nusabali

Hujan Seharian, Sejumlah Pohon Tumbang

  • www.nusabali.com-hujan-seharian-sejumlah-pohon-tumbang

Hujan terjadi hampir seharian di Kabupaten Jembrana, Kamis (29/11), menyebabkan sejumlah kejadian pohon tumbang.

NEGARA, NusaBali

Beberapa pohon tumbang terjadi di Jalur Denpasar-Gilimanuk.  Tidak ada korban jiwa. Namun bencana itu mengganggu kelancaran arus lalu lintas, sebelum ditangani pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana. Berdasar pendataan BPBD Jembrana, ada tiga kejadian pohon tumbang di Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, saat terjadi hujan, Kamis (29/11). Pertama, dahan sebuah pohon langsana berdiameter sekitar 15 centimeter dengan tinggi sekitar 4 meter, yang tumbang di wilayah Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, pada sekitar pukul 00.30 Wita. Kedua, dahan sebuah pohon asem kraji berdiameter sekitar 15 centimeter dengan tinggi sekitar 3 meter, yang tumbang di depan Hotel Jati, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, pada sekitar pukul 08.30 Wita. Dan, ketiga,  sekitar pukul 17.05 Wita, sebuah pohon trembesi berdiameter sekitar 75 centimeter dengan tinggi sekitar 5 meter yang tumbang di wilayah Banjar Sebual, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana,  Jumat (30/11), mengatakan sebelumnya saat terjadi hujan Selasa (27/11) lalu, juga ada dua kejadian pohon tumbang di Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk. Yakni, sebuah pohon langsana berdiameter sekitar 75 centimeter dengan tinggi sekitar 15 meter yang tumbang di wilayah Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, pada sekitar pukul 11.30 Wita. Sbuah langsana berdiameter sekitar 60 centimeter dengan tinggi sekitar 8 meter yang tumbang di wilayah Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, pada sekitar pukul 21.11 Wita.

Dari 6 kejadian pohon yang tumbang ke badan jalan, Selasa (27/11) dan Kamis (29/11), itu dipastikan tidak ada menimpa kendaraan maupun orang. Begitu menerima laporan kejadian pohon tumbang tersebut, para anggota Tim Reaksi Cepat (TRC), juga langsung turun melakukan penanganan sehingga arus lalu lintas dapat kembali berjalan normal. “Rata-rata pohon yang tumbang, itu karena kondisi batang sudah lapuk. Terus kejadian dahan pohon yang tumbang di Pohsanten, Kamis kemarin, selain faktor cuaca, dahannya tumbang karena sempat terseret truk,” ujar mantan Camat Pekutatan ini.

Selain pohon tumbang, hujan yang terjadi hampir seharian pada Kamis (29/11), juga menyebabkan genangan banjir di empat titik wilayah. Diantaranya, di sekitar Lingkungan Kelampuak, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, di wilayah Kampung Tinggi, Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, dan di dua wilayah dusun (Dusun Munduk dan Dusun Kelapa Balian), Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.  Dari empat titik wilayah tersebut, genangan banjir yang paling parah, terjadi di dua wilayah dusun, Desa Pengambangan. Dimana banjir yang menggenangi puluhan rumah warga dengan ketinggian air sekitar betis hingga paha orang dewasa itu, tergenang sejak mulai terjadi hujan deras pada Selasa sore hingga malam lalu. Begitu menerima laporan genangan banjir di empat titik wilayah tersebut, Kamis lalu, jajaranya sudah langsung menyebar untuk melakukan penanganan awal, dengan membersihkan sumbatan sampah maupun sedimentasi pada saluran drainase di wilayah sekitar. Khusus di Lingkungan Kelampuak dan wilayah Kampung Tinggi, genangan banjir juga sudah mulai surut ketika dilakukan penangan Kamis lalu tersebut. Sedangkan khusus di dua wilayah dusun, Desa Pengambengan, meski sudah dilakukan pembersihan saluran drainase termasuk anggota bergotong-royong membuat saluran pembuangan menuju pantai setempat, dengan menggunakan beberapa peralatan manual, air tetap menggenang hingga Jumat kemarin.

Karenanya, sebagai tindak lanjut terhadap genangan banjir yang masih terjadi Jumat kemarin, pihak dari BPBD Jembrana bersama dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana yang berkoordinasi dengan pihak Desa Pengambengan. Dari koordinasi itu, pihak desa setempat akhirnya mendatangkan sebuah eskavator untuk membuat saluran pembuangan yang lebih lebar, dan akhirnya genangan banjir sudah mulai surut, Jumat kemarin. “Yang di Pengambengan memang agak sulit, karena di sana kawasan pesisir, saluran drainase banyak tertutup pasir. Saluran pembuangnya juga kecil. Jadi, untuk penangannya, dari desa menyewa alat berat untuk membuatkan saluran pembuangan yang lebih besar,” ujar Eko Susila.

Akibat terendam banjir sejak Selasa malam lalu, warga di dua wilayah dusun, Desa Pengambengan, yang rata-rata mengandalkan air dari sumur bor, mengalami kesulitan air bersih. Untuk itu, Jumat kemarin, juga dilakukan pendistribusian bantuan air bersih ke dua wilayah dusun setempat. “Kami distribusikan bantuan satu tangki air bersih (5.000 liter). Sementara kami juga akan melihat perkembangan. Kalau nanti ternyata hujan lagi, dan tetap terjadi genangan banjir, dari desa rencananya juga akan kembali menyewa alat berat kecil untuk membuat saluran pembuangan lagi,” pungkasnya. *ode

Komentar