Ajari anak Berkesenian dan Berbahasa Inggris
Kreativitas Sanggar Demen Melajah di Desa Bakas, Klungkung
SEMARAPURA, NusaBalis
Sanggar Demen Melajah, di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, mampu menjadi wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan bakat dan minat dalam berkesenian. Sanggar ini dirintis 11 November 2008 oleh warga desa setempat, I Wayan Malendra alias Little Wayan.
Cikal bakal kelahiran sanggar ini karena Malendra dan para orangtua desa itu prihatin melihat kebanyakan anak-anak waktunya tersita nonton TV. Anak-anak nonton TV secara berlebihan sehingga sangat kurang baik terhadap pertumbuhan mental anak. “Sehingga kami tergerak untuk mencarikan guru tari private dan Bahasa Inggris. Anak-anak ini agar mau belajar bersama-sama,” ujar Malendra kepada NusaBali, Kamis (29/11).
Seiring berjalannya waktu, lanjut dia, banyak anak-anak lainnya juga ikut. Pembelajaran ini tanpa bayar sampai sekarang. Awalnya kegiatan belajar itu hanya untuk anak-anak dalam keluarga Malendra. Namun model les ini juga bermamfaat untuk anak-anak lainnya. ‘’Makanya dengan senang hati saya bina bersama dan lahirlah mereka dengan nama alit-alit Demen Melajah,” imbuhnya.
Malendra memaparkan, dengan belajar menari, anak-anak bisa berpartisipasi di sekolah dan untuk ngayah ngigel (menari) mulai dari Pura Dadia, Pura Kahyangan Desa serta Kahyangan Jagat. Dan juga, dengan belajar Bahasa Inggris ini sangat bermanfaat dan mendukung pelajaran mereka, khususnya Bahasa Inggris, di sekolahnya. “Setelah lima tahun, seiring saya bisa tambahkan kegiatan dengan belajar menabuh gambelan, khususnya Semarpegulingan dan tari lepas,” katanya.
Anak-anak Demen Melajah ini, lanjut Malendra, pernah tampil di Festival Semarapura, program Klungkung Menari dan PKB di Art Centre, Denpasar, beberapa waktu lalu. Beberapa alit-alit Demen Melajah wanita juga ikut mendukung Gong Kebyar Wanita. Ada pun jadwal kegiatannya belajar Tabuh pada Senin - Jumat, belajar tari Selasa - Sabtu, Bahass Inggris Rabu - Minggu. Hanya hari Kamis mereka bebas. “Anak-anak yang ikut di sanggar ini sekarang sekitar 55 orang. Saya berharap mereka menjadi anak-anak yang berguna, baik untuk diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat,” harapnya. *wan
Sanggar Demen Melajah, di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, mampu menjadi wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan bakat dan minat dalam berkesenian. Sanggar ini dirintis 11 November 2008 oleh warga desa setempat, I Wayan Malendra alias Little Wayan.
Cikal bakal kelahiran sanggar ini karena Malendra dan para orangtua desa itu prihatin melihat kebanyakan anak-anak waktunya tersita nonton TV. Anak-anak nonton TV secara berlebihan sehingga sangat kurang baik terhadap pertumbuhan mental anak. “Sehingga kami tergerak untuk mencarikan guru tari private dan Bahasa Inggris. Anak-anak ini agar mau belajar bersama-sama,” ujar Malendra kepada NusaBali, Kamis (29/11).
Seiring berjalannya waktu, lanjut dia, banyak anak-anak lainnya juga ikut. Pembelajaran ini tanpa bayar sampai sekarang. Awalnya kegiatan belajar itu hanya untuk anak-anak dalam keluarga Malendra. Namun model les ini juga bermamfaat untuk anak-anak lainnya. ‘’Makanya dengan senang hati saya bina bersama dan lahirlah mereka dengan nama alit-alit Demen Melajah,” imbuhnya.
Malendra memaparkan, dengan belajar menari, anak-anak bisa berpartisipasi di sekolah dan untuk ngayah ngigel (menari) mulai dari Pura Dadia, Pura Kahyangan Desa serta Kahyangan Jagat. Dan juga, dengan belajar Bahasa Inggris ini sangat bermanfaat dan mendukung pelajaran mereka, khususnya Bahasa Inggris, di sekolahnya. “Setelah lima tahun, seiring saya bisa tambahkan kegiatan dengan belajar menabuh gambelan, khususnya Semarpegulingan dan tari lepas,” katanya.
Anak-anak Demen Melajah ini, lanjut Malendra, pernah tampil di Festival Semarapura, program Klungkung Menari dan PKB di Art Centre, Denpasar, beberapa waktu lalu. Beberapa alit-alit Demen Melajah wanita juga ikut mendukung Gong Kebyar Wanita. Ada pun jadwal kegiatannya belajar Tabuh pada Senin - Jumat, belajar tari Selasa - Sabtu, Bahass Inggris Rabu - Minggu. Hanya hari Kamis mereka bebas. “Anak-anak yang ikut di sanggar ini sekarang sekitar 55 orang. Saya berharap mereka menjadi anak-anak yang berguna, baik untuk diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat,” harapnya. *wan
Komentar