Polisi Cari Dalang Persekusi di Yayasan Dwijendra
Kericuhan dan persekusi pengurus baru di Yayasan Dwijendra yang dilakukan ratusan siswa pada, Rabu (14/11) lalu masih didalami Polsek Denpasar Timur.
DENPASAR, NusaBali
Polisi sendiri diminta tidak membidik siswa sebagai tersangka melainkan mencari dalang di balik aksi anarkis ratusan siswa tersebut. Kapolsek Denpasar Timur, AKP N Karang Adiputra yang dikonfirmasi mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait aksi kericuhan dan persekusi di Yayasan Dwijendra tersebut. Sebanyak 7 saksi sudah dilakukan pemeriksaan namun sampai saat ini belum menetapkan tersangka. “Masih dikembangkan lagi penyelidikannya,” tegas AKP Karang.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan mengatakan dirinya yakin jika aksi persekusi terhadap pengurus Yayasan Dwijendra tersebut sudah direncanakan sebelumnya. Apalagi sebelum kedatangan pengurus yang baru, sudah disiapkan spanduk hingga yel-yel menuding pengurus yayasan yang baru sebagai koruptor.
Untuk itulah Wirawan meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan meNcari aKtor intelektualnya. Karena kericuhan tersebut sangat merugikan nama baik Yayasan yang sudah berdiri sejak 1953 sebagai lembaga pendidikan berbasis Hindu yang pertama ada di Indonesia. “Harus dicari aktor intelektualnya yang menggerakkan siswa hingga melakukan persekusi dengan melakukan pelemparan terhadap pengurus yang baru,” tegas Wirawan.
Ia juga menanggapi tudingan yang menyebut pengurus yang baru, yaitu Ketut Karlota dan Nyoman Satia Negara telah melakukan korupsi uang yayasan hingga Rp 1 miliar. Wirawan mengatakan jika kasus tersebut sudah pernah dilaporkan ke pihak kepolisian. Hasilnya, penyidik dalam SP2HP terakhir menyatakan tidak menemukan tindak pidana dalam perkara ini dan menyebutnya sebagai pinjam meminjam.
“Karena memang uang yayasan tersebut dipinjam dan dengan sepengetahuan Ketua Pengurus Yayasan yang lama. Bahkan saat ini sudah dilakukan pembayaran oleh Karlota dan Satia Negara namun ditolak dengan berbagai alasan,” lanjutnya.
Seperti diketahui, dalam kejadian tersebut, pengurus Yayasan Dwijendra yang baru yang dikomando I Ketut Wirawan rencananya akan menemui pengurus dan guru sekolah untuk membicarakan masalah gaji yang belum terbayarkan. Namun, tiba di sekolah, pengurus baru disambut demo ratusan siswa yang berakhir rusuh. Pengurus baru yang datang dilempari dengan batu, kayu dan benda lainnya hingga mengakibatkan Ketua Yayasan yang baru, Wirawan mengalami luka di kepala. *rez
Polisi sendiri diminta tidak membidik siswa sebagai tersangka melainkan mencari dalang di balik aksi anarkis ratusan siswa tersebut. Kapolsek Denpasar Timur, AKP N Karang Adiputra yang dikonfirmasi mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait aksi kericuhan dan persekusi di Yayasan Dwijendra tersebut. Sebanyak 7 saksi sudah dilakukan pemeriksaan namun sampai saat ini belum menetapkan tersangka. “Masih dikembangkan lagi penyelidikannya,” tegas AKP Karang.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan mengatakan dirinya yakin jika aksi persekusi terhadap pengurus Yayasan Dwijendra tersebut sudah direncanakan sebelumnya. Apalagi sebelum kedatangan pengurus yang baru, sudah disiapkan spanduk hingga yel-yel menuding pengurus yayasan yang baru sebagai koruptor.
Untuk itulah Wirawan meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan meNcari aKtor intelektualnya. Karena kericuhan tersebut sangat merugikan nama baik Yayasan yang sudah berdiri sejak 1953 sebagai lembaga pendidikan berbasis Hindu yang pertama ada di Indonesia. “Harus dicari aktor intelektualnya yang menggerakkan siswa hingga melakukan persekusi dengan melakukan pelemparan terhadap pengurus yang baru,” tegas Wirawan.
Ia juga menanggapi tudingan yang menyebut pengurus yang baru, yaitu Ketut Karlota dan Nyoman Satia Negara telah melakukan korupsi uang yayasan hingga Rp 1 miliar. Wirawan mengatakan jika kasus tersebut sudah pernah dilaporkan ke pihak kepolisian. Hasilnya, penyidik dalam SP2HP terakhir menyatakan tidak menemukan tindak pidana dalam perkara ini dan menyebutnya sebagai pinjam meminjam.
“Karena memang uang yayasan tersebut dipinjam dan dengan sepengetahuan Ketua Pengurus Yayasan yang lama. Bahkan saat ini sudah dilakukan pembayaran oleh Karlota dan Satia Negara namun ditolak dengan berbagai alasan,” lanjutnya.
Seperti diketahui, dalam kejadian tersebut, pengurus Yayasan Dwijendra yang baru yang dikomando I Ketut Wirawan rencananya akan menemui pengurus dan guru sekolah untuk membicarakan masalah gaji yang belum terbayarkan. Namun, tiba di sekolah, pengurus baru disambut demo ratusan siswa yang berakhir rusuh. Pengurus baru yang datang dilempari dengan batu, kayu dan benda lainnya hingga mengakibatkan Ketua Yayasan yang baru, Wirawan mengalami luka di kepala. *rez
Komentar