Adi Wiryatama Sebut Nama Bandara dan Tol Menjadi Satu Kesatuan
Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama tidak mau berpolemik soal wacana perubahan nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai.
DENPASAR, NusaBali
Adi Wiryatama mengatakan, Jalan Tol Ngurah Rai direncanakan menggantikan nama Bali Mandara sebagai upaya menjadikan dua infrastruktur penting di Bali Selatan jadi satu kesatuan, yakni bandara dan jalan tol.
Menurut Adi Wiryatama, Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung) dan Jalan Tol Bali Mandara sangat dekat dan terhubung, sehingga cukup relevan kalau dihubungkan menjadi satu kesatuan penting dalam pemberian nama. "Saya rasa tidak ada niat secara politis dari Gubernur Bali mengganti nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Tapi, itu untuk men-jadikan dua infrastruktur yang berdekatan jadi satu kesatuan penting di Bali Selatan. Jadi, nyambung sekalian, satu kesatuan," ujar Adi Wiryatama di Denpasar, Kamis (22/11).
Adi Wiryatama menegaskan, kalaupun ada pendapat dan usulan berbeda dari kalangan anggota DPRD Bali, itu sah-sah saja. Nanti akan tetap dilakukan koordinasi. "Saya memang diberitahukan oleh Pak Gubernur Wayan Koster terkait rencana pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Kalau ada teman-teman di Dewan berpendapat, sah-sah saja dalam ruang demokrasi ini. Nanti kan dikoordinasikan masalah ini," tegas politisi senior PDIP mantan Bupati Tabanan dua periode (2000-2005, 2005-2010) ini.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali dari Fraksi PDIP, I Ketut Kariyasa Adnyana, menyebutkan wacana pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara oleh eksekutif tentunya sudah melalui kajian berdasarkan aturan dan perundang-undangan terkait dengan pemberian nama untuk fasilitas infrastruktur. “Mulai dari UU, Peraturan Menteri, sampai dengan Perda dan Pergub, itu diatur secara jelas,” tegas Kariyasa Adnyana.
Kariyasa mencontohkan RS Sanglah, Denpasar yang dari dulu sudah diusulkan menjadi rumah sakit dengan nama salah satu Pahlawan Nasional asal Bali. “Tapi, kan rezim yang memerintah tidak melakukan itu. Ya, kalau Gubernur Koster sekarang mau mewacanakan pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara, itu bukan hal yang harus dipolemikkan,” kilah politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Menurut Kariyasa, pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara dengan nama Pahlawan Nasional dari Bali, itu lebih baik. Karena hal tersebut umum terjadi untuk pemberian nama-nama jalan dan fasilitas umum secara nasional. “Kami melihat persoalan ini secara jernih, bukan emosi dan lantas mengaitkan dengan politis serta kekuasaan rezim. Ya, memang sarana dan prasarana itu harus memakai nama pahlawan,” tegas Kariyasa.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Bali (membidangi masalah pembangunan dan infrastruktur), Ida Bagus Padakusuma, mengatakan Jalan Tol Bali Mandara tidak usah diganti nama menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. “Kalaupun mau diganti nama, kenapa harus I Gusti Ngurah Rai? Banyak pahlawan di Bali yang layak juga menyandang nama heroik, layak menerima penghargaan diberikan apresiasi dalam bentuk pemberian nama infrastruktur,” ujar Pada Kusuma secara terpisah, Kamis kemarin.
Pada Kusuma akan mengusulkan kepada eksekutif dalam rapat dengan Pimpinan Dewan nanti supaya Jalan Tol Bali Mandara tidak diubah namanya. Kalau mau mencantumkan nama pahlawan di sebuah infrastruktur, bisa dilakukan di Shortcut Denpasar-Singaraja vis Bedugul.
“Nanti nama-nama Pahlawan Nasional dari Bali bisa kok dicantumkan sebagai nama Shortcut Denpasar-Singaraja. Tapi, alangkah baiknya Jalan Tol Bali Mandara tetap diwarisi kepada anak cucu kita. Nanti kalau Pak Gubernur Koster membuat proyek monumental, boleh juga diberikan nama ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Sehingga, setiap generasi ada peninggalan,” jelas politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, berharap Gubernur Koster tidak melakukan perubahan sesuatu yang monumental atas pertimbangan politis. “Kami tidak setuju kalau Jalan Tol Bali Mandara diubah menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Nama Bali Mandara itu sudah melekat sebagai bentuk penghargaan terhadap program Bali Mandara. Jangan mengubah sesuatu dengan pertimbangan politis,” tandas Sugawa Korry, Rabu (21/11). *nat
Adi Wiryatama mengatakan, Jalan Tol Ngurah Rai direncanakan menggantikan nama Bali Mandara sebagai upaya menjadikan dua infrastruktur penting di Bali Selatan jadi satu kesatuan, yakni bandara dan jalan tol.
Menurut Adi Wiryatama, Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung) dan Jalan Tol Bali Mandara sangat dekat dan terhubung, sehingga cukup relevan kalau dihubungkan menjadi satu kesatuan penting dalam pemberian nama. "Saya rasa tidak ada niat secara politis dari Gubernur Bali mengganti nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Tapi, itu untuk men-jadikan dua infrastruktur yang berdekatan jadi satu kesatuan penting di Bali Selatan. Jadi, nyambung sekalian, satu kesatuan," ujar Adi Wiryatama di Denpasar, Kamis (22/11).
Adi Wiryatama menegaskan, kalaupun ada pendapat dan usulan berbeda dari kalangan anggota DPRD Bali, itu sah-sah saja. Nanti akan tetap dilakukan koordinasi. "Saya memang diberitahukan oleh Pak Gubernur Wayan Koster terkait rencana pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Kalau ada teman-teman di Dewan berpendapat, sah-sah saja dalam ruang demokrasi ini. Nanti kan dikoordinasikan masalah ini," tegas politisi senior PDIP mantan Bupati Tabanan dua periode (2000-2005, 2005-2010) ini.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali dari Fraksi PDIP, I Ketut Kariyasa Adnyana, menyebutkan wacana pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara oleh eksekutif tentunya sudah melalui kajian berdasarkan aturan dan perundang-undangan terkait dengan pemberian nama untuk fasilitas infrastruktur. “Mulai dari UU, Peraturan Menteri, sampai dengan Perda dan Pergub, itu diatur secara jelas,” tegas Kariyasa Adnyana.
Kariyasa mencontohkan RS Sanglah, Denpasar yang dari dulu sudah diusulkan menjadi rumah sakit dengan nama salah satu Pahlawan Nasional asal Bali. “Tapi, kan rezim yang memerintah tidak melakukan itu. Ya, kalau Gubernur Koster sekarang mau mewacanakan pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara, itu bukan hal yang harus dipolemikkan,” kilah politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Menurut Kariyasa, pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara dengan nama Pahlawan Nasional dari Bali, itu lebih baik. Karena hal tersebut umum terjadi untuk pemberian nama-nama jalan dan fasilitas umum secara nasional. “Kami melihat persoalan ini secara jernih, bukan emosi dan lantas mengaitkan dengan politis serta kekuasaan rezim. Ya, memang sarana dan prasarana itu harus memakai nama pahlawan,” tegas Kariyasa.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Bali (membidangi masalah pembangunan dan infrastruktur), Ida Bagus Padakusuma, mengatakan Jalan Tol Bali Mandara tidak usah diganti nama menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. “Kalaupun mau diganti nama, kenapa harus I Gusti Ngurah Rai? Banyak pahlawan di Bali yang layak juga menyandang nama heroik, layak menerima penghargaan diberikan apresiasi dalam bentuk pemberian nama infrastruktur,” ujar Pada Kusuma secara terpisah, Kamis kemarin.
Pada Kusuma akan mengusulkan kepada eksekutif dalam rapat dengan Pimpinan Dewan nanti supaya Jalan Tol Bali Mandara tidak diubah namanya. Kalau mau mencantumkan nama pahlawan di sebuah infrastruktur, bisa dilakukan di Shortcut Denpasar-Singaraja vis Bedugul.
“Nanti nama-nama Pahlawan Nasional dari Bali bisa kok dicantumkan sebagai nama Shortcut Denpasar-Singaraja. Tapi, alangkah baiknya Jalan Tol Bali Mandara tetap diwarisi kepada anak cucu kita. Nanti kalau Pak Gubernur Koster membuat proyek monumental, boleh juga diberikan nama ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Sehingga, setiap generasi ada peninggalan,” jelas politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, berharap Gubernur Koster tidak melakukan perubahan sesuatu yang monumental atas pertimbangan politis. “Kami tidak setuju kalau Jalan Tol Bali Mandara diubah menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Nama Bali Mandara itu sudah melekat sebagai bentuk penghargaan terhadap program Bali Mandara. Jangan mengubah sesuatu dengan pertimbangan politis,” tandas Sugawa Korry, Rabu (21/11). *nat
Komentar