nusabali

Sosialisasi Pemilu Bergembira, KPU Bali Ngelawar

  • www.nusabali.com-sosialisasi-pemilu-bergembira-kpu-bali-ngelawar

KPU Bali punya cara tersendiri untuk redam memanasnya pesta gong demokrasi Pileg 2019/Pilpres 2019.

DENPASAR, NusaBali

KPU Bali gandeng pengurus parpol, tim kampanye Capres-Cawapres, dan calon anggota DPD RI Dapil Bali untuk ngelawar bersama dalam rangkaian sosialisasi alat peraga kampanye (APK) yang digelar serentak, Jumat (23/11).

Acara ngelawar (membuat masakan khas Bali), Jumat kemarin, digelar di Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar. Sejak pagi pukul 08.00 Wita, sejumlah komisioner KPU Bali dan KPU Kabupaten/Kota se-Bali sudah mebat (meracik) bumbu dan bahan lawar.

Selain komisioner KPU, jajaran pengurus parpol peserta Pemilu 2019 juga ikut terlibat mebat dan ngelawar. Mereka, antara lain, Ketua Bidang OKK DPD Demokrat Bali I Ketut Ridet, Wakil Ketua Bidang Hukum DPD PDIP Bali I Made Suparta, dan Bendahara DPW Perindo Bali Gede Arya Budiman. Incumbent calon DPD RI Dapil Bali, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, juga ikut mebat. Bahkan, Cok Rat ikut turun ta-ngan meracik bumbu lawar untuk disatukan dengan adonan daging yang sudah dihaluskan, sebelum dihidangkan. Sesepuh PDIP asal Puri Satria Denpasar ini bertahan di lokasi sampai acara pembukaan kain tanda sosialisasi APK selesai dilaksanakan.

Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, menyatakan pesta demokrasi harus dibuat gembira dan bahagia. Melupakan perbedaan dalam pilihan, memang susah. Tapi, kalau sudah komitmen, tentu akan terwujud demokrasi yang gembira tanpa gesekan. "Kita tahu pesta demokrasi layaknya sebuah pesta. Tapi, pesta itu harus dibuat gembira dan pesertanya bahagia," ujar Dewa Agung Lidartawan.

Lantas, apa kaitannya dengan ngelawar? Menurut Dewa Lidartawan, di Bali ada tradisi ngelawar yang menciptakan hubungan menyambraya cukup kental. Mebat itu identik dengan kegembiraan dan bahagia. Meebat adalah meracik berbagai bumbu, dijadikan satu komponen hingga tercipta sebuah produk yang rasanya cukup nikmat.

"Nah, filosofi ini kami tuangkan bersama-sama teman KPU dan peserta Pemilu. Ada rasa asin, ada rasa pedas, tapi ketika disatukan rasanya enak. Politik juga sama. Perbedaan dihargai, pesta demokrasi dinikmati sebagai sebuah pesta gembira, maka tidak akan ada gesekan," tandas mantan Ketua KPU Bangli dua kali periode (2008-2013, 2013-2018) ini.

Lidartawan berharap jangan sampai parpol dan peserta Pemilu terjadi gesekan, karena dapat membuat hubungan kekerabatan renggang. Apalagi, sampai tidak aman. Bali sebagai daerah pariwisata, harus dibuat damai. Pesta demokrasi diupayakan tanpa gesekan. Dalam pelaksanaan, semua terdaftar untuk memilih, semua tenang tanpa intimidasi. Apa pun hasilnya, nanti semua menikmati,” jelas Komisioner KPU asal Susut, Bangli ini.

Menurut Lidartawan, begitu sosialisasi dimulai, para calon DPD RI Dapil Bali fotonya dipajang. Semua bersama-sama membuka selubung seremonial tanda mulai dilakukan sosialisasi. "Mulai hari ini (kemarin) sudah dimulai sosialisasi calon peserta Pemilu, dimulai pengibaran bendera parpol," kata Lidartawan.

Sementara itu, petinggi DPD Demokrat Bali, Ketut Ridet, mengapresiasi gerakan KPU Bali yang sudah membuat kegiatan sosialisasi APK dengan konsep budaya. Dengan konsep ini, ada suasana teduh dalam Pemilu nanti. "Ini konsep dengan  kearifan lokal dan bagus untuk meningkatkan rasa menyamabraya," ujar politisi asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.

Paparan senada juga disampaikan petinggi DPD PDIP Bali, Made Suparta. Menurut Suparta, kegiatan ngelawar adalah konsep kearifan lokal yang dalam filosofinya menyatukan perbedaan. "Walaupun dalam Pemilu ini kita punya pilihan berbeda, tentunya persaudaraan tetap yang utama. Perbedaan itu indah, justru harus menjadikan kita dewasa dalam berdemokrasi," ujar politisi senior asal Tabanan mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 2009-2014 ini. *nat

Komentar