Tol Bali Mandara Akan Diubah Jadi I Gusti Ngurah Rai
Satu per satu peninggalan Gubernur Bali 2008-2013, 2013-2018 Made Mangku Pastika dipreteli.
Kalangan DPRD Bali Langsung Menolak
DENPASAR, NusaBali
Setelah sejumlah Kelompok Ahli Pembangunan Pemprov Bali yang direkrut di era Mangku Pastika diberhentikan, nama Jalan Tol Bali Mandara juga bakal diganti menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (21/11), usulan pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara yang dibangun era Mangku Pastika dengan dana konsorsium senilai Rp 2,5 triliun, sudah maju pusat. “Koordinasinya dengan Menteri Perhubungan dan PT Tol. Sudah menjadi usulan dari Bali ke pusat, nanti namanya akan berubah menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai,” ujar sumber NusaBali. Betulkah?
Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster, enggan berkomentar saat dikonfirmasi terkait usulan perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai tersebut. “Ah, belum, belum,..” elak Gubernur Koster di sela-sela pembahasan APBD Induk 2019 di Gedung DPRD Bali, Senin (19/11) lalu.
Sementara itu, kalangan DPRD Bali yang juga mendapat informasi valid soal usulan perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai, langsung menyatakan menolak pergantian nama. Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, berharap Gubernur Koster tidak melakukan perubahan sesuatu yang monumental atas pertimbangan politis.
“Kami tidak setuju kalau Jalan Tol Bali Mandara diubah menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Nama Bali Mandara itu sudah melekat sebagai bentuk penghargaan terhadap program Bali Mandara. Jangan mengubah sesuatu dengan pertimbangan politis,” tandas Sugawa Korry seusai Sidang Paripurna DPRD Bali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Rabu kemarin.
Sugawa Korry mengingatkan, jangan ada kesan menghilangkan sesuatu peninggalan pemimpin monumental yang sudah berhasil dilaksanakan pemerintahan sebelumnya. Seharusnya, yang monumental dan sudah final peninggalan rezim sebelumnya dijaga. “Kekuatan konsisten generasi penerus itu melanjutkan yang sudah bagus dan baik. Sebaiknya pemerintahan yang sekarang ini konsen dengan pelestarian, menjaga Pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan, serta desa adat di Bali,” papar Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
Sugawa Korry pun siap mendukung jika Gubernur Koster mau membangun program monumental ke depan. “Saya siap secara pribadi dan lembaga kalau Gubernur Koster juga membangun hal yang monumental sebagai peninggalan pemerintahan nanti. Contohlah pemimpin kita sebelumnya. Gubernur Ida Bagus Mantra dengan LPD dan Art Centre, Gubernur Mangku Pastika ada program Bali Mandara dan beberapa infrastrukturnya. Lagipula, apa relevansinya pergantian nama Tol Bali Mandara menjadi I Gusti Ngurah Rai? Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah go international kok. Sudah maksimal itu penghargaan terhadap Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai,” katanya.
Menurut Sugawa Korry, Jalan Tol Bali Mandaraa diberikan nama oleh Gubernur Pastika setelah diusulkan ke fraksi-fraksi DPRD Bali. Setelah itu, baru disetujui. “Kami setujui setelah diusulkan ke fraksi-fraksi DPRD Bali. Jadi, untuk pergantian nama yang dilakukan oleh Gubernur Koster, kami akan rapat dengan Gubernur,” kenang politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sementara, Wakil Ketua Fraksi Panca Bayu DPRD Bali (NasDem-Hanura-PKPI-PAN), Nyoman Tirtawan, juga tidak setuju nama Jalan Tol Bali Mandara diubah jadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. “Jangan asal main ganti saja itu,” ujar politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.
Tirtawan menyebutkan, nama Jalan Tol Bali Mandara peninggalaan Gubernur Pastika juga wajib dipertahankan sebagai sebuah penghormatan. “Jalan Tol Bali Mandara kan sebuah hasil karya besar yang harus dilestarikan generasi berikutnya,” kata Tirtawan.
Paparan hampir senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra, I Nyoman Suyasa. “Saya tidak sependapat nama Bali Mandara diganti menjadi I Gusti Ngurah Rai. Setiap rezim ada zamannya, ada hasil karyanya. Sebagai penghormatan, ya lestarikan hasil karya itu,” ujar Suyasa, Rabu kemarin.
Sebagai anggota DPRD Bali yang ikut mengusung program Bali Mandara, Suyasa menyarankan Gubernur Koster untuk mengkaji ulang rencana perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara. “Ya, tolong kaji ulang wacana itu,” tandas Ketua DPC Gerindra Karangasem ini. *nat
DENPASAR, NusaBali
Setelah sejumlah Kelompok Ahli Pembangunan Pemprov Bali yang direkrut di era Mangku Pastika diberhentikan, nama Jalan Tol Bali Mandara juga bakal diganti menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (21/11), usulan pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara yang dibangun era Mangku Pastika dengan dana konsorsium senilai Rp 2,5 triliun, sudah maju pusat. “Koordinasinya dengan Menteri Perhubungan dan PT Tol. Sudah menjadi usulan dari Bali ke pusat, nanti namanya akan berubah menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai,” ujar sumber NusaBali. Betulkah?
Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster, enggan berkomentar saat dikonfirmasi terkait usulan perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai tersebut. “Ah, belum, belum,..” elak Gubernur Koster di sela-sela pembahasan APBD Induk 2019 di Gedung DPRD Bali, Senin (19/11) lalu.
Sementara itu, kalangan DPRD Bali yang juga mendapat informasi valid soal usulan perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai, langsung menyatakan menolak pergantian nama. Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, berharap Gubernur Koster tidak melakukan perubahan sesuatu yang monumental atas pertimbangan politis.
“Kami tidak setuju kalau Jalan Tol Bali Mandara diubah menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Nama Bali Mandara itu sudah melekat sebagai bentuk penghargaan terhadap program Bali Mandara. Jangan mengubah sesuatu dengan pertimbangan politis,” tandas Sugawa Korry seusai Sidang Paripurna DPRD Bali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Rabu kemarin.
Sugawa Korry mengingatkan, jangan ada kesan menghilangkan sesuatu peninggalan pemimpin monumental yang sudah berhasil dilaksanakan pemerintahan sebelumnya. Seharusnya, yang monumental dan sudah final peninggalan rezim sebelumnya dijaga. “Kekuatan konsisten generasi penerus itu melanjutkan yang sudah bagus dan baik. Sebaiknya pemerintahan yang sekarang ini konsen dengan pelestarian, menjaga Pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan, serta desa adat di Bali,” papar Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
Sugawa Korry pun siap mendukung jika Gubernur Koster mau membangun program monumental ke depan. “Saya siap secara pribadi dan lembaga kalau Gubernur Koster juga membangun hal yang monumental sebagai peninggalan pemerintahan nanti. Contohlah pemimpin kita sebelumnya. Gubernur Ida Bagus Mantra dengan LPD dan Art Centre, Gubernur Mangku Pastika ada program Bali Mandara dan beberapa infrastrukturnya. Lagipula, apa relevansinya pergantian nama Tol Bali Mandara menjadi I Gusti Ngurah Rai? Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah go international kok. Sudah maksimal itu penghargaan terhadap Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai,” katanya.
Menurut Sugawa Korry, Jalan Tol Bali Mandaraa diberikan nama oleh Gubernur Pastika setelah diusulkan ke fraksi-fraksi DPRD Bali. Setelah itu, baru disetujui. “Kami setujui setelah diusulkan ke fraksi-fraksi DPRD Bali. Jadi, untuk pergantian nama yang dilakukan oleh Gubernur Koster, kami akan rapat dengan Gubernur,” kenang politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sementara, Wakil Ketua Fraksi Panca Bayu DPRD Bali (NasDem-Hanura-PKPI-PAN), Nyoman Tirtawan, juga tidak setuju nama Jalan Tol Bali Mandara diubah jadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. “Jangan asal main ganti saja itu,” ujar politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.
Tirtawan menyebutkan, nama Jalan Tol Bali Mandara peninggalaan Gubernur Pastika juga wajib dipertahankan sebagai sebuah penghormatan. “Jalan Tol Bali Mandara kan sebuah hasil karya besar yang harus dilestarikan generasi berikutnya,” kata Tirtawan.
Paparan hampir senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra, I Nyoman Suyasa. “Saya tidak sependapat nama Bali Mandara diganti menjadi I Gusti Ngurah Rai. Setiap rezim ada zamannya, ada hasil karyanya. Sebagai penghormatan, ya lestarikan hasil karya itu,” ujar Suyasa, Rabu kemarin.
Sebagai anggota DPRD Bali yang ikut mengusung program Bali Mandara, Suyasa menyarankan Gubernur Koster untuk mengkaji ulang rencana perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara. “Ya, tolong kaji ulang wacana itu,” tandas Ketua DPC Gerindra Karangasem ini. *nat
1
Komentar