10 Atlet Cricket Bali Batal Mundur
Setelah ‘psy war’ antara hengkang dan gugatan ke BAORI (Badan Arbitrase Olahraga Indonesia), kini 10 atlet cricket dinyatakan tetap memperkuat Bali.
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 10 atlet Cricket Bali yang sempat mengundurkan diri, akhirnya batal mengundurkan diri. Batalnya pengunduran diri itu setelah melalui pertemuan tertutup belum lama ini. Disebutkan pengunduran diri atlet Bali yang disinyalir hendak bergabung ke provinsi lain terjawab tuntas. Bahkan, 10 atlet yang sempat menjadi andalan Bali di PON Jabar XIX 2016 lalu menyatakan siap membela Bali untuk event nasional.
"Pertemuan tertutup antara atlet cricket, jajaran pengurus KONI Bali, dan sejumlah petinggi cricket Bali dilakukan Jumat (16/11) lalu di KONI Bali. Intinya atlet cricket kompak tidak jadi mundur," ucap sumber di internal KONI Bali, Selasa (20/11).
Kembalinya atlet cricket Bali ini sebelumnya sudah sempat dijelaskan secara implisit oleh KONI Bali. Ketua Umum KONI Bali, I Ketut Suwandi dalam rapat kerja belum lama ini menegaskan kesiapannya menerima kembali 10 atlet cricket tersebut. Hanya saja dia belum membuka secara gamblang soal tidak jadinya 10 atlet cricket Bali mengundurkan diri.
Versi Suwandi waktu itu, hasilnya memang KONI Bali sangat menyambut baik dengan sikap para atlet cricket tersebut. "Kalau kembali kan bagus," tegas Suwandi. Ke-10 atlet yang santer diberitakan mundur sebelumnya adalah I Kadek Gamantika, Dewa Gde Putra Kisawa, Wayan Budiarta, Danielson, Gede Suda Arsa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, Ketut Arya Pastika, Frangki Sony dan Wayan Sariani.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Ketua Harian Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali, I Made Erawan mengakui pengurus cricket Provinsi Bali, bersama atletnya sepakat tidak jadi mengundurkan diri. Bahkan menegaskan kesiapannya membela Bali di event nasional kedepannya. "Atlet secara terbuka mengakui kesalahannya. Dan, KONI Bali juga telah menerima dengan baik," tandas Erawan.
Dia berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. "Antisipasi agar tidak terjadi kasus serupa, kami akan memperketat AD/ART internal PCI Bali," terang Erawan.
Pria yang keseharaiannya sebagai tenaga pendidik di Gianyar itu mengatakan, dengan batal mengundurkan diri, kata Erawan secara otomatis 10 atlet Cricket itu masih bisa turun di event Porprov Bali/2019 di Tabanan. Sebab, secara status semenjak mengundurkan diri itu, statusnya belum resmi bergabung dengan provinsi lain. Dan, saat ini batal mundur itu artinya dia masih resmi menjadi atlet PCI Bali. Sementara itu informasi lain berkembang batalnya mengundurkan diri karena tau akan tidak bisa turun di event Pra PON dan PON. Itu setelah sempat diancam oleh KONI Bali untuk tidak bertanding, baik turun membela daerah kabupaten/kota manapun. Baik dalam event Porprov Bali XIV di Tabanan, serta Pra PON dan PON. Bahkan KONI Bali secara tegas siap menempuh upaya ke BAORI untuk memastikan 10 atlet cricket itu tidak bisa turun membela daerah manapun. Bahkan disposisi resmi dari Ketum KONI Bali, Ketut Suwandi ke Panitia Induk Porprov di Tabanan untuk tidak mempertandingkan cricket di event Porprov. Melihat sikap tegas KONI Bali, konspirasi permainan Cricket Bali akhirnya kandas dan menyerah. Hingga akhirnya 10 atlet cricket Bali batal mengundurkan diri dan kini masih resmi menjadi atlet PCI Bali. *dek
"Pertemuan tertutup antara atlet cricket, jajaran pengurus KONI Bali, dan sejumlah petinggi cricket Bali dilakukan Jumat (16/11) lalu di KONI Bali. Intinya atlet cricket kompak tidak jadi mundur," ucap sumber di internal KONI Bali, Selasa (20/11).
Kembalinya atlet cricket Bali ini sebelumnya sudah sempat dijelaskan secara implisit oleh KONI Bali. Ketua Umum KONI Bali, I Ketut Suwandi dalam rapat kerja belum lama ini menegaskan kesiapannya menerima kembali 10 atlet cricket tersebut. Hanya saja dia belum membuka secara gamblang soal tidak jadinya 10 atlet cricket Bali mengundurkan diri.
Versi Suwandi waktu itu, hasilnya memang KONI Bali sangat menyambut baik dengan sikap para atlet cricket tersebut. "Kalau kembali kan bagus," tegas Suwandi. Ke-10 atlet yang santer diberitakan mundur sebelumnya adalah I Kadek Gamantika, Dewa Gde Putra Kisawa, Wayan Budiarta, Danielson, Gede Suda Arsa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, Ketut Arya Pastika, Frangki Sony dan Wayan Sariani.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Ketua Harian Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali, I Made Erawan mengakui pengurus cricket Provinsi Bali, bersama atletnya sepakat tidak jadi mengundurkan diri. Bahkan menegaskan kesiapannya membela Bali di event nasional kedepannya. "Atlet secara terbuka mengakui kesalahannya. Dan, KONI Bali juga telah menerima dengan baik," tandas Erawan.
Dia berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. "Antisipasi agar tidak terjadi kasus serupa, kami akan memperketat AD/ART internal PCI Bali," terang Erawan.
Pria yang keseharaiannya sebagai tenaga pendidik di Gianyar itu mengatakan, dengan batal mengundurkan diri, kata Erawan secara otomatis 10 atlet Cricket itu masih bisa turun di event Porprov Bali/2019 di Tabanan. Sebab, secara status semenjak mengundurkan diri itu, statusnya belum resmi bergabung dengan provinsi lain. Dan, saat ini batal mundur itu artinya dia masih resmi menjadi atlet PCI Bali. Sementara itu informasi lain berkembang batalnya mengundurkan diri karena tau akan tidak bisa turun di event Pra PON dan PON. Itu setelah sempat diancam oleh KONI Bali untuk tidak bertanding, baik turun membela daerah kabupaten/kota manapun. Baik dalam event Porprov Bali XIV di Tabanan, serta Pra PON dan PON. Bahkan KONI Bali secara tegas siap menempuh upaya ke BAORI untuk memastikan 10 atlet cricket itu tidak bisa turun membela daerah manapun. Bahkan disposisi resmi dari Ketum KONI Bali, Ketut Suwandi ke Panitia Induk Porprov di Tabanan untuk tidak mempertandingkan cricket di event Porprov. Melihat sikap tegas KONI Bali, konspirasi permainan Cricket Bali akhirnya kandas dan menyerah. Hingga akhirnya 10 atlet cricket Bali batal mengundurkan diri dan kini masih resmi menjadi atlet PCI Bali. *dek
Komentar