Digagas, Lisensi Seumur Hidup untuk Guide Senior
Bagi guide senior dengan masa kerja 20 tahun perlu surat izin permanen. Sedangkan masa kerja 15 tahun seharusnya tidak perlu lagi uji kompetensi.
DENPASAR, NusaBali
Dinilai cukup memberi sumbangsih sesuai keahlian maupun kompetensinya, para pramuwisata atau guide senior diberikan lisensi permanen atau seumur hidup. Dengan demikian, mereka para guide senior ini, tak perlu melakukan perpanjangan izin, sebagaimana selama ini setiap tiga tahun sekali ke Dinas Pariwisata.
“Ini sebagai penghargaan terhadap dedekasi mereka. Dengan rentang kerja dua puluh tahun, mereka kami nilai sudah memberi sumbangan untuk pariwisata Bali khususnya,” ujar Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta, Jumat (30/11).
Nuarta, memberi alasan. Tidak hanya ilmu teknis kepariwisataan, tetapi menyampaikan informasi tentang pariwisata Bali kepada dunia dalam hal ini wisatawan. Namun Nuarta tidak menyebutkan berapa jumlah pramuwisata senior yang menurutnya layak mendapat surat izin permanen itu. “Kalau memang iya, nanti kita akan cek,” ucapnya.
Tentunya, rentang waktu dan senioritas ditunjukkan dengan keaktifan dalam dunia kepemanduan. Selain lisensi permanen untuk pramuwisata senior , masa kerja 20 tahun ke atas, Nuarta juga meminta agar tidak dilakukan pemberlakuan sertifikasi uji kompetensi bagi pramuwisata yang sudah bekerja selama 15 tahun berturut-turut. “Kami rasa sertifikasi uji kompetensi cukup bagi pramuwisata baru atau pemula,” katanya.
Hal itu lanjut Nuarta, bukan berarti dia tidak menghargai program sertifikasi uji kompetensi. Namun dengan rentang masa kerja 15 tahun berturut-turut, seorang pramuwisata sudah cukup memadai keilmuan dan kompetensi dalam hal kepemanduan.
“Untungnya sertifikasi masih disubsidi pemerintah, sehingga dari sisi biaya relatif diringankan. Namun kalau mandiri tentu cukup berat,” kata Nuarta. Karena perpanjangan lisensi butuh biaya antara Rp 1 juta – 1,5 juta. Apalagi lanjutnya, kunjungan wisman yang menurun menjadikan pendapatan pramuwisata juga menurun. “Kami akan sampaikan nanti ke pemerintah,” kata Nuarta. *k17
“Ini sebagai penghargaan terhadap dedekasi mereka. Dengan rentang kerja dua puluh tahun, mereka kami nilai sudah memberi sumbangan untuk pariwisata Bali khususnya,” ujar Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta, Jumat (30/11).
Nuarta, memberi alasan. Tidak hanya ilmu teknis kepariwisataan, tetapi menyampaikan informasi tentang pariwisata Bali kepada dunia dalam hal ini wisatawan. Namun Nuarta tidak menyebutkan berapa jumlah pramuwisata senior yang menurutnya layak mendapat surat izin permanen itu. “Kalau memang iya, nanti kita akan cek,” ucapnya.
Tentunya, rentang waktu dan senioritas ditunjukkan dengan keaktifan dalam dunia kepemanduan. Selain lisensi permanen untuk pramuwisata senior , masa kerja 20 tahun ke atas, Nuarta juga meminta agar tidak dilakukan pemberlakuan sertifikasi uji kompetensi bagi pramuwisata yang sudah bekerja selama 15 tahun berturut-turut. “Kami rasa sertifikasi uji kompetensi cukup bagi pramuwisata baru atau pemula,” katanya.
Hal itu lanjut Nuarta, bukan berarti dia tidak menghargai program sertifikasi uji kompetensi. Namun dengan rentang masa kerja 15 tahun berturut-turut, seorang pramuwisata sudah cukup memadai keilmuan dan kompetensi dalam hal kepemanduan.
“Untungnya sertifikasi masih disubsidi pemerintah, sehingga dari sisi biaya relatif diringankan. Namun kalau mandiri tentu cukup berat,” kata Nuarta. Karena perpanjangan lisensi butuh biaya antara Rp 1 juta – 1,5 juta. Apalagi lanjutnya, kunjungan wisman yang menurun menjadikan pendapatan pramuwisata juga menurun. “Kami akan sampaikan nanti ke pemerintah,” kata Nuarta. *k17
Komentar