PPAT Bali Diminta Jaga Kekompakan
Gunjang-ganjing Pasca Kongres di Makassar
DENPASAR, NusaBali
Di tengah proses gugatan hasil kongres Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Makassar pada Juli lalu, Bali menjadi wilayah pertama yang menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) IPPAT. Hasilnya, I Made Widiada secara aklamasi terpilih sebagai ketua IPPAT Bali dalam Konferwil yang dilaksanakan di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Senin (19/11).
Konferwil IPPAT Bali sendiri sempat menjadi kontroversi di kalangan PPAT penolak hasil Kongres Makassar yang menghasilkan nama Julius Purnawan sebagai Ketua Pengurus Pusat IPPAT. Namun dalam sambutannya, Julius menegaskan bahwa proses kongres di Makssar sudah berlangsung dengan fair dan terbuka.
“Kondisi setelah kongres memang menghadapi kendala-kendala. Namun, perlu saya tegaskan bahwa saya pribadi tidak terlibat dalam kepanitiaan Kongres VII IPPAT, sehingga tidak mungkin melakukan kecurangan-kecurangan, seperti jual-beli suara, penggelembungan suara, dan lainnya,” terang Julius di hadapan para PPAT se-Provinsi Bali.
Menghadapi gugatan yang saat ini berproses di PN Jakarta Barat, kata Julius, PP IPPAT tidak akan bersikap aktif atau reaktif, melainkan pasif. “Kami akan pasif dan memilih hanya menyajikan fakta-fakta di lapangan secara apa adanya,” tandas Julius.
Disampaikan pula, bahwa beberapa waktu lalu, para Ketua Pengwil IPPAT telah berkomitmen mempertahankan seluruh keputusan kongres, terkait pemilihan ketua umum dan ketua MKP. Para Ketua Pengwil sudah menyatakan bahwa tidak ada catatan tidak baik pada pelaksanaan Kongres VII IPPAT.
Julius pun memuji kekompakan anggota IPPAT di Bali. Ditegaskan bahwa sebagai pihak yang melayani masyarakat dan juga berhubungan dengan pemerintah, para PPAT diharapkan terus menjaga kekompakan dan keharmonisan agar menciptakan suasana nyaman di antara mereka. "Tentu suasana guyub yang akan mampu menciptakan kondisi nyaman serta aura atau suasana positif dalam organisasi," ungkap Julius Purnawan.
Diakui anggota IPPAT di Bali dinilai sangat luar biasa karena menjadi paguyuban yang aktif. "Paguyuban yang sangat ada koridornya, itu semua tentu tidak terlepas dari contoh-contoh seniornya dalam berorganisi di Bali yang telah menanamkan pola-pola berorganisasi yang menyamankan semua anggotanya," ujarnya.
Sementara itu Ketua Pengwil IPPAT Bali, I Made Widiada menekankan bahwa kebersamaan dan kekompakan dalam keanggotaan IPPAT Bali harus dipertahankan. "Tanpa kebersamaan, kita tidak akan pernah bisa harmonis selama-lamanya," ucapnya.
Dalam Konferwil tersebut, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bali, Rudi Rubijaya ikut mengapresiasi IPPAT Bali. "Kita, sama-sama merupakan petugas pelayan masyarakat, tentu dalam kaitan dengan kebersaman dan kekompakan para anggota, sangat penting diperhatikan karena kita akan memberikan kepastian hukum atas tanah," cetusnya.
Sebelumnya dalam sambutannya Nyoman Mertajaya, Ketua Panitia mengatakan, total peserta Konferwil Bali sebanyak 370 peserta dari total anggota 561 orang. Para peserta berasal dari Pengda Denpasar 89 peserta, Badung (109), Gianyar (31), Tabanan (54), Klungkung (13), Karangasem (21), Bangli (10), Buleleng (24), dan Jembrana (19). *mao
Di tengah proses gugatan hasil kongres Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Makassar pada Juli lalu, Bali menjadi wilayah pertama yang menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) IPPAT. Hasilnya, I Made Widiada secara aklamasi terpilih sebagai ketua IPPAT Bali dalam Konferwil yang dilaksanakan di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Senin (19/11).
Konferwil IPPAT Bali sendiri sempat menjadi kontroversi di kalangan PPAT penolak hasil Kongres Makassar yang menghasilkan nama Julius Purnawan sebagai Ketua Pengurus Pusat IPPAT. Namun dalam sambutannya, Julius menegaskan bahwa proses kongres di Makssar sudah berlangsung dengan fair dan terbuka.
“Kondisi setelah kongres memang menghadapi kendala-kendala. Namun, perlu saya tegaskan bahwa saya pribadi tidak terlibat dalam kepanitiaan Kongres VII IPPAT, sehingga tidak mungkin melakukan kecurangan-kecurangan, seperti jual-beli suara, penggelembungan suara, dan lainnya,” terang Julius di hadapan para PPAT se-Provinsi Bali.
Menghadapi gugatan yang saat ini berproses di PN Jakarta Barat, kata Julius, PP IPPAT tidak akan bersikap aktif atau reaktif, melainkan pasif. “Kami akan pasif dan memilih hanya menyajikan fakta-fakta di lapangan secara apa adanya,” tandas Julius.
Disampaikan pula, bahwa beberapa waktu lalu, para Ketua Pengwil IPPAT telah berkomitmen mempertahankan seluruh keputusan kongres, terkait pemilihan ketua umum dan ketua MKP. Para Ketua Pengwil sudah menyatakan bahwa tidak ada catatan tidak baik pada pelaksanaan Kongres VII IPPAT.
Julius pun memuji kekompakan anggota IPPAT di Bali. Ditegaskan bahwa sebagai pihak yang melayani masyarakat dan juga berhubungan dengan pemerintah, para PPAT diharapkan terus menjaga kekompakan dan keharmonisan agar menciptakan suasana nyaman di antara mereka. "Tentu suasana guyub yang akan mampu menciptakan kondisi nyaman serta aura atau suasana positif dalam organisasi," ungkap Julius Purnawan.
Diakui anggota IPPAT di Bali dinilai sangat luar biasa karena menjadi paguyuban yang aktif. "Paguyuban yang sangat ada koridornya, itu semua tentu tidak terlepas dari contoh-contoh seniornya dalam berorganisi di Bali yang telah menanamkan pola-pola berorganisasi yang menyamankan semua anggotanya," ujarnya.
Sementara itu Ketua Pengwil IPPAT Bali, I Made Widiada menekankan bahwa kebersamaan dan kekompakan dalam keanggotaan IPPAT Bali harus dipertahankan. "Tanpa kebersamaan, kita tidak akan pernah bisa harmonis selama-lamanya," ucapnya.
Dalam Konferwil tersebut, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bali, Rudi Rubijaya ikut mengapresiasi IPPAT Bali. "Kita, sama-sama merupakan petugas pelayan masyarakat, tentu dalam kaitan dengan kebersaman dan kekompakan para anggota, sangat penting diperhatikan karena kita akan memberikan kepastian hukum atas tanah," cetusnya.
Sebelumnya dalam sambutannya Nyoman Mertajaya, Ketua Panitia mengatakan, total peserta Konferwil Bali sebanyak 370 peserta dari total anggota 561 orang. Para peserta berasal dari Pengda Denpasar 89 peserta, Badung (109), Gianyar (31), Tabanan (54), Klungkung (13), Karangasem (21), Bangli (10), Buleleng (24), dan Jembrana (19). *mao
Komentar