JRX SID: Bali Prison Music Festival 2018 Ada untuk ‘Memanusiakan Manusia’
Pada perhelatan musik pertama di Indonesia bagi warga binaan lapas ini, JRX SID hadir sebagai juri untuk memilih talenta terbaik dari grup band yang tampil dari seluruh lapas di Bali.
MANGUPURA, NusaBali
Sebuah gebrakan baru telah dicetuskan oleh Lapas Kelas II A Kerobokan melalui sebuah ajang kompetisi musik bagi warga binaan lapas se-Bali yang bertajuk ‘Bali Prison Music Competition 2018.’ Ajang tersebut juga digadang-gadang sebagai festival musik pertama untuk warga binaan lapas di Indonesia.
Pada ajang kompetisi musik yang digelar pada Sabtu (24/11) di Lapas Kelas II A Kerobokan, hadir pula salah satu pentolan dari band SID (Superman is Dead) yang telah mendunia, yaitu JRX (red: Jerink) SID. Dalam kesempatan tersebut, JRX tampak hadir seorang diri untuk memenuhi undangan sebagai dewan juri.
JRX hadir dengan stelan kemeja merah jambu dibalut vest dan celana abu, beserta topi yang menjadi ciri khas JRX. Kedatangannya pun seketika diserbu oleh awak media. Buru-buru JRX menempatkan dan memfokuskan diri, “Di sini kapasitas saya sebagai dewan juri untuk menilai penampilan peserta, attitude di panggung, juga lirik lagu ciptaan sendiri dari para peserta,” tegas JRX.
Kehadiran JRX kali ini juga tidak lain karena dirinya telah bekerja sama dengan pihak Lapas Kerobokan terkait proyek Rumble dan para warga binaan dalam ‘Memanusiakan Manusia’ dengan memberdayakan warga binaan lapas untuk berkreasi menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai jual dalam berbentuk pakaian.
Ketika ditanya mengenai pandangannya tentang Bali Prison Music Festival 2018 ini, JRX pun mengungkapkan dukungan dan apresiasinya terkait acara tersebut.
“Ke depannya, kalau sekarang kan prison festivalnya saja, selanjutnya kan agendanya bisa lebih luas, tidak hanya musik saja, tetapi bidang seni yang lain. Bagus sekali, seperti saya mengutip beberapa kata-kata dari Ajik Anom tadi sebagai penggagas acara ini. Beliau suka dengan konsep seni bisa membebaskan manusia, jadi musik itu bisa membebaskan manusia. Konsep itu juga sangat erat dengan konsep memanusiakan manusia. Ini proses besar untuk menjadi manusia yang sesungguhnya karena kita kan selama ini terjebak oleh stigma, itu sih kalau menurut saya,” papar JRX pada awak media.
JRX juga berpendapat bahwa warga lapas juga bisa melebarkan sayap dalam hal bermusik, asal dapat mengemas diri dengan baik serta dimanajemeni oleh orang yang tepat, maka cita-cita itu pun akan terwujud.
“Yang jelas, selama mereka bisa mengemas diri dengan baik dan didukung dengan manajemen yang baik, mereka sangat gampang dijual dalam tanda kutip. Di Indonesia masih sangat jarang, sebuah band yang berproses dan terbentuk di dalam lapas. Antrabez adalah salah satu yang telah mewujudkan itu, dan mereka sudah pernah manggung di mana-mana dan sudah cukup dikenal. Jadi, semoga ajang ini dapat melahirkan Antrabez-Antrabez yang baru,” tutup JRX mantap *ph
1
Komentar