nusabali

Tiga Pemuda Nabrak Pohon, 2 Tewas, 1 Kritis

  • www.nusabali.com-tiga-pemuda-nabrak-pohon-2-tewas-1-kritis

Sebelum nabrak pohon, motor Mio DK 4270 CX yang dinaiki tiga orang sempat trek-trekan dan beberapa kali bolak-balik di TKP

Tiga Korban Nekat Naik Satu Motor Boncengan di Jalur Singaraja-Seririt

SINGARAJA, NusaBali
Kecelakaan maut menimpa tiga pemuda putus sekolah ketika motor yang ditunggangi berboncengan menambrak pohon Asem di Jalur Singaraja-Seririt, tepatnya depan Kampus Mapindo, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, Jumat (23/11) dinihari. Akibat kecelakaan ini, dua nyawa melayang, sementara satu korban lagi selamat dari maut dalam kondisi kritis.

Dua pemuda yang tewas mengenaskan di lokasi TKP pasca tabrak pohon, Jumat dinihari sekitar pukul 01.30 Wita, masing-masing Made Lianus, 17 (teruna asal Banjar Kauhan, Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng) dan Putu Juni Yastika, 24 (asal Banjar Anyar, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng). Sedangkan korban yang selamat dari maut dalam kondisi luka parah adalah Kadek Merta Yasa, 22 (pemuda asal Banjar Ambengan, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng).

Informasi di lapangan, saat kecelakaan terjadi, ketiga pemuda ini berboncengan naik satu motor Yamaha Mio DK 4270 CX. Motor ditunggangi Made Lianus, dengan membonceng Putu Juni Yastika dan Kadek Merta Yasa. Ketiga korban naik motor tanpa memakai pelindung kepala (helm). Motor yang mereka tunggangi berboncengan awalnya melaju dari arah timur (Singaraja) menuju Seririt.

Sebelum kejadian, ketiga pemuda ini sempat berkumpul di satu tempat sambil minum minuman beralkohol alias minuman keras (miras). Usai pesta miras, mereka tancap gas ke arah barat di Jalur Singaraja-Seririt. Begitu memasuki lokasi TKP di depan Kampus Mapindo kawasan Desa Anturan, motor korban sempat trek-trekan. Motor yang dinaiki tiga orang berboncengan ini beberapa kali memutar arah (balik-balik) di lokasi.

Tepat sekitar pukul 01.30 Wita, motor Mio DK 4270 CX yang ditunggangi ketiga korban menabrak pohon Asem di sisi utara jalan. Karena benturan cukup keras, ketiga korban terpelanting beberapa meter dari pohon Asem yang ditabrak, sementara motornya ringsek di bagian depan.

Warga yang mengetahui peristiwa maut ini tidak berani memberikan pertolongan. Sampai akhirnya datang petugas Polres Buleleng ke lokasi TKP. Ketiga korban selanjutnya dievakuasi dan dianaikkan ke mobil Pick Up untuk dibawa ke RS Parama Sidhi di Jalan Ahmad Yani Barat Singaraja.

Sayangnya, korban Made Lianus dan Putu Juni Yastika sudah tidak bernyawa saat tiba di RS Parama Sidhi Singaraja. Kedua pemuda putus sekolah ini diperkirakan sudah keburu meninggal di lokasi TKP. Korban Made Lianus tewas mengenaskan dalam kondisi cedera kepala berat, patah tulang paha kanan, dan patah tulang lengan kanan. Sementara korban Putu Juni Yastika tewas mengenaskan dalam kondisi cedera kepala berat dan patah lengan kiri.

Sedangkan korban Kadek Merta Yasa selamat dari maut dalam dalam kondisi luka di bagian kepala, patah lengan kiri, dan benjol bagian dahi. Korban Merta Yasa tiba di rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri. Hingga Jumat sore, pemuda berusia 22 tahun ini masih dalam kondisi kriris di rumah sakit.

Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Putu Diah Kurniawandari, mengatakan pihaknya belum bisa menjelasakan secara rinci kronologis kejadian maut yang merenggut nyawa dua pemuda tersebut. “Kami masih mengumpulkan keterangan. Karena satu korban selamat masih dirawat di rumah sakit, kami belum bisa korek keterangan yang bersangkutan. Masalahnya, koban selamat hingga kini belum sadarkan diri,” terang AKP Putu Diah saat dikonfirmasi NusaBali di Singharaja, Jumat kemarin.

Menurut AKP Putu Diah, berdasakan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, kecelakaan maut yang menimpa tiga pemuda ini terjadi akibat kelalaian dari pengendara. Diperkirakaan laju kendaraannya cukup kencang, ditandai dengan kondisi hancurnya bangkai motor yang hantam pohon Asem. “Ini karena OC (out of control), apalagi ketiganya tidak memakai pelindung kepala,” papar AKP Putu Diah.

Sementara itu, jenazah korban Putu Juni Astika sudah dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Anyar, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, Jumat siang. Pantuan NusaBali, isak tangis keluarga duka mewarnai kedatangan jenazah pemuda berusia 24 tahun ini. Korban Putu Juni Astika merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Ketut Setiawan, 43, dan Kadek Suriani 45. Kedua orangtua korban tampak shock atas kematian tragis putranya.

Menurut ketengan kakak sepupu dari Putu Juni Astika, yakni Putu Ayu, ketiga korban sempat berkumpul di rumahnya, Kamis (22/11) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Sebelum keluar naik motor berboncengan, korban Putu Juni Astika sempat mendatangi rumah Putu Ayu berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya. Ketika itu, korban Juni Astika datang untuk meminta kue, karena akan pergi jauh.

Putu Ayu sendiri sempat bertanya kepada Juni Antara, hendak pergi jauh ke mana? Namun, jawaban dari adik sepupunya itu tetap sama: akan pergi jauh dari rumahnya. “Nak maan ngidih jaje, ngorahang jani gen ngidih jaje lakar luas joh uling jumah. Ketakonin, cai nak engken luas joh, umah caine paak dini (Dia dapat minta jajan, bilangnnya sekarang saja minta jajan karena akan pergi jauh dari rumah. Terus, balik saya tanya, kenapa kamu mau pergi jauh dari rumah, toh rumah kamu di sini juga, Red),” kenang Putu Ayu kepada NusaBali di rumah duka kemarin.

Karena dianggap bercanda, korban Juni Astika sempat disuruh Putu Ayu mengantarnya belanja ke sebuah mini market di Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng. Di mini market tersebut, korban Juni Astika kembali menunjukkan gelagat aneh, di mana dia mencoba sejumlah parfum sambil berkata ‘menggunakan parfum untuk terakhir kalinya’.

Ternyata, tingkah laku aneh tersebut sebagai pertanda niskala bahwa korban Putu Juni Astika akan pergi untuk selama-lamanya. Begitu pulang dari mini market di Desa Tukadmungga, korban Juni Astika pamit keluar bersama dua rekannya naik motor berboncengan. Beberapa jam kemudian, muncul berita duka korban Juni Astika tewas mengenaskan akibat menabrak pohon di depan Kampus Mapindo, Desa Anturan. *k19

Komentar