Angkot Dirancang Jadi Angkutan Gratis Siswa
Pemberdayaan angkot ini merujuk pada kegiatan Bulfest yang sukses menggandeng angkot sebagai sarana transportasi penonton.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng, merancang moda transportasi gratis bagi anak-anak sekolah dengan memanfaatkan angkutan kota (angkot). Langkah ini guna menambah jumlah armada dan memperluas trayek pelayanan. Dishub pun berencana melibatkan pihak ketiga mengkaji rancangan tersebut,
Saat ini, Dishub sudah memberikan pelayanan angkutan gratis terutama siswa SMP, dengan bus sekolah. Hanya saja, jumlahnya terbatas baru satu unit, dan jangkauan pelayanan juga terbatas masih di dalam kota.
Sedangkan jumlah angkot di Buleleng, terhitung cukup banyak sekitar 80 unit lebih. Hanya saja, keberadaan mereka mulai terdesak dengan kepemilikan kendaraan pribadi, termasuk belakangan ojek online yang makin marak merambah Kota Singaraja.
Akibatnya, angkot ini hanya mencari penumpang pada jam-jam tertentu seperti jam pulang sekolah dan menunggu pasien rawat inap yang diperbolehkan pulang. “Kami melihat angkot itu bisa diberdayakan seperti kegiatan Buleleng Festival (Bulfest). Nah kami mencoba nanti untuk angkutan sekolah gratis. Sehingga angkot itu tetap bisa bertahan,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng, Gede Gunawan AP, Jumat (30/11).
Dikatakan, tadinya pihaknya ingin menambah pelayanan dan jangkauan angkutan sekolah gratis dengan mengajukan usulan bus sekolah ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hanya saja, bantuan tersebut belum dikabulkan lantaran Kemenhub tidak menggelar kegiatan Wahana Tata Nugraha di tahun 2018. “Seperti tahun sebelumnya itu, kalau ada WTN, biasanya ada dana alokasi khusus (DAK), nah kami mengajukan bus sekolah. Tetapi karena di tahun 2018 ini tidak ada WTN sehingga tidak ada DAK lagi. Jadi usulan bus sekolah juga tidak ada,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk tetap meningkatkan pelayanan angkutan sekolah gratis, Dishub merancang memanfaatkan angkot sebagai angkutan sekolah gratis. Rancangan tersebut akan ditindaklanjuti dengan survei secara mendetail menyangkut jumlah angkot yang layak beroperasi, trayek pelayanan, hingga kebutuhan dana pelaksanaan program tersebut. Diperkirakan survei tersebut tuntas setahun di tahun 2019. “Kami akan melibatkan pihak ketiga mensurvei secara detail dulu. Kalau di tahun 2019 nanti hasil survei sudah lengkap, nanti kebutuhan dananya bisa kami ajukan ke tim anggaran, sehingga di tahun 2020 jika semuanya sudah siap, maka angkot sekolah gratis sudah bisa beroperasi,” jelas Gunawan.
Masih kata Gunawan, pihaknya juga sedang menyiapkan dokumen jaringan trayek di tahun 2019. Hanya saja, jaringan trayek yang akan didokumenkan itu masih terbatas hanya untuk trayek-trayek unggulan. “Buleleng ini cukup luas, kalau semua trayek didokumenkan perlu dana yang cukup besar juga. Nanti kita susun dokumen jaringan trayek untuk trayek unggulan saja,” ujarnya. *k19
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng, merancang moda transportasi gratis bagi anak-anak sekolah dengan memanfaatkan angkutan kota (angkot). Langkah ini guna menambah jumlah armada dan memperluas trayek pelayanan. Dishub pun berencana melibatkan pihak ketiga mengkaji rancangan tersebut,
Saat ini, Dishub sudah memberikan pelayanan angkutan gratis terutama siswa SMP, dengan bus sekolah. Hanya saja, jumlahnya terbatas baru satu unit, dan jangkauan pelayanan juga terbatas masih di dalam kota.
Sedangkan jumlah angkot di Buleleng, terhitung cukup banyak sekitar 80 unit lebih. Hanya saja, keberadaan mereka mulai terdesak dengan kepemilikan kendaraan pribadi, termasuk belakangan ojek online yang makin marak merambah Kota Singaraja.
Akibatnya, angkot ini hanya mencari penumpang pada jam-jam tertentu seperti jam pulang sekolah dan menunggu pasien rawat inap yang diperbolehkan pulang. “Kami melihat angkot itu bisa diberdayakan seperti kegiatan Buleleng Festival (Bulfest). Nah kami mencoba nanti untuk angkutan sekolah gratis. Sehingga angkot itu tetap bisa bertahan,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng, Gede Gunawan AP, Jumat (30/11).
Dikatakan, tadinya pihaknya ingin menambah pelayanan dan jangkauan angkutan sekolah gratis dengan mengajukan usulan bus sekolah ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hanya saja, bantuan tersebut belum dikabulkan lantaran Kemenhub tidak menggelar kegiatan Wahana Tata Nugraha di tahun 2018. “Seperti tahun sebelumnya itu, kalau ada WTN, biasanya ada dana alokasi khusus (DAK), nah kami mengajukan bus sekolah. Tetapi karena di tahun 2018 ini tidak ada WTN sehingga tidak ada DAK lagi. Jadi usulan bus sekolah juga tidak ada,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk tetap meningkatkan pelayanan angkutan sekolah gratis, Dishub merancang memanfaatkan angkot sebagai angkutan sekolah gratis. Rancangan tersebut akan ditindaklanjuti dengan survei secara mendetail menyangkut jumlah angkot yang layak beroperasi, trayek pelayanan, hingga kebutuhan dana pelaksanaan program tersebut. Diperkirakan survei tersebut tuntas setahun di tahun 2019. “Kami akan melibatkan pihak ketiga mensurvei secara detail dulu. Kalau di tahun 2019 nanti hasil survei sudah lengkap, nanti kebutuhan dananya bisa kami ajukan ke tim anggaran, sehingga di tahun 2020 jika semuanya sudah siap, maka angkot sekolah gratis sudah bisa beroperasi,” jelas Gunawan.
Masih kata Gunawan, pihaknya juga sedang menyiapkan dokumen jaringan trayek di tahun 2019. Hanya saja, jaringan trayek yang akan didokumenkan itu masih terbatas hanya untuk trayek-trayek unggulan. “Buleleng ini cukup luas, kalau semua trayek didokumenkan perlu dana yang cukup besar juga. Nanti kita susun dokumen jaringan trayek untuk trayek unggulan saja,” ujarnya. *k19
1
Komentar