Puluhan Sopir Datangi Dewan
Puluhan sopir truk minta pelarangan melintas di jalur Kedisan–Penelokan ditinjau ulang. Karena jalur alternatif jalan Culali kondisinya terjal.
BANGLI, NusaBali
Tidak kurang dari 50 orang sopir truk pengangkut pasir mendatangi Dewan Bangli, Jumat (22/4) sekitar pukul 13.30 Wita. Mereka keberatan dengan pengalihan jalur lalu lintas truk pasir ke jalan Culali. Penolakan tersebut didasarkan beberapa alasan. Di antaranya jalur Culali yang terjal, sehingga mengancam keselamatan jiwa sopir atau siapa pun yang melewati jalur tersebut dari arah bawah atau dari Toyamampeh, Songan. Karenanya para sopir meminta tetap diizinkan melewati jalur Kedisan-Toyabungkah.
I Gede Arta Artana, salah seorang dari para sopir yang datang ke DPRD menyatakan, karena kondisi jalur Culali yang membahayakan itulah, mereka tidak siap mengikuti pengalihan arus lalin truk tersebut.
“Jika itu dipaksakan, sangat membahayakan,” ucap Gede Arta Artana.
Dia khawatir laka lantas yang mengancam keselamatan jiwa para sopir akan sering terjadi, jika truk pasir harus naik melaintasi jalur Culali. Para sopir memahami pengalihan alur truk tersebut, terkait dengan penataan kawasan wisata Kintamani. Namun pemerintah jangan hanya berpikir soal pariwisata, tetapi juga memilkirkan sektor lain. Termasuk para sopir truk yang tidak bekerja di sektor pariwisata. “Tolong berikan solusinya,” timpal yang lainnya.
Dengan alasan itulah, para sopir meminta agar tetap diizinkan melintas mengangkut material lewat jalur Kedisan–Penelokan. “Jika dipaksakan, sopir yang tidak kerja di pariwisata, tentu tak punya penghasilan,” kata mereka.
Ketua DPRD Bangli Ngakan Made Kutha Parwata menyatakan akan melakukan mediasi menindaklanjuti aspirasi para sopir tersebut. “Kami pegang aspirasi saudara-saudara. Nanti kami akan lakukan mediasi dengan SKPD dan Pak Bupati, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida),” kata Ngakan Kutha Parwata didampingi dua Wakil Ketua Dewan I Wayan Basma dan Komang Carles.
Kutha Parwata menyatakan, persoalan tersebut harus dicarikan solusinya, karena menyangkut kebijakan pimpinan daerah (bupati). Diakuinya, pihaknya belum sempat berkoordinasi dengan eksekutif soal pelarangan truk pasir ke Penelokan. “Kami di dewan kita juga ada kegiatan-kegiatan yang mendesak,” imbuh Kutha Parwata, politisi asal Desa Bangbang Kecamatan Tembuku. Rencananya, mediasi akan dilakukan Selasa (25/4).
Sebelumnya Kadiskominfo Bangli I Gede Artha didampingi Kasatpol PP I Dewa Agung Surya Darma, yang hadir dalam pertemuan pimpinan dewan dengan para sopir, memaparkan bagaimana proses pelarangan truk pasir lewat Kedisan–Penelokan. Pelarangan dalam bentuk Surat Edaran Bersama antara Bupati Bangli I Made Gianyar dengan Kapolres Bangli AKBP Drs Danang Beny Kusprihandono. Gede Arta menyatakan, pengalihan alur tersebut merupakan kebijakan pimpinan (bupati). “Kami dari tim teknis tentu memberi masukan dan kajian,” kata Artha. Dia menyebutkan pertimbangan tersebut di antaranya kondisi jalan Kedisan Penelokan yang banyak rusak, arus padat serta sering terjadi laka lantas, dan banyaknya keluhan wisatawan. Selain itu, sistem pengaturan truk naik ke Penelokan yang sebelumya pernah diberlakukan, tidak efektif.
Dari pantauan, puluhan orang sopir tersebut datang ke dewan dengan menggunakan beberapa truk. Mereka sudah tiba di DPRD Bangli sekitar pukul 13.00 Wita. Para sopir diterima di ruang rapat di lantai atas gedung dewan. Para sopir juga meminta kepada petugas agar mengembalikan surat-surat truk mereka, yang sebelumnya sempat ditindak dalam operasi penertiban yang dilakukan tim gabungan (Polres Bangli dan Diskominfo) karena melanggar jalur di Penelokan.
Kedatangan para sopir ke DPRD Bangli mendapat pengamanan dari belasan personel Polres Bangli.
Sebagaimana diberitakan, karena alasan membahayakan, sering macet dan kerap terjadi laka lantas dan penertiban kawasan Penelokan (Kintamani), truk yang umumnya mengangkut pasir dilarang melintas ke jalur Kedisan-Penelokan. Sebagai ganti atau jalur alternatif, para sopir diminta naik lewat jalur Songan Culali. 7 k17
Komentar