16 Belas Film Festival Kembali Hadir di Bali
#HearMeToo: Mendengar dan Berpihak pada Korban Kekerasan Seksual
DENPASAR, NusaBali
Kasus kekerasan berbasis gender dan seksualitas di Indonesia akhir-akhir ini kembali menjadi perhatian publik. Seorang mahasiswi di kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta melaporkan kasus perkosaan pada tahun 2017 namun pihak kampus dinilai tidak tegas dalam menangani kasus tersebut. Berkaca dari catatan tahunan Komnas Perempuan pada tahun 2018 menyebutkan bahwa terdapat 348.446 kasus kekerasan seksual yang terlaporkan ke Komnas Perempuan sepanjang tahun 2017. Situasi ini menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat akan berbagai bentuk kekerasan berbasis gender dan mengajak publik untuk mendengarkan suara korban.
16 Film Festival pertama kali diselenggarakan pada tahun 2017 di berbagai kota termasuk Denpasar, Jakarta dan Bandung dengan keyakinan bahwa film dapat menjadi medium yang efektif dalam menjangkau publik terhadap isu penghapusan kekerasan berbasis gender dan seksualitas. Tahun ini Denpasar kembali menjadi salah satu kota penyelenggara 16 Film Festival pada tanggal 1-10 Desember 2018.
“Harapannya masyarakat bukan cuma datang nonton ke festival film, tapi juga paham bahwa kekerasan bisa datang dari orang yang dikenal. PR pertama sebagai teman dari korban kekerasan adalah menyadarkan kalau mereka adalah korban. Banyak yang tidak sadar kalua mereka adalah korban kekerasan,” ujar Ni Putu Candra Dewi, pengacara publik dari Yayasan Lembaga Hukum Indonesia – Bali, pada saat acara pembukaan 16 Film Festival Bali di Rumah Uma Seminyak hari Sabtu (1/12/2018) kemarin.
Acara Pembukaan 16 Film Festival Bali & Screening Posesif di Uma Seminyak pada hari Sabtu, 1 Desember 2018. Kredit foto: M.Kevin, Putu Renny, Kinan/16 Film Festival Bali.
Acara pembukaan dimulai dengan pemutaran film Posesif yang disutradarai oleh Edwin dan dilanjutkan dengan diskusi #HearMeTooSession bersama dr. Rai Putra Wiguna, salah satu pendiri Rumah Berdaya - KPSI Bali, dan Ni Putu Candra Dewi, Pengacara Publik LBH-Bali. Kemudian ditutup oleh penampilan puisi visual “Si Puan” dari kelompok Liberal Literasi.
16 Film Festival diadakan seiring dengan kampanye global anti kekerasan berbasis gender dan seksual 16 days of activism. Kampanye yang digalangkan oleh The United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women) ini diperingati mulai tanggal 25 November hingga 10 Desember.
Di Bali, festival film ini akan diselenggarakan di enam lokasi termasuk Cush Cush Gallery, Garden Uma Seminyak, Taman Baca Kesiman, KE(M)BALI, Kulidan Kitchen and Space dan Warung Men Brayut. Acara ini juga didukung oleh berbagai komunitas seperti Akber, Bali Beauty Blogger, Bali Blogger Community, Bali Pink Ribbon, Bali Women Crisis Centre, Bumi Setara, Gaya Dewata, LBH-APIK, Sanglah Institute, Pelangi Muda Dewata dan banyak lagi.
Ikuti tagar #EnamBelasFFest Bali untuk informasi lebih lanjut!
1
Komentar