Kepala Dinas Dikpora Jembrana Tutup Usia
Kadis Dikpora Jembrana I Putu Eka Swarnama alami laka tunggal menabrak pohon, dia selamat, putrinya luka di dekat mata. Saat menjaga putrinya di RSUP Sanglah, Eka Swarnama jatuh sakit hingga tutup usia.
NEGARA, NusaBali
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Jembrana I Putu Eka Swarnama, 46, tutup usia pada Sabtu (24/11) pukul 16.15 Wita. Mantan Camat Melaya asal Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, yang tinggal di Jalan Pandu Gang II Nomor 20, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, ini tutup usia di RSUP Sanglah, Denpasar, setelah menjalani perawatan medis karena kadar gula darah dan tensinya tinggi.
Kabag Humas dan Protokol Sekda Jembrana I Komang Suparta, membenarkan kabar duka tersebut. Menurut dia, Eka Swarnama menjalani perawatan di RSUP Sanglah sejak 4 November 2018 lalu, dan tutup usia semasih masa perawatan, Sabtu (24/11).
“Dirawat dari tanggal 4 November karena gula darah dan tensinya tinggi. Tadi begitu dengar kabar beliau tutup usia, dan saya kroscek melalui beberapa teman, ternyata memang benar,” kata Suparta.
Suparta menjelaskan, Eka Swarnama sampai dirawat di RSUP Sanglah, itu berselang beberapa hari setelah kejadian yang bersangkutan bersama salah satu anaknya, Ni Made Adita Wahyu Putri, 12, mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Umum Denpasar–Gilimanuk, Banjar Tetelan, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (21/10) lalu. Saat kecelakaan tunggal menabrak pohon, Eka Swarnama diketahui selamat tanpa mengalami luka apapun. Namun putrinya mengalami luka robek pada bagian dekat mata kirinya, sehingga putrinya terpaksa dirawat ke RSUP Sanglah.
Nah, saat mendampingi putrinya di RSUP Sanglah itulah Eka Swarnama mengalami gula darah dan tensi tinggi, sehingga juga harus ikut dirawat di RSUP Sanglah.
“Jadi saat mendampingi anaknya itu beliau sakit, dan tiba-tiba beliau tutup usia. Rencananya, jenazah beliau dibawa pulang dari Sanglah malam ini (Sabtu malam), disemayamkan di rumah asalnya di Berawantangi (Desa Tuwed, Kecamatan Melaya),” kata Suparta.
Eka Swarnama pergi selamanya dengan meninggalkan seorang istri, Ni Made Sukeni, dan dua anak (putra-putri). Anak pertamanya, I Putu Aditya Suarnama Giri, 19, kini kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Denpasar, dan Ni Made Adita Wahyu Putri, 12, kelas VI SDK Marsudirini.
“Selain keluarga, kami di Pemkab juga berduka. Saya pribadi memang belum sempat menjenguk beliau waktu dirawat. Tetapi kalau Pak Bupati sempat menjenguk. Saya juga masih koordinasi untuk menjadwalkan Pak Bupati melayat ke rumah duka,” imbuh Suparta.
Sementara di rumah tempal tinggal Eka Swarnama di Jalan Pandu Gang II Nomor 20, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Sabtu malam kemarin, NusaBali bertemu dengan sopir Eka Swarnama, Putu Nimaya, 41, bersama kerabat almarhum. Nimaya mengaku berjaga di rumah tempat tinggal Eka Swarnama, untuk mendampingi dan menjaga putri almarhum, yang belum mengetahui kabar kepergian ayahnya. “Putrinya sekarang masih di dalam. Saya menjaga biar dia tidak tahu dulu (kabar meninggalnya ayahnya, Red),” ucapnya.
Menurut Nimaya, putri almarhum yang sempat menjalani perawatan di RSUP Sanglah pulang ke Jembrana pada Jumat (16/11) lalu. Sedangkan almarhum yang sakit ketika menjaga putrinya, tetap dirawat di RSUP Sanglah.
Saat menjenguk almarhum ketika dirawat di RSUP Sanglah, Nimaya mengaku sama sekali tidak memiliki firasat almarhum akan meninggal dunia. Pasalnya, waktu awal-awal itu, almarhum tampak ceria seperti biasanya. “Beliau kan memang orangnya ramah, murah senyum, dan suka bercanda. Waktu awal itu, beliau terlihat biasa, masih bercanda,” ungkap Nimaya.
Sementara Kasubbag Humas RSUP Sanglah Dewa Ketut Kresna menyatakan, almarhum masuk ICU RSUP Sanglah pada Minggu (4/11). Meninggal pada Sabtu (24/11) pukul 16.15 Wita. “Jenazah sudah dibawa pulang,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Kadisdikpora Jembrana I Putu Eka Swarnama, 46, mengalami kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Jalan Denpasar – Gilimanuk, Banjar Tetelan, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (21/10) siang. Eka Swarnama yang mengemudikan mobil pribadinya, menabrak sebuah pohon di sisi utara jalan, dan membuat sang putri yang diajaknya, Ni Made Adita Wahyu Putri, 12, mengalami luka robek pada bagian dekat mata kiri.
Berdasar informasi, lakalantas tunggal yang dialami Kadisdikpora Jembrana, itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Kejadian bermula ketika Eka Swarnama yang mengemudikan mobil Nissan Serena nopol DK 77 W, bergerak dari arah barat ke timur atau dari arah Gilimanuk menuju Denpasar. Di mana saat itu, Eka Swarnama yang mengajak putrinya, Adita Wahyu Putri, dalam perjalanan pulang ke rumah di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, seusai mengikuti arisan pejabat Pemkab Jembrana yang diadakan di Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Saat perjalanan tersebut, tepatnya ketika memasuki TKP pada Kilometer 111-112, setelah melewati tikungan ke kiri, memasuki jalan turunan lurus dengan kondisi jalan baik dan marka jalan utuh, mobil yang dikemudikan Eka Swarnama tiba-tiba melaju oleng ke kiri. Mobil yang kehilangan kendali, itu pun langsung keluar jalur, dan berhenti setelah menghantam sebatang pohon di areal perkebunan sebelah sisi utara jalan. Meski bagian depan mobil ringsek, Eka Swarnama diketahui selamat tanpa mengalami luka. Namun putrinya yang mengalami benturan, mengalami luka robek pada bagian dekat mata kiri, sehingga harus dilarikan ke IRD RSU Negara.
Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Yoda Widyatmoko, ketika dikonfirmasi Minggu kemarin, membenarkan adanya lakalantas tunggal mobil yang dikemudikan Kadisdikpora Jembrana tersebut. Sesuai hasil pemeriksaan sementara, lakalantas tunggal yang menyebabkan satu korban luka ringan itu, diduga terjadi karena sopir mengemudi dalam keadaan ngantuk. “Kedua korban selamat dalam keadaan sadar. Cuma penumpangnya mengalami luka ringan,” ujarnya.
Sementara Eka Swarnama dikonfirmasi terpisah, mengakui mengalami lakalantas tersebut karena dirinya mengantuk. Ketika memasuki TKP, dia mengaku seketika tertidur, dan kembali tersadar setelah menabrak pohon. “Ya ketiduran. Tadi habis ikut arisan, nyopir sendiri, mengajak anak. Saya sendiri tidak kenapa. Tetapi anak yang luka. Ada luka di dekat mata kirinya, sampai keluar darah. Sekarang masih ditangani di rumah sakit,” ujar mantan Camat Melaya, ini. *ode, ind
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Jembrana I Putu Eka Swarnama, 46, tutup usia pada Sabtu (24/11) pukul 16.15 Wita. Mantan Camat Melaya asal Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, yang tinggal di Jalan Pandu Gang II Nomor 20, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, ini tutup usia di RSUP Sanglah, Denpasar, setelah menjalani perawatan medis karena kadar gula darah dan tensinya tinggi.
Kabag Humas dan Protokol Sekda Jembrana I Komang Suparta, membenarkan kabar duka tersebut. Menurut dia, Eka Swarnama menjalani perawatan di RSUP Sanglah sejak 4 November 2018 lalu, dan tutup usia semasih masa perawatan, Sabtu (24/11).
“Dirawat dari tanggal 4 November karena gula darah dan tensinya tinggi. Tadi begitu dengar kabar beliau tutup usia, dan saya kroscek melalui beberapa teman, ternyata memang benar,” kata Suparta.
Suparta menjelaskan, Eka Swarnama sampai dirawat di RSUP Sanglah, itu berselang beberapa hari setelah kejadian yang bersangkutan bersama salah satu anaknya, Ni Made Adita Wahyu Putri, 12, mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Umum Denpasar–Gilimanuk, Banjar Tetelan, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (21/10) lalu. Saat kecelakaan tunggal menabrak pohon, Eka Swarnama diketahui selamat tanpa mengalami luka apapun. Namun putrinya mengalami luka robek pada bagian dekat mata kirinya, sehingga putrinya terpaksa dirawat ke RSUP Sanglah.
Nah, saat mendampingi putrinya di RSUP Sanglah itulah Eka Swarnama mengalami gula darah dan tensi tinggi, sehingga juga harus ikut dirawat di RSUP Sanglah.
“Jadi saat mendampingi anaknya itu beliau sakit, dan tiba-tiba beliau tutup usia. Rencananya, jenazah beliau dibawa pulang dari Sanglah malam ini (Sabtu malam), disemayamkan di rumah asalnya di Berawantangi (Desa Tuwed, Kecamatan Melaya),” kata Suparta.
Eka Swarnama pergi selamanya dengan meninggalkan seorang istri, Ni Made Sukeni, dan dua anak (putra-putri). Anak pertamanya, I Putu Aditya Suarnama Giri, 19, kini kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Denpasar, dan Ni Made Adita Wahyu Putri, 12, kelas VI SDK Marsudirini.
“Selain keluarga, kami di Pemkab juga berduka. Saya pribadi memang belum sempat menjenguk beliau waktu dirawat. Tetapi kalau Pak Bupati sempat menjenguk. Saya juga masih koordinasi untuk menjadwalkan Pak Bupati melayat ke rumah duka,” imbuh Suparta.
Sementara di rumah tempal tinggal Eka Swarnama di Jalan Pandu Gang II Nomor 20, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Sabtu malam kemarin, NusaBali bertemu dengan sopir Eka Swarnama, Putu Nimaya, 41, bersama kerabat almarhum. Nimaya mengaku berjaga di rumah tempat tinggal Eka Swarnama, untuk mendampingi dan menjaga putri almarhum, yang belum mengetahui kabar kepergian ayahnya. “Putrinya sekarang masih di dalam. Saya menjaga biar dia tidak tahu dulu (kabar meninggalnya ayahnya, Red),” ucapnya.
Menurut Nimaya, putri almarhum yang sempat menjalani perawatan di RSUP Sanglah pulang ke Jembrana pada Jumat (16/11) lalu. Sedangkan almarhum yang sakit ketika menjaga putrinya, tetap dirawat di RSUP Sanglah.
Saat menjenguk almarhum ketika dirawat di RSUP Sanglah, Nimaya mengaku sama sekali tidak memiliki firasat almarhum akan meninggal dunia. Pasalnya, waktu awal-awal itu, almarhum tampak ceria seperti biasanya. “Beliau kan memang orangnya ramah, murah senyum, dan suka bercanda. Waktu awal itu, beliau terlihat biasa, masih bercanda,” ungkap Nimaya.
Sementara Kasubbag Humas RSUP Sanglah Dewa Ketut Kresna menyatakan, almarhum masuk ICU RSUP Sanglah pada Minggu (4/11). Meninggal pada Sabtu (24/11) pukul 16.15 Wita. “Jenazah sudah dibawa pulang,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Kadisdikpora Jembrana I Putu Eka Swarnama, 46, mengalami kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Jalan Denpasar – Gilimanuk, Banjar Tetelan, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (21/10) siang. Eka Swarnama yang mengemudikan mobil pribadinya, menabrak sebuah pohon di sisi utara jalan, dan membuat sang putri yang diajaknya, Ni Made Adita Wahyu Putri, 12, mengalami luka robek pada bagian dekat mata kiri.
Berdasar informasi, lakalantas tunggal yang dialami Kadisdikpora Jembrana, itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Kejadian bermula ketika Eka Swarnama yang mengemudikan mobil Nissan Serena nopol DK 77 W, bergerak dari arah barat ke timur atau dari arah Gilimanuk menuju Denpasar. Di mana saat itu, Eka Swarnama yang mengajak putrinya, Adita Wahyu Putri, dalam perjalanan pulang ke rumah di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, seusai mengikuti arisan pejabat Pemkab Jembrana yang diadakan di Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Saat perjalanan tersebut, tepatnya ketika memasuki TKP pada Kilometer 111-112, setelah melewati tikungan ke kiri, memasuki jalan turunan lurus dengan kondisi jalan baik dan marka jalan utuh, mobil yang dikemudikan Eka Swarnama tiba-tiba melaju oleng ke kiri. Mobil yang kehilangan kendali, itu pun langsung keluar jalur, dan berhenti setelah menghantam sebatang pohon di areal perkebunan sebelah sisi utara jalan. Meski bagian depan mobil ringsek, Eka Swarnama diketahui selamat tanpa mengalami luka. Namun putrinya yang mengalami benturan, mengalami luka robek pada bagian dekat mata kiri, sehingga harus dilarikan ke IRD RSU Negara.
Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Yoda Widyatmoko, ketika dikonfirmasi Minggu kemarin, membenarkan adanya lakalantas tunggal mobil yang dikemudikan Kadisdikpora Jembrana tersebut. Sesuai hasil pemeriksaan sementara, lakalantas tunggal yang menyebabkan satu korban luka ringan itu, diduga terjadi karena sopir mengemudi dalam keadaan ngantuk. “Kedua korban selamat dalam keadaan sadar. Cuma penumpangnya mengalami luka ringan,” ujarnya.
Sementara Eka Swarnama dikonfirmasi terpisah, mengakui mengalami lakalantas tersebut karena dirinya mengantuk. Ketika memasuki TKP, dia mengaku seketika tertidur, dan kembali tersadar setelah menabrak pohon. “Ya ketiduran. Tadi habis ikut arisan, nyopir sendiri, mengajak anak. Saya sendiri tidak kenapa. Tetapi anak yang luka. Ada luka di dekat mata kirinya, sampai keluar darah. Sekarang masih ditangani di rumah sakit,” ujar mantan Camat Melaya, ini. *ode, ind
Komentar