FENG-SHUI : Keseimbangan Yin Yang Dalam Masakan
HARMONI Feng Shui tentu saja tidak hanya sebatas bagaimana mengatur ruang dan perabot rumah tangga, memilih warna, atau menentukan arah hadap bangunan.
Feng Shui mengandung kaidah yang lebih daripada itu. Termasuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dari setiap bahan makanan yang akan disajikan atau disantap.
Makanan yang baik adalah makanan yang tidak sekadar lezat, tetapi juga bagaimana kandungan zat yang ada di dalamnya mampu menjaga keseimbangan rasa, suhu, energi, dan keindahannya sehingga tubuh mudah menerima.
Anda mungkin sering mendengar energi Yin dan Yang dalam Feng Shui. Secara harfiah, masyarakat China menterjemahkan dua kata tersebut sebagai sisi gelap dan sisi terang pada sebuah bukit. Namun, sebagaimana masyarakat China yang begitu percaya pada kekuatan alam, Yin dan Yang menjadi kata yang bermakna filosofis. Yin dan Yang diibaratkan sebagai dua kekuatan energi alam semesta, seperti air dan api, energi dingin dan panas, energi positif dan negatif, bahkan hingga jenis kelamin, pria dan wanita.
Yin dan Yang bisa dimaknai sebagai dua kekuatan alam yang saling berlawanan. Namun, secara filosofis dua kekuatan ini tidak serta merta dilihat sebagai kekuatan yang bertentangan, tetapi juga dianggap saling mendukung atau saling membutuhkan. Filosofi China kuno meyakini bahwa beragam persoalan yang muncul bukanlah karena adanya dua kekuatan energi yang saling berlawanan, melainkan adalah karena tidak adanya kemampuan menjaga keseimbangan antara dua kekuatan yang saling berlawanan tadi. Begitu juga halnya dengan sakit penyakit. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan dalam menjaga keseimbangan antara dua energi di dalam tubuh. Atau, dengan kata lain ada salah satu energi yang mendominasi energi lainnya.
Harmoni Dalam Masakan
Bagaimana hubungan antara Yin dan Yang dengan makanan yang kita santap? Sebenarnya tidak jauh berbeda. Pada dasarnya, keharmonisan adalah hal yang paling penting terjadi dalam segala hal. Termasuk dalam masalah masakan. Apabila Anda adalah penggemar masakan China, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana masakan tersebut tersaji? Coba perhatikan bagaimana masakan China tersebut selalu menjaga keseimbangan dan keharmonisan pada rasa, pada warna, dan pada tekstur makanan yang disajikan. Mungkin Anda pernah memperhatikan bagaimana sawi hijau atau sayuran yang serba hijau lainnya selalu tersaji dalam setiap masakan China. Sekilas Anda boleh saja menyebut itu sebagai penghias. Tapi, itulah siasat para ahli masak China dalam menyajikan keseimbangan dalam bahan makanan yang dimasak dengan sajian hijau segar.
Jika para ahli masak China begitu teliti dalam menghadirkan keseimbangan energi Yin dan Yang, demikian pula halnya dengan para praktisi pengobatan dan gizi China. Bahkan untuk soal ini, mereka bisa disebut jauh lebih teliti. Ambil contoh problematika diet yang langsung berhubungan dengan tubuh. Orang sering mengartikan bahwa diet adalah upaya pemeliharaan tubuh dengan cara yang sederhana, yaitu mengurangi makan. Padahal, cara ini tidaklah sepenuhnya benar. Bagi para praktisi gizi China, diet berarti bagaimana menyeimbangkan kandungan zat makanan (yang menyimpan energi Yin dan Yang dalam tubuh). Makanan yang cenderung dingin, misalnya, dipercaya sebagai perwujudan energi Yin. Sebaliknya, makanan jenis hangat atau panas sudah tentu mewakili energi Yang. *
Makanan yang baik adalah makanan yang tidak sekadar lezat, tetapi juga bagaimana kandungan zat yang ada di dalamnya mampu menjaga keseimbangan rasa, suhu, energi, dan keindahannya sehingga tubuh mudah menerima.
Anda mungkin sering mendengar energi Yin dan Yang dalam Feng Shui. Secara harfiah, masyarakat China menterjemahkan dua kata tersebut sebagai sisi gelap dan sisi terang pada sebuah bukit. Namun, sebagaimana masyarakat China yang begitu percaya pada kekuatan alam, Yin dan Yang menjadi kata yang bermakna filosofis. Yin dan Yang diibaratkan sebagai dua kekuatan energi alam semesta, seperti air dan api, energi dingin dan panas, energi positif dan negatif, bahkan hingga jenis kelamin, pria dan wanita.
Yin dan Yang bisa dimaknai sebagai dua kekuatan alam yang saling berlawanan. Namun, secara filosofis dua kekuatan ini tidak serta merta dilihat sebagai kekuatan yang bertentangan, tetapi juga dianggap saling mendukung atau saling membutuhkan. Filosofi China kuno meyakini bahwa beragam persoalan yang muncul bukanlah karena adanya dua kekuatan energi yang saling berlawanan, melainkan adalah karena tidak adanya kemampuan menjaga keseimbangan antara dua kekuatan yang saling berlawanan tadi. Begitu juga halnya dengan sakit penyakit. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan dalam menjaga keseimbangan antara dua energi di dalam tubuh. Atau, dengan kata lain ada salah satu energi yang mendominasi energi lainnya.
Harmoni Dalam Masakan
Bagaimana hubungan antara Yin dan Yang dengan makanan yang kita santap? Sebenarnya tidak jauh berbeda. Pada dasarnya, keharmonisan adalah hal yang paling penting terjadi dalam segala hal. Termasuk dalam masalah masakan. Apabila Anda adalah penggemar masakan China, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana masakan tersebut tersaji? Coba perhatikan bagaimana masakan China tersebut selalu menjaga keseimbangan dan keharmonisan pada rasa, pada warna, dan pada tekstur makanan yang disajikan. Mungkin Anda pernah memperhatikan bagaimana sawi hijau atau sayuran yang serba hijau lainnya selalu tersaji dalam setiap masakan China. Sekilas Anda boleh saja menyebut itu sebagai penghias. Tapi, itulah siasat para ahli masak China dalam menyajikan keseimbangan dalam bahan makanan yang dimasak dengan sajian hijau segar.
Jika para ahli masak China begitu teliti dalam menghadirkan keseimbangan energi Yin dan Yang, demikian pula halnya dengan para praktisi pengobatan dan gizi China. Bahkan untuk soal ini, mereka bisa disebut jauh lebih teliti. Ambil contoh problematika diet yang langsung berhubungan dengan tubuh. Orang sering mengartikan bahwa diet adalah upaya pemeliharaan tubuh dengan cara yang sederhana, yaitu mengurangi makan. Padahal, cara ini tidaklah sepenuhnya benar. Bagi para praktisi gizi China, diet berarti bagaimana menyeimbangkan kandungan zat makanan (yang menyimpan energi Yin dan Yang dalam tubuh). Makanan yang cenderung dingin, misalnya, dipercaya sebagai perwujudan energi Yin. Sebaliknya, makanan jenis hangat atau panas sudah tentu mewakili energi Yang. *
1
Komentar