dukungan guru sebagai orang tua di sekolah sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Menurutnya, guru penuh akan tanda jasanya dalam membangun anak bangsa.
"Membangun bangsa oleh generasi muda bukan hal yang tidak mungkin. Kita harus menanamkan karakter kepada mereka sejak dini, bisa juga melalui berkesenian.
Karena lewat kesenian kita mengolah cipta, rasa dan karsa. Tidak hanya berkesenian pada tataran luar namun juga di dalamnya. Mengajarkan budi pekerti melalui seni itu menjadi salah satu metodenya. Untuk itu, saya mengajak para guru untuk terus meningkatkan budi pekerti para peserta didik agar apa yang kita khawatirkan tidak terjadi dimana anak bangsa rusak karena minimnya moral dan akhlak. Semua ini atas didasari kekawatiran pada anak akan pergaulan bebas, narkoba serta hal negatif lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD INLA Bali, Hery Sudiarto yang sekaligus sebagai ketua panitia dalam laporannya mengatakan, jika The International Nature Loving Association (INLA) merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang seni, budaya, dan pendidikan. Visi INLA adalah mewujudkan manusia yang mengasihi alam dan sesama tanpa membedakan suku, agama, budaya, dan adat istiadat. Sementara misi INLA adalah mengembangkan budaya mencintai alam semesta, mengembangkan peradaban yang menghormati semua bentuk kehidupan, mengembangkan konsep hidup baru yang menjunjung tinggi nilai dan harkat hidup manusia, dan mengembangkan moralitas Dunia Satu Keluarga.
"Kita semua menyadari bahwa kondisi kehidupan di dunia saat ini telah mengalami berbagai krisis dan kerusakan, baik itu kerusakan alam/lingkungan maupun krisis moral dan perilaku manusia. Perkembangan teknologi dan pertumbuhan populasi manusia yang begitu pesat telah mengorbankan begitu banyak sumber daya alam dengan dampak-dampak kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipungkiri telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim, global warming, hingga timbulnya berbagai bencana alam yang diakibatkan oleh kondisi alam yang tidak Iagi seimbang seperti bencana banjir, tanah longsor, dan sebagainya," ujarnya.
Lebih lanjut, Hery mengatakan tujuan dari sarasehan ini diharapkan bisa memberikan pandangan pentingnya “membangun generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur" yang harus dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat, yang pada akhirnya dapat memancarkan keindahan pesona manusia yang pedull terhadap semua makhluk hidup dan alam semesta, sehingga dapat bersama membangun setiap insan yang harmonis dengan alam yaitu insan yang bahagia, gembira dan sukacita.
"Bersama membangun keluarga yang harmonis dengan alam yaitu keluarga yang bahagia, rukun dan sejahtera. Bersama membangun masyarakat yang harmonis dengan alam yaitu masyarakat yang tenteram, damai dan berkembang maju. Bersama membangun negara yang harmonis dengan alam yaitu negara yang makmur, maju dan java," ungkapnya. *
Untuk itu selain peran orang tua dan peran guru, lingkungan sekitarnya juga sangat berpengaruh bagi karakter generasi muda. Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Bali, Nyonya Putri Suastini Koster pada acara Sarasehan Seni dan Budaya Kasih Alam Semesta dengan tema Membangun Generasi Penerus Bangsa yang Berbudi Pekerti Luhur di Ramayana Room LPP RRI Denpasar, Jumat (16/11) yang diselenggarakan oleh The International Nature Loving Association (INLA) Bali.
"Perubahan karakter dari generasi ke generasi memang sangat terlihat saat ini. Kita harus paham karakter anak. Karena orang tua sangat berperan penting terhadap keberlangsungan mereka. Kita sebagai orang tua harus bisa memahami itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Ny. Putri Suastini Koster mengatakan jika pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Dukungan guru sebagai orang tua di sekolah sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Menurutnya, guru penuh akan tanda jasanya dalam membangun anak bangsa.
"Membangun bangsa oleh generasi muda bukan hal yang tidak mungkin. Kita harus menanamkan karakter kepada mereka sejak dini, bisa juga melalui berkesenian.
Karena lewat kesenian kita mengolah cipta, rasa dan karsa. Tidak hanya berkesenian pada tataran luar namun juga di dalamnya. Mengajarkan budi pekerti melalui seni itu menjadi salah satu metodenya. Untuk itu, saya mengajak para guru untuk terus meningkatkan budi pekerti para peserta didik agar apa yang kita khawatirkan tidak terjadi dimana anak bangsa rusak karena minimnya moral dan akhlak. Semua ini atas didasari kekawatiran pada anak akan pergaulan bebas, narkoba serta hal negatif lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD INLA Bali, Hery Sudiarto yang sekaligus sebagai ketua panitia dalam laporannya mengatakan, jika The International Nature Loving Association (INLA) merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang seni, budaya, dan pendidikan. Visi INLA adalah mewujudkan manusia yang mengasihi alam dan sesama tanpa membedakan suku, agama, budaya, dan adat istiadat. Sementara misi INLA adalah mengembangkan budaya mencintai alam semesta, mengembangkan peradaban yang menghormati semua bentuk kehidupan, mengembangkan konsep hidup baru yang menjunjung tinggi nilai dan harkat hidup manusia, dan mengembangkan moralitas Dunia Satu Keluarga.
"Kita semua menyadari bahwa kondisi kehidupan di dunia saat ini telah mengalami berbagai krisis dan kerusakan, baik itu kerusakan alam/lingkungan maupun krisis moral dan perilaku manusia. Perkembangan teknologi dan pertumbuhan populasi manusia yang begitu pesat telah mengorbankan begitu banyak sumber daya alam dengan dampak-dampak kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipungkiri telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim, global warming, hingga timbulnya berbagai bencana alam yang diakibatkan oleh kondisi alam yang tidak Iagi seimbang seperti bencana banjir, tanah longsor, dan sebagainya," ujarnya.
Lebih lanjut, Hery mengatakan tujuan dari sarasehan ini diharapkan bisa memberikan pandangan pentingnya “membangun generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur" yang harus dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat, yang pada akhirnya dapat memancarkan keindahan pesona manusia yang pedull terhadap semua makhluk hidup dan alam semesta, sehingga dapat bersama membangun setiap insan yang harmonis dengan alam yaitu insan yang bahagia, gembira dan sukacita.
"Bersama membangun keluarga yang harmonis dengan alam yaitu keluarga yang bahagia, rukun dan sejahtera. Bersama membangun masyarakat yang harmonis dengan alam yaitu masyarakat yang tenteram, damai dan berkembang maju. Bersama membangun negara yang harmonis dengan alam yaitu negara yang makmur, maju dan java," ungkapnya. *
Komentar