Kornelis Raih Emas di China
Kami tetap bersyukur atas hasil ini. Karena tiga petinju semuanya meraih medali. Meskipun satu emas lepas dan harus puas dengan perak.
DENPASAR, NusaBali
Petinju andalan Bali Kornelis Kwangu Langu meraih medali emas di kelas 56 kg pada Kejuaraan AIBA Open Boxing 2018. Selain Kornelis, petinju putri Beatrik Sugoro kelas 51 kg dari Kalimantan Selatan juga merebut medali emas di kejuaraan tersebut.
Di final, Kornelis mengalahkan petinju tuan rumah Chen Jianheng, sedangkan Beatricx Sugoro menang atas petinju Singapura Danisha Mathialagan. Sedangkan Gregorius Gheda Dende (kelas 64 kg) yang juga dari Pertina Denpasar harus puas meraih medali perak. Setelah di final karena kalah dari petinju tuan rumah China, Jiang Fujie.
Dengan demikian Indonesia meraih dua emas dan satu perak dalam kejuaraan tinju bertajuk 'The Belt and Road China-ASEAN Boxing Championship’ di Kota Nanning, Guangxi, China, Sabtu (24/11) -Minggu (25/11) malam.
Manajer Tim Indonesia yang juga Ketua Pertina Denpasar, Made Muliawan Arya atau De Gadjah, saat dikonfirmasi Senin (26/11) mengakui, timnya pulang membawa dua emas dan satu perak.
"Kornelis dan Beatrix Suguro (putri) meraih medali emas, sedangkan Gregorius dapat perak," ucap De Gadjah.
Menurut De Gadjah, kejuaraan ini memang diperuntukkan para petinju amatir terbaik di Asia. Menurutnya, Kornelis sejatinya turun di kelas 49 kg, namun di China naik kelas, yakni di kelas 56 kg.
Dengan perjuangan berat, Kornelis yang merupakan petinju peringkat keempat Asia ini lolos di partai final dan menang selama tiga ronde. Sedangkan rekannya dari Bali, Gregorius Gheda Dende (64 kg).
"Kami tetap bersyukur dengan hasil ini. Karena dari tiga petinju yang kami bawa semuanya meraih medali. Meskipun satu medali emas lepas dan harus puas dengan perak. Yang jelas disana perjuangannya sangat berat," beber De Gadjah.
Bahkan pada awal keberangkatan ke China hanya dikasi tahu oleh Pertina pusat satu minggu menjelang kejuaraan. Diberikan kesempatan membawa tiga petinju yang dinilai berpotensi meraih prestasi. Sebab sejak awal tanpa ditarget meraih medali. Hal itu karena melihat rivalitas petinju China, Filipina dan Thailand. Tiga negara itu memiliki petinju hebat-hebat.
"Bayangan saya, kami anggap sparing saja di China. Karena petinju Bali memang persiapan Kejurnas. Lawan disana postur tubuhnya lebih tinggi dari petinju kita. Karena Kornelis dan Gorius latihan rutin jadi mereka siap tampil saja. Syukurlah dapat medali," kata De Gadjah. *dek
Petinju andalan Bali Kornelis Kwangu Langu meraih medali emas di kelas 56 kg pada Kejuaraan AIBA Open Boxing 2018. Selain Kornelis, petinju putri Beatrik Sugoro kelas 51 kg dari Kalimantan Selatan juga merebut medali emas di kejuaraan tersebut.
Di final, Kornelis mengalahkan petinju tuan rumah Chen Jianheng, sedangkan Beatricx Sugoro menang atas petinju Singapura Danisha Mathialagan. Sedangkan Gregorius Gheda Dende (kelas 64 kg) yang juga dari Pertina Denpasar harus puas meraih medali perak. Setelah di final karena kalah dari petinju tuan rumah China, Jiang Fujie.
Dengan demikian Indonesia meraih dua emas dan satu perak dalam kejuaraan tinju bertajuk 'The Belt and Road China-ASEAN Boxing Championship’ di Kota Nanning, Guangxi, China, Sabtu (24/11) -Minggu (25/11) malam.
Manajer Tim Indonesia yang juga Ketua Pertina Denpasar, Made Muliawan Arya atau De Gadjah, saat dikonfirmasi Senin (26/11) mengakui, timnya pulang membawa dua emas dan satu perak.
"Kornelis dan Beatrix Suguro (putri) meraih medali emas, sedangkan Gregorius dapat perak," ucap De Gadjah.
Menurut De Gadjah, kejuaraan ini memang diperuntukkan para petinju amatir terbaik di Asia. Menurutnya, Kornelis sejatinya turun di kelas 49 kg, namun di China naik kelas, yakni di kelas 56 kg.
Dengan perjuangan berat, Kornelis yang merupakan petinju peringkat keempat Asia ini lolos di partai final dan menang selama tiga ronde. Sedangkan rekannya dari Bali, Gregorius Gheda Dende (64 kg).
"Kami tetap bersyukur dengan hasil ini. Karena dari tiga petinju yang kami bawa semuanya meraih medali. Meskipun satu medali emas lepas dan harus puas dengan perak. Yang jelas disana perjuangannya sangat berat," beber De Gadjah.
Bahkan pada awal keberangkatan ke China hanya dikasi tahu oleh Pertina pusat satu minggu menjelang kejuaraan. Diberikan kesempatan membawa tiga petinju yang dinilai berpotensi meraih prestasi. Sebab sejak awal tanpa ditarget meraih medali. Hal itu karena melihat rivalitas petinju China, Filipina dan Thailand. Tiga negara itu memiliki petinju hebat-hebat.
"Bayangan saya, kami anggap sparing saja di China. Karena petinju Bali memang persiapan Kejurnas. Lawan disana postur tubuhnya lebih tinggi dari petinju kita. Karena Kornelis dan Gorius latihan rutin jadi mereka siap tampil saja. Syukurlah dapat medali," kata De Gadjah. *dek
1
Komentar