400 Kali Juara I, Pernah Ditawar Rp 2 Miliar
Duka menyelimuti komunitas pencinta burung, khususnya lovebird.
Lovebird Kusumo yang Melegenda Mati
JAKARTA, NusaBali
Lovebird Kusumo, seekor burung lovebird yang melegenda, mati. Lovebird Kusumo sudah jadi legenda karena ratusan kali menjuarai lomba dan pernah ditawar hingga Rp 2 miliar. Kabar itu disampaikan oleh pemilik lovebird Kusumo Sigit Marwanta atau Sigit Wmp, lewat video live di YouTube pada Kamis (22/11). Sigit mengatakan Kusumo mati pada Senin (19/11).
"Kusumo pamitan ke saya waktu itu tidak bisa menemani saya lagi dan kru dalam meramaikan dunia lovebird. Kusumo meninggal sekitar jam 01.43 WIB tanggal 19 November 2018," kata Sigit. Video live itu juga menjadi pengumuman resmi dari Sigit setelah sempat ada status-status sedih dari para kru di sekitar lovebird Kusumo. Dia menyebut lovebird Kusumo yang sudah 7 tahun dipelihara oleh Sigit tidak sakit sebelum mati.
"Kusumo nggak sakit. Meninggalnya nggak sakit, sehat walafiat. Sebelumnya, Kusumo saya pisahin dari itu, dari ternaknya, saya keluarin. Untuk membebaskan Kusumo agar dia keluarin suara lagi," ungkapnya. Sigit menceritakan awal mula dia memelihara Kusumo hingga akhirnya langganan juara.
"Dulu belinya di pasar, lalu kurawat buat lomba. Total sudah hampir 400 kali juara I di event nasional tahun 2014-2017. Yang juara II nggak dihitung," kata Sigit Jumat (23/11) seperti dilansir detik. Ratusan kali juara, lovebird Kusumo jadi legenda di kalangan kicau-mania. Bahkan lovebird Kusumo pernah ditawar untuk dibeli senilai Rp 2 miliar. Tapi Sigit menolaknya.
"Iya (Rp 2 miliar). Bentuknya berupa Alphard, Rubicon, tambah Rp 300 juta. Tapi nggaklah, jangan. Pertama, karena kedekatan, yang ngasih nama kan anakku juga. Kalau kata anakku nggak boleh, ya nggak dilepas. Temanku juga bilang ini buat icon. Ya sudah, sampai kapan pun nggak kulepas," ucapnya.
Salah satu keistimewaan burung ini adalah durasi 'ngekek' yang lama. "Durasinya 258 detik sekali ngekek, sampai 4 menitan. Awalnya saya juga nggak percaya, ternyata pas dibuktikan bisa," kata Sigit.
Selain itu, lovebird Kusumo juga bisa menirukan suara lain di sekitarnya. "Di sampingnya ada suara apa, suara belalang, Kusumo langsung copy paste," sambungnya. Bersikukuh tak melepas lovebird Kusumo pada 2017, Sigit akhirnya tetap harus mengucapkan selamat tinggal kepada burungnya. Kusumo mati mendadak setelah dimandikan Sigit.
"Malam itu aku pulang. Dia kubawa ke sampingku, habis mandi kan. Duduk santai di pendopo. Dia pingin keluar sangkar, tahu-tahu kayak pingin mendekat. Kupegang, lemas, kukira tidur. Tahunya bablas," kisahnya. *
JAKARTA, NusaBali
Lovebird Kusumo, seekor burung lovebird yang melegenda, mati. Lovebird Kusumo sudah jadi legenda karena ratusan kali menjuarai lomba dan pernah ditawar hingga Rp 2 miliar. Kabar itu disampaikan oleh pemilik lovebird Kusumo Sigit Marwanta atau Sigit Wmp, lewat video live di YouTube pada Kamis (22/11). Sigit mengatakan Kusumo mati pada Senin (19/11).
"Kusumo pamitan ke saya waktu itu tidak bisa menemani saya lagi dan kru dalam meramaikan dunia lovebird. Kusumo meninggal sekitar jam 01.43 WIB tanggal 19 November 2018," kata Sigit. Video live itu juga menjadi pengumuman resmi dari Sigit setelah sempat ada status-status sedih dari para kru di sekitar lovebird Kusumo. Dia menyebut lovebird Kusumo yang sudah 7 tahun dipelihara oleh Sigit tidak sakit sebelum mati.
"Kusumo nggak sakit. Meninggalnya nggak sakit, sehat walafiat. Sebelumnya, Kusumo saya pisahin dari itu, dari ternaknya, saya keluarin. Untuk membebaskan Kusumo agar dia keluarin suara lagi," ungkapnya. Sigit menceritakan awal mula dia memelihara Kusumo hingga akhirnya langganan juara.
"Dulu belinya di pasar, lalu kurawat buat lomba. Total sudah hampir 400 kali juara I di event nasional tahun 2014-2017. Yang juara II nggak dihitung," kata Sigit Jumat (23/11) seperti dilansir detik. Ratusan kali juara, lovebird Kusumo jadi legenda di kalangan kicau-mania. Bahkan lovebird Kusumo pernah ditawar untuk dibeli senilai Rp 2 miliar. Tapi Sigit menolaknya.
"Iya (Rp 2 miliar). Bentuknya berupa Alphard, Rubicon, tambah Rp 300 juta. Tapi nggaklah, jangan. Pertama, karena kedekatan, yang ngasih nama kan anakku juga. Kalau kata anakku nggak boleh, ya nggak dilepas. Temanku juga bilang ini buat icon. Ya sudah, sampai kapan pun nggak kulepas," ucapnya.
Salah satu keistimewaan burung ini adalah durasi 'ngekek' yang lama. "Durasinya 258 detik sekali ngekek, sampai 4 menitan. Awalnya saya juga nggak percaya, ternyata pas dibuktikan bisa," kata Sigit.
Selain itu, lovebird Kusumo juga bisa menirukan suara lain di sekitarnya. "Di sampingnya ada suara apa, suara belalang, Kusumo langsung copy paste," sambungnya. Bersikukuh tak melepas lovebird Kusumo pada 2017, Sigit akhirnya tetap harus mengucapkan selamat tinggal kepada burungnya. Kusumo mati mendadak setelah dimandikan Sigit.
"Malam itu aku pulang. Dia kubawa ke sampingku, habis mandi kan. Duduk santai di pendopo. Dia pingin keluar sangkar, tahu-tahu kayak pingin mendekat. Kupegang, lemas, kukira tidur. Tahunya bablas," kisahnya. *
1
Komentar