Ketua Yayasan (Lama) Ancam Lapor Polisi
Made Sumitra Candra Jaya menduga keberadaan para dosen di depan gerbang saat demo mahasiswa dimobilisasi Ketua Yayasan yang baru, Ketut Wirawan
Buntut Demo Mahasiswa yang Dipicu Konflik Internal Yayasan Pendidikan Dwijendra
DENPASAR, NusaBali
Aksi demo ratusan mahasiswa di depan gerbang kampus Universitas Dwijendra, Jalan Kamboja Denpasar, Senin (26/11) sore, berbuntut panjang. Ketua Yayasan Pendidikan Dwijendra yang lama, Dr Made Sumitra Candra Jaya MHum, ancam tempuh jalur hukum dengan melaporkan pihak-pihak yang ada di depan gerbang saat aksi demo berlangsung, ke polisi. Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan, dan sejumlah dosen juga akan dipolisikan.
Made Sumitra Candra Jaya mengatakan, pelaporan itu terkait dugaan provokasi, pengancaman, dan mengeluarkan kata-kata kasar saat aksi demo berlangsung. Hal ini disampaikan Sumitra Candra dalam jumpa pers di Kampus Universitas Dwijendra, Kamis (29/11) pagi.
Sumita Candra yang kemarin didampingi kuasa hukumnya, I Nyoman Gede Sudiantara alias Punglik, mengatakan aksi demo di depan gerbang kampus Universitas Dwijendra, Senin sore pukul 17.00 Wita hingga malam pukul 19.00 Wita, diduga ditunggangi beberapa oknum dosen dan juga Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, Ketut Wirawan. Mereka diduga coba memprovokasi mahasiswa yang hendak mengikuti perkuliahan.
Kebetulan, kata Sumita Candra, penutupan gerbang yang kemudian memicu aksi demo terjadi bersamaan dengan dimulainya waktu perkuliahan. Mendapati pintu gerbang ditutup, para mahasiswa dari berbagai fakultas spontan berteriak-teriak dan mengikuti arus atau kelompok yang sudah ada di depan gerbang.
Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, menurut Sumita Candra, petugas keamanan kampus pun bertindak dengan lakukan penutupan gerbang, sampai kemudian Rektor Universitas Dwijendra, Dr Putu Dyatmikawati SH MHum, keluarkan pengumuman mahasiswa diliburkan selama sepekan, 27 November hingga 2 Desember 2018, karena situasi tidak kondusif. "Memang mahasiswa mengakui ter-provokasi saat demo. Kemarin (Rabu) mereka sudah ketemu Rektor. Baik BEM Universitas maupun BEM Fakultas mengakui salah dan ikut dalam kelompok yang teriak-teriak itu. Total ada sekitar 200 mahasiswa yang sudah ketemu Rektor dan mengakui terprovokasi," jelas Sumita Candra.
Menurut Sumita Candra, setelah mahasiwa bertemu Rektor Putu Dyatmikawati, pihak Yayasan Dwijendra melakukan evaluasi atas kejadian tersebut. Karena situasi dianggap kondusif, Rektor Universitas Dwijendra pun langsung mengeluarkan pemberitahuan perkuliahan dibuka lagi alias cabut kebijakan libur sepekan, Rabu (28/11).
Sumitra Candra mengatakan, pihaknya sudah melihat dan mendata para dosen yang terlibat dalam aksi demo di depan gerbang kampus. Dia menduga keberadaan para dosen di depan gerbang saat demo sore itu dimobilisasi oleh Ketua Yayasan yang baru, Ketut Wirawan, dengan tujuan untuk bikin rusuh.
Makanya, kata Sumitra Candra, dalam waktu dekat pengurus yayasan di bawah kepemimpinannya akan mengkaji ulang keberadaan dosen yang terlibat demo. Termasuk kaji ulang keberadaan dosen yang diperbantukan dari Kopertis Wilayah VIII. "Kita sudah punya bukti rekamannya. Terus terang, kita akan mengkaji lagi keberadaan mereka ke depan," tegasnya.
Disebutkan, pihaknya memiliki rekaman yang mengindikasikan pengancaman, kata-kata kasar, dan provokasi. Karena itu, Sumita Candra dengan didampigi advokat Nyoman Gede Sudiantara alias Punglik akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Punglik sendiri sedang melakukan inventori dan mengumpulkan bukti-bukti terkait kejadian yang menjurus tindakan melawan hukum tersebut. Setelah itu, barulah ditindaklanjuti dengan laporan ke Polresta Denpasar.
"Sebagai insan biasa, saya sangat menyesalkan tindakan itu. Meski demikian, tentu ada batasan-batasan dalam semua tindakan. Saat ini, kita masih dalam tahap menginventari (mendata dan memilah) mana hal-hal yang sifatnya mengancam dan melawan hukum. Itu nanti yang akan kita laporkan," tandas Punglik dalam jumpa pers kemarin.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Dwijendra yang baru, Ketut Wirawan, sebelumnya mengakui kehadirannya di tengah mahasiswa saat aksi demo di depan gerbang kampus, Senin sore, terjadi tanpa sengaja. Kisahnya, sore itu sekitar pukul 17.00 Wita, Ketut Wirawan diminta oleh dosen untuk menghadiri persembahyangan bersama di pura dalam areal kampus Universitas Dwijendra.
Hanya saja, kata Wirawan, setibanya di depan kampus yang berlokasi di sisi timur laut Pasar Kreneng tersebut, pintu gerbang sudah dikunci petugas security. Wirawan dan sejumlah dosen yang hendak sembahyang tidak diizinkan masuk. Saat itu pula, mahasiswa berdatangan karena hendak mengikuti perkuliahan. Mereka pun tertahan di depan kampus.
Mendapati pintu gerbang tertutup, ratusan mahasiswa pun berteriak-teriak. Terjadilah kemudian demo dan aksi saling dorong, sampai akhirnya situasi berhasil diredakan jajaran Polsek Denpasar Timur, Senin malam pukul 19.00 Wita. "Kita di sini hanya mau sembhayang saja. Tidak ada yang memerintahkan atau mengkoordinir mahasiswa. Aksi mahasiswa hanya spontanitas, karena melihat gerbang ditutup," jelas Wirawan dalam keterangan persna sore itu. *dar
Komentar