Gunung Sampah TPA Bengkala Terbakar
Ke depan akan dilakukan upaya pencegahan, seperti penambahan personel, perbaikan sumur bor dan pagar keliling TPA.
SINGARAJA, NusaBali
Gunung sampah di bagian selatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala yang berlokasi di Banjar Dinas Alasa Arum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Sabtu (24/11) pukul 03.00 Wita terbakar. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang menghanguskan tumpukan sampah seluas 4 are dan tinggi 10 meter itu. Beruntung petugas pemadam kebakaran berhasil menjinakkan api selama tujuh jam penanganan.
Peristiwa kebakaran itu disebut penjaga TPA, Wayan Tarsa, 53, warga Desa Bungkulan mengatakan api diketahuinya sudah menyala pada pukul 03.00 Wita. Awalnya api hanya menyala pada lereng gunung sampah dengan volume kecil. Tetapi beberapa saat kemudian dengan cepat menyebar setelah terdengar bunyi letusan menyerupai mercon.
“Saya tadi dibangunkan tetangga, awalnya kecil, tapi setelah ada bunyi ledakan seperti mercon langsung membesar, saya langsung cari pemadam kebakaran pos Kubutambahan, karena tak ada selang juga pakai nyiram,” ujarnya. Tarsa yang bertugas 24 jam di TKA Bengkala pun mengaku tak megetahui pasti penyebab kebakaran itu. Hanya saja ia curiga dengan bekas pembakaran sampah di lahan yang berselebahan dengan TPA, yang berkontak langsung dengan gas metan dari gunung sampah.
“Kemarin sore pemilik lahan sempat bakar sampah, sudah dimatikan dan disiram, tapi malamnya nyala lagi ban karet di samping tempat pembakaran. Mungkin disedot sama gas metannya,” imbuhnya. Kebakaran yang terjadi di TPA Bengkala pun disaksikan Tarsa tak hanya terjadi kali ini. Kebakaran selalu terjadi terutama saat kemarau panjang yang hampir setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2013 tercatat sebagai kebakaran paling besar yang menghanguskan setengah lebih gunung sampah TPA Bengkala dengan luas total 4 hektare.
Atas laporan itu petugas pemadam kebakaran Pos Kutambahan langsung melakukan penanganan dengan dua unit armada. Selain itu proses pemadaman api juga dibantu dua unit mobil tangki milik Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Gede Sugiartha Widiada, yang hadir langsung di TKP, mengatakan upaya memadamkan api di gunung sampah memang cukup alot. “Karena tumpukan sampah tinggi, jadi api kita padamkan di luar asapnya masih saja mengepul, kemungkinan yang di dalam masih menyala, tapi kami juga dibantu memadamkan api dengan penimbunan tanah dengan ekscavator,” katanya.
Air baru selesai disemprotkan ke gunung sampah yang terbakar sekitar pukul 10.30 Wita dengan menghabiskan total 12 tangki air. Namun meski sudah dihentikan, karena asapnya masih ada yang mengepul, TPA Bengkala, masih dalam pengawasan Dinas Pemadam Kebakaran. Sejumlah personel Damkar pun masih siaga di pos masing-masing dan siap meluncur ketika ada nyala api di TPA Bengkala.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, tak menampik jika kejadian kebakaran di TPA terluas di Buleleng itu memang sering terjadi. Ariadi mengaku kedepannya akan menyusun langkah antisipasi pencegahan kebakaran gunung sampah di TPA-nya. Seperti penambahan petugas yang stand by di sana. Ia juga akan memperbaiki sumur bor dan memasang pagar keliling di sekitar TPA, yang selama ini belum berfungsi maksimal. *k23
Gunung sampah di bagian selatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala yang berlokasi di Banjar Dinas Alasa Arum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Sabtu (24/11) pukul 03.00 Wita terbakar. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang menghanguskan tumpukan sampah seluas 4 are dan tinggi 10 meter itu. Beruntung petugas pemadam kebakaran berhasil menjinakkan api selama tujuh jam penanganan.
Peristiwa kebakaran itu disebut penjaga TPA, Wayan Tarsa, 53, warga Desa Bungkulan mengatakan api diketahuinya sudah menyala pada pukul 03.00 Wita. Awalnya api hanya menyala pada lereng gunung sampah dengan volume kecil. Tetapi beberapa saat kemudian dengan cepat menyebar setelah terdengar bunyi letusan menyerupai mercon.
“Saya tadi dibangunkan tetangga, awalnya kecil, tapi setelah ada bunyi ledakan seperti mercon langsung membesar, saya langsung cari pemadam kebakaran pos Kubutambahan, karena tak ada selang juga pakai nyiram,” ujarnya. Tarsa yang bertugas 24 jam di TKA Bengkala pun mengaku tak megetahui pasti penyebab kebakaran itu. Hanya saja ia curiga dengan bekas pembakaran sampah di lahan yang berselebahan dengan TPA, yang berkontak langsung dengan gas metan dari gunung sampah.
“Kemarin sore pemilik lahan sempat bakar sampah, sudah dimatikan dan disiram, tapi malamnya nyala lagi ban karet di samping tempat pembakaran. Mungkin disedot sama gas metannya,” imbuhnya. Kebakaran yang terjadi di TPA Bengkala pun disaksikan Tarsa tak hanya terjadi kali ini. Kebakaran selalu terjadi terutama saat kemarau panjang yang hampir setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2013 tercatat sebagai kebakaran paling besar yang menghanguskan setengah lebih gunung sampah TPA Bengkala dengan luas total 4 hektare.
Atas laporan itu petugas pemadam kebakaran Pos Kutambahan langsung melakukan penanganan dengan dua unit armada. Selain itu proses pemadaman api juga dibantu dua unit mobil tangki milik Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Gede Sugiartha Widiada, yang hadir langsung di TKP, mengatakan upaya memadamkan api di gunung sampah memang cukup alot. “Karena tumpukan sampah tinggi, jadi api kita padamkan di luar asapnya masih saja mengepul, kemungkinan yang di dalam masih menyala, tapi kami juga dibantu memadamkan api dengan penimbunan tanah dengan ekscavator,” katanya.
Air baru selesai disemprotkan ke gunung sampah yang terbakar sekitar pukul 10.30 Wita dengan menghabiskan total 12 tangki air. Namun meski sudah dihentikan, karena asapnya masih ada yang mengepul, TPA Bengkala, masih dalam pengawasan Dinas Pemadam Kebakaran. Sejumlah personel Damkar pun masih siaga di pos masing-masing dan siap meluncur ketika ada nyala api di TPA Bengkala.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, tak menampik jika kejadian kebakaran di TPA terluas di Buleleng itu memang sering terjadi. Ariadi mengaku kedepannya akan menyusun langkah antisipasi pencegahan kebakaran gunung sampah di TPA-nya. Seperti penambahan petugas yang stand by di sana. Ia juga akan memperbaiki sumur bor dan memasang pagar keliling di sekitar TPA, yang selama ini belum berfungsi maksimal. *k23
1
Komentar