Komisi IV Bakal Panggil Pihak Yayasan Dwijendra
Kisruh internal Yayasan Pendidikan Dwijendra Denpasar, yang berbuntut diliburkannya mahasiswa Universitas Dwijendra selama sepekan, membuat prihatin DPRD Bali.
Dewan Minta Pemprov Turun Tangan
DENPASAR, NusaBali
Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi pendidikan) pun berencana un-dang pihak Yayasan Dwijendra, Rabu (28/11) ini, untuk cari solusi. Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta, mengatakan proses pendidikan di bawah Yayasan Dwijendra harus diselamatkan. ”Kami sangat prihatin dengan dengan kondisi internal Yayasan Dwijendra. Lembaga pendidikan yang dibangun pendahulu kita malah kondisinya seperti itu. Ini kemunduran dalam dunia pendidikan,” ujar Nyoman Parta di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Selasa (27/11).
Menurut Parta, apa yang terjadi di Yayasan Dwijendra jelas mengganggu proses belajar. “Konflik internal ini membuat proses belajar mengajar terganggu. Bahkan, saya dapat info perkuliahan distop selama seminggu. Kami di Komisi IV DPRD Bali sudah melayangkan surat undangan supaya pihak Yayasan Dwijendra datang besok (hari ini, Red),” papar politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Parta mengatakan, tujuan diundangnya Yayasan Dwijendra ke Dewan semata untuk menyelamatkan proses belajar mengajar. Jangan sampai konflik terinternal yayasan malah korbankan anak didik. Kalau ada persoalan di nternal, roses belajar mengajar harusnya jalan terus.
Disebutkan, civitas akademika di Yayasan Dwijendra merupakan orang-orang intelektual dan terdidik. Sangat sedih kalau sampai membuat dunia pendidikan mengalami persoalan karena konflik internal yang harusnya bisa diselesaikan tanpa stop proses belajar mengajar. “Selesaikan dengan baik-baik, tetua-tetua kita membangun Yayasan Dwijendra dengan susah payah. Rawat itu dengan baik-baik,” pintanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, juga prihatin dengan situasi internal Yayasan Dwijendra. “Apalagi kami dengar perpecahan pengurus sudah sampai melibatkan anak didik. Jelas ini berdmpak negatif terhadap proses belajar siswa dan mahasiswa. Terlepas dari apa yang melatarbelakangi konflik ini, harusnya penyelesian persoalan di Yayasan Dwijendra dilakukan dengan jiwa besar dan bermartabat,” ujar Sekretaris DPD I Golkar Bali yang juga dosen Universitas Warmadewa ini.
Sugawa Korry berharap Pemprov Bali turun tangan menyelesaikan persoalan Yayasan Dwijendra. Kalau masalah ini sampai berlarut-larut, akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan di Bali. “Kami berharap Pemprov Bali turun tangan menyelesaikan masalah ini,” tandas politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa kemarin, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan eksekutif akan menelaah apa yang terjadi di lapangan. “Kita harus telaah dulu, apa masalahnya. Nanti akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan. Pimpinan pasti ambil langkah supaya anak didik kita tidak telantar,” ujar Dewa Mahendra. *nat
DENPASAR, NusaBali
Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi pendidikan) pun berencana un-dang pihak Yayasan Dwijendra, Rabu (28/11) ini, untuk cari solusi. Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta, mengatakan proses pendidikan di bawah Yayasan Dwijendra harus diselamatkan. ”Kami sangat prihatin dengan dengan kondisi internal Yayasan Dwijendra. Lembaga pendidikan yang dibangun pendahulu kita malah kondisinya seperti itu. Ini kemunduran dalam dunia pendidikan,” ujar Nyoman Parta di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Selasa (27/11).
Menurut Parta, apa yang terjadi di Yayasan Dwijendra jelas mengganggu proses belajar. “Konflik internal ini membuat proses belajar mengajar terganggu. Bahkan, saya dapat info perkuliahan distop selama seminggu. Kami di Komisi IV DPRD Bali sudah melayangkan surat undangan supaya pihak Yayasan Dwijendra datang besok (hari ini, Red),” papar politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Parta mengatakan, tujuan diundangnya Yayasan Dwijendra ke Dewan semata untuk menyelamatkan proses belajar mengajar. Jangan sampai konflik terinternal yayasan malah korbankan anak didik. Kalau ada persoalan di nternal, roses belajar mengajar harusnya jalan terus.
Disebutkan, civitas akademika di Yayasan Dwijendra merupakan orang-orang intelektual dan terdidik. Sangat sedih kalau sampai membuat dunia pendidikan mengalami persoalan karena konflik internal yang harusnya bisa diselesaikan tanpa stop proses belajar mengajar. “Selesaikan dengan baik-baik, tetua-tetua kita membangun Yayasan Dwijendra dengan susah payah. Rawat itu dengan baik-baik,” pintanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, juga prihatin dengan situasi internal Yayasan Dwijendra. “Apalagi kami dengar perpecahan pengurus sudah sampai melibatkan anak didik. Jelas ini berdmpak negatif terhadap proses belajar siswa dan mahasiswa. Terlepas dari apa yang melatarbelakangi konflik ini, harusnya penyelesian persoalan di Yayasan Dwijendra dilakukan dengan jiwa besar dan bermartabat,” ujar Sekretaris DPD I Golkar Bali yang juga dosen Universitas Warmadewa ini.
Sugawa Korry berharap Pemprov Bali turun tangan menyelesaikan persoalan Yayasan Dwijendra. Kalau masalah ini sampai berlarut-larut, akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan di Bali. “Kami berharap Pemprov Bali turun tangan menyelesaikan masalah ini,” tandas politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa kemarin, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan eksekutif akan menelaah apa yang terjadi di lapangan. “Kita harus telaah dulu, apa masalahnya. Nanti akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan. Pimpinan pasti ambil langkah supaya anak didik kita tidak telantar,” ujar Dewa Mahendra. *nat
1
Komentar