Subak Padanggalak Dirancang Jadi Sekolah Alam
Subak Padanggalak yang berada di sebelah timur Desa Wisata Kertalangu, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur dirancang sebagai tempat sekolah alam.
DENPASAR, NusaBali
Pemakaian subak tersebut sebagai tempat belajar siswa TK dan SD di Denpasar karena merupakan pelopor pertama sebagai tempat edukasi bagi siswa untuk mengenalkan alam sejak dini. Hal itu diungkapkan Perbekel Kesiman Kertalangu, I Made Suena, ditemui di sela menghadiri evaluasi TP PKK di Kelurahan Kesiman, Senin (26/11). Menurut Suena, penataan pada subak tersebut sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2016 lalu. Namun, untuk pelaksanaan edukasi yang akan dilakukan baru dirancang realisasinya pada 2019 mendatang. Tempat itu dipilih kata dia, karena penataan subak Padanggalak pertama kalinya ada di kawasan itu, sebagai tempat edukasi bagi siswa.
Sistem subak yang ada di kawasan itu nantinya dikonsepkan lebih banyak memberi pengetahuan tentang irigasi. Siswa akan diperkenalkan dengan pematang sawah (pundukan), pengempelan, gerugan, sampai nama-nama alat yang digunakan dalam mengolah areal persawahan agar siap ditanam bibit padi secara tradisional.
Dengan begitu, para siswa yang belajar di kawasan itu menjadi lebih paham tentang subak. Tidak sekedar melihat, namun juga akan dipandu langsung oleh pengurus subak tersebut. "Saat ini kita kembali tata Subak Padanggalak itu dengan melibatkan pengurus subak (pekaseh). Karena setiap siswa melakukan kelas alam di sana agar dijelaskan secara rinci apa saja komponen yang ada di sistem subak," terangnya.
Suena menambahkan, keseluruhan kawasan subak saat ini seluas 80 hektare. Panjang jogging track yang sudah dibangun di kawasan itu 1,5 kilometer. Sepanjang pinggiran jogging track itulah pihaknya akan mengisi sistem irigasi tersebut, sehingga sambil berjalan bisa dijelaskan langsung oleh pemandu dari pekaseh.
"Pada beberapa titik sepanjang jalan itu juga kita akan tanam pohon dan tanaman yang biasanya ditemui di persawahan. Tetapi kami utamakan tanaman yang sering digunakan bahan pelengkap upakara. Ini juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan siswa. Selain teori mereka juga dapat secara langsung melihat atau praktiknya," ucap dia.
Launching subak tersebut sebagai tempat edukasi siswa akan dilakukan di awal tahun 2019. Pihaknya merencanakan bekerjasama dengan 10 sekolah dasar negeri maupun swasta yang ada di desa setempat. Begitu juga dengan sekolah Taman Kanak-Kanak yang akan dijadwalkan setiap akhir pekan secara bergantian.
"Kalau untuk pesertanya kita sudah didukung oleh sekolah SD dan TK di lingkungan desa. Kita fokuskan dulu dari desa terlebih dahulu, secara bertahal baru kita buka untuk umum. Selain nama-nama alat dan tempat pada persawahan, dari pemandu juga akan ada menjelaskan proses upacara yang dilakukan di persawahan. Mulai dari membuat bibit padi sampai upacara setelah panen padi," imbuh Suena. *mi
Pemakaian subak tersebut sebagai tempat belajar siswa TK dan SD di Denpasar karena merupakan pelopor pertama sebagai tempat edukasi bagi siswa untuk mengenalkan alam sejak dini. Hal itu diungkapkan Perbekel Kesiman Kertalangu, I Made Suena, ditemui di sela menghadiri evaluasi TP PKK di Kelurahan Kesiman, Senin (26/11). Menurut Suena, penataan pada subak tersebut sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2016 lalu. Namun, untuk pelaksanaan edukasi yang akan dilakukan baru dirancang realisasinya pada 2019 mendatang. Tempat itu dipilih kata dia, karena penataan subak Padanggalak pertama kalinya ada di kawasan itu, sebagai tempat edukasi bagi siswa.
Sistem subak yang ada di kawasan itu nantinya dikonsepkan lebih banyak memberi pengetahuan tentang irigasi. Siswa akan diperkenalkan dengan pematang sawah (pundukan), pengempelan, gerugan, sampai nama-nama alat yang digunakan dalam mengolah areal persawahan agar siap ditanam bibit padi secara tradisional.
Dengan begitu, para siswa yang belajar di kawasan itu menjadi lebih paham tentang subak. Tidak sekedar melihat, namun juga akan dipandu langsung oleh pengurus subak tersebut. "Saat ini kita kembali tata Subak Padanggalak itu dengan melibatkan pengurus subak (pekaseh). Karena setiap siswa melakukan kelas alam di sana agar dijelaskan secara rinci apa saja komponen yang ada di sistem subak," terangnya.
Suena menambahkan, keseluruhan kawasan subak saat ini seluas 80 hektare. Panjang jogging track yang sudah dibangun di kawasan itu 1,5 kilometer. Sepanjang pinggiran jogging track itulah pihaknya akan mengisi sistem irigasi tersebut, sehingga sambil berjalan bisa dijelaskan langsung oleh pemandu dari pekaseh.
"Pada beberapa titik sepanjang jalan itu juga kita akan tanam pohon dan tanaman yang biasanya ditemui di persawahan. Tetapi kami utamakan tanaman yang sering digunakan bahan pelengkap upakara. Ini juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan siswa. Selain teori mereka juga dapat secara langsung melihat atau praktiknya," ucap dia.
Launching subak tersebut sebagai tempat edukasi siswa akan dilakukan di awal tahun 2019. Pihaknya merencanakan bekerjasama dengan 10 sekolah dasar negeri maupun swasta yang ada di desa setempat. Begitu juga dengan sekolah Taman Kanak-Kanak yang akan dijadwalkan setiap akhir pekan secara bergantian.
"Kalau untuk pesertanya kita sudah didukung oleh sekolah SD dan TK di lingkungan desa. Kita fokuskan dulu dari desa terlebih dahulu, secara bertahal baru kita buka untuk umum. Selain nama-nama alat dan tempat pada persawahan, dari pemandu juga akan ada menjelaskan proses upacara yang dilakukan di persawahan. Mulai dari membuat bibit padi sampai upacara setelah panen padi," imbuh Suena. *mi
1
Komentar