nusabali

Karya Wana Kertih di Pura Luhur Pekendungan

  • www.nusabali.com-karya-wana-kertih-di-pura-luhur-pekendungan

Krama pangerob dan pangemong Pura Khayangan Jagat Luhur Pekendungan Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, menggelar upacara Pemelaspasan dan Karya Wana Kertih pada hari Tumpek Uduh, Saniscara Kliwon, Wariga, Sabtu (1/12).

TABANAN, NusaBali
Ribuan pamedek menghadiri upacara yang digelar sekitar pukul 09.00 Wita tersebut. Karya Wana Kertih yang baru pertama kali dilaksanakan bertujuan untuk menetralisir mrana (hama) agar tidak mengganggu tanaman di Tabanan. Terlebih di wawidangan Pura Luhur Pekendungan terdapat Alas Pingit (hutan suci) yang di dalamnya terdapat palinggih.

Turut hadir dalam upacaea tersebut Jero Kubayan Pura Luhur Batukaru, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Sabantara Agung Provinsi Bali, Sabantara Kabupaten Tabanan, DPD RI dapil Bali Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, Gubernur Bali yang diwakili oleh Kepala Inspektorat Provinsi Bali Wayan Sugiada, Bupati Tabanan diwakili oleh Asisten I Setda Kabupaten Tabanan I Wayan Yatnanadi, serta tokoh masyarakat lainnya.

Prawartaka Karya Jero Pandak I Gusti Bagus Damara menerangkan Karya Wana Kertih di Pura Luhur Pekendungan adalah bagian dari tatanan yadnya Sad Kertih yang terdiri dari Atman Kertih, Jana Kertih, Wana Kertih, Danu Kertih, dan Jagat Kertih. "Sedangkan upacara pamelaspasan dilaksanakan sehubungan dengan renovasi Pura Patok di areal Alas Pingit Pura Luhur Pekendungan sekaligus dirangkai dengan pelaksanaan upacara Wana Kertih," ungkapnya.  

Kata dia, upacara yang diselenggarakan melibatkan seluruh pangempon pangarep dari Puri Kediri dan Jero Pandak dan semeton pamangku. Melibatkan lima Desa Adat Pengarep terdiri dari Desa Adat Kedungu, Beraban, Pandak Gede, Pandak Bandung dan Kediri.

Dudonan karya sudah dimulai sejak Soma Kliwon Wariga, Senin (26/11). Diawali Nuwasen Karya, Nyukat Genah, Ngadegan Tapini dan sebagainya. Puncak karya pada Tumpek Uduh/Pengatag, Sabtu (1/12) dengan rentetan upacara Mendem Pedagingan, Pengerapuh, Wana Kertih , Penyegjeg, Pengingkupan, Melaspas pelinggih dan penyengker caru dasar Rsi Gana dan Pancak Sanak yang seluruhnya dipuput oleh Ida Pedanda Gde Keniten dari Geriya Jumpung, Desa Timpag. Usai puncak karya dilaksanakan penyineban.

Pamucuk Prawartaka Karya Wana Kertih Anak Agung Ngurah Gede Panji Wisnu mengatakan, upacara Wana Kertih di Pura Luhur Pakendungan baru pertama kali dilaksanakan setelah mendapat petunjuk-petunjuk orang suci berdasarkan Purna Sad kertih dan Lontar Pancawati.

Menurutnya, upacara Wana Kertih dilaksanakan di wilayah pesisir mengingat di wewidangan Pura Luhur Pekendungan terdapat Alas Pingit (hutan suci). Diharapkan melalui upacara Wana Kertih berbagai hama yang sering merugikan krama subak di wilayah Desa Adat pengempon Pura Luhur Pekendungan maupun subak lainnya di wilayah Kabupaten Tabanan dapat kelinggihan (ditempatkan-Red) di pelinggih yang ada di alas pingit. "Sehingga besar harapan kami mrana tsebut tidak ngrebeda (membuat rusuh) kemana-mana khususnya dilahan subak yang ditanami padi," jelasnya.

Tujuan utamanya Wana Kertih, lanjut Panji Wisnu, untuk mengharmoniskan alam dan ekosistem secara skala dan niskala sehingga memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat. "Ke depan upacara Wana Kertih akan dilaksanakan setiap 30 tahun sekali," tegasnya

Asisten I satu Setda Kabupaten Tabanan I Wayan Yatnanadi menyampaikan apresiasi atas dilaksanakan upacara Wana Kertih oleh Pangempon Pura Luhur Pekendungan karena merupakan implementasi dari pelaksanaan Tri Hita Kerana sekaligus upaya pelestarian seluruh sumber daya alam yang ada seperti hutan, laut dan sebagainya. *de

Komentar