Peringati Hari Bhakti PU ke-73, Dinas PU Bali Gelar Aksi Bersih Pantai dan Donor Darah
Serangkaian peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum (PU) ke-73 di Provinsi Bali, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bali menggelar aksi sosial berupa bersih-bersih pantai dan donor darah di kawasan Pantai Mertasari Sanur, Jumat (23/11).
DENPASAR, NusaBali
Peringatan Hari Bhakti PU diharapkan menjadi semangat membangun infrastruktur di Pulau Dewata untuk mempersatukan bangsa. Rangkaian kegiatan peringatan Hari Bhakti PU ke-73 di Provinsi Bali diawali dengan upacara pembukaan yang dilakukan sebelum aksi bersih-bersih pantai, yang ditandai dengan pelepasan balon ke udara. Untuk menghangatkan suasana, jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bali asyik melakukan senam pagi di pinggir pantai. Setelah itu, barulah bersih-bersih dilakukan di sepanjang Pantai Mertasari Sanur. Tidak hanya itu, mereka juga melakukan donor darah di tempat yang sama. Rangkaian kegiatan kemudian akan dilanjutkan dengan penanaman pohon di wilayah Besakih, minggu depan.
Mengambil tema ‘Bangun Infrastruktur Persatukan Bangsa’, infrastruktur diharapkan mampu mendorong konektivitas antar wilayah. “Secara nasional, dengan infrastruktur itu akan membangun konektivitas antar wilayah dan daerah. Setelah adanya konektivitas, tentu akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, pertumbuhan daerah. Terutama dalam arus ekonomi, perputaran barang dan jasa. Itu baru di bidang jalannya saja,” ujar Kepala Dinas PU Bali, Ir I Nyoman Astawa Riadi MSi, di sela aksi bersih pantai, kemarin.
Ia menjelaskan, selain infrastruktur berupa jalan, ada juga infrastruktur lainnya berupa infrastruktur sumber daya air, serta infrastruktur keciptakaryaan sebagai pendukung kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat. “Selain jalan, bidang lainnya seperti ketersediaan sumber daya air juga menjadi bagian dari tugas Dinas PU. Dengan harapan, sesuai konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali, semua infrastruktur bisa untuk mewujudkan konektivitas antar daerah,” katanya.
Sementara itu, di sisi ketersediaan sumber daya air, menurut Kepala Balai Sungai Bali Nusa Penida, Ketut Jayada, Provinsi Bali sudah memiliki empat bendungan yakni Bendungan Palasari, Gerokgak, Bendel, dan Telaga Tunjung. Bendungan tersebut dibuat untuk mengatasi krisis air di Bali yang menjadi hajat hidup masyarakat di Pulau Dewata. “Tahun ini kita launching dua bendungan lagi, yakni di Bendungan Tamblang dan Sidan. Dengan Bendungan Sidan ini, nanti kita akan menjawab kebutuhan air untuk Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan),” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Provinsi Bali, Didik Wahyudi, pembangunan infrastruktur secara menyeluruh berupa jalan, sumber daya air, dan SPAM, adalah satu kesatuan. Misalnya, satu Bendungan Sidan wilayah pelayanannya meliputi daerah Sarbagita. Disinilah konektivitas antar wilayah itu terhubung. “Misalnya saja nanti sumur-sumur yang di Denpasar tidak sustainable lagi, nantinya kita akan bantu supplai dari bendungan itu, yang akan terlayani sampai ke bawah. Melalui infrastruktur ini, kita tidak hanya menghubungkan secara fisik saja, melainkan sosial, budaya, ekonomi dan yang lain,” tandasnya. *ind
Mengambil tema ‘Bangun Infrastruktur Persatukan Bangsa’, infrastruktur diharapkan mampu mendorong konektivitas antar wilayah. “Secara nasional, dengan infrastruktur itu akan membangun konektivitas antar wilayah dan daerah. Setelah adanya konektivitas, tentu akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, pertumbuhan daerah. Terutama dalam arus ekonomi, perputaran barang dan jasa. Itu baru di bidang jalannya saja,” ujar Kepala Dinas PU Bali, Ir I Nyoman Astawa Riadi MSi, di sela aksi bersih pantai, kemarin.
Ia menjelaskan, selain infrastruktur berupa jalan, ada juga infrastruktur lainnya berupa infrastruktur sumber daya air, serta infrastruktur keciptakaryaan sebagai pendukung kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat. “Selain jalan, bidang lainnya seperti ketersediaan sumber daya air juga menjadi bagian dari tugas Dinas PU. Dengan harapan, sesuai konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali, semua infrastruktur bisa untuk mewujudkan konektivitas antar daerah,” katanya.
Sementara itu, di sisi ketersediaan sumber daya air, menurut Kepala Balai Sungai Bali Nusa Penida, Ketut Jayada, Provinsi Bali sudah memiliki empat bendungan yakni Bendungan Palasari, Gerokgak, Bendel, dan Telaga Tunjung. Bendungan tersebut dibuat untuk mengatasi krisis air di Bali yang menjadi hajat hidup masyarakat di Pulau Dewata. “Tahun ini kita launching dua bendungan lagi, yakni di Bendungan Tamblang dan Sidan. Dengan Bendungan Sidan ini, nanti kita akan menjawab kebutuhan air untuk Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan),” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Provinsi Bali, Didik Wahyudi, pembangunan infrastruktur secara menyeluruh berupa jalan, sumber daya air, dan SPAM, adalah satu kesatuan. Misalnya, satu Bendungan Sidan wilayah pelayanannya meliputi daerah Sarbagita. Disinilah konektivitas antar wilayah itu terhubung. “Misalnya saja nanti sumur-sumur yang di Denpasar tidak sustainable lagi, nantinya kita akan bantu supplai dari bendungan itu, yang akan terlayani sampai ke bawah. Melalui infrastruktur ini, kita tidak hanya menghubungkan secara fisik saja, melainkan sosial, budaya, ekonomi dan yang lain,” tandasnya. *ind
1
Komentar