Habiskan 16.000 Batang Lidi, Jadi Rebutan buat Foto
Ada yang menarik dalam pelaksanaan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
Patung Wajah Penari Rejang Berbahan Lidi Dipajang di Pura Tirta Empul
GIANYAR, NusaBali
Sebuah patung wajah penari Rejang berbahan anyaman lidi, diciptakan khusus sebagai ikon Porseni Desa Manukaya yang dilaksanakan di di areal Pura Tirta Empul, 30 November hingga 9 Desember 2018 tersebut.
Pantauan NusaBali, Senin (3/12), patung wajah penari Rejang berbahan anyaman lidi ini dipajang di sebelah barat wantilan di Madya Mandala Pura Tirta Empul. Patung wajah berukuran panjang (tinggi) 5 meter dan lebar 3 meter ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Wisata-wan yang berkunjung ke objek wisata Pura Tirta Empul tampak rebutan agar dapat berfoto dengan latar belakang patung berbahan anyaman lidi ini.
Pencipta mahakarya patung anyaman lidi ini adalah seorang pemuda Desa Manukaya, I Gusti Ngurah Dalem Ramadi, 23. Pemuda yang akrab dipanggil Ngurah Ram ini merampungkan karya ciptanya ini selama 20 hari, sejak 11 November sampai 1 Desember 2018.
Patung wajah penari Rejang ini menghabiskan sekitar 16.000 batang lidi janur yang sudah kering. Jika dihitung dari jumlah sapu lidi yang dihabiskan, maka patung wajah ini menghabiskan 80 ikat sapu lidi yang masing-masing terdiri dari 200 batang lidi.
"Pernah saya hitung per satu ikat sapu lidi berisi kurang lebih 200 batang. Sementara sapu lidi yang saya habiskan sekitar 80 ikat. Jika dikalikan, maka total lidi yang dipakai untuk membuat patung wajah ini sekitar 16.000 batang," papar Ngurah Ram, Senin kemarin.
Ngurah Ram menambahkan, lidi yang dipakai membuat patung wajah penari Rejang ini adalah lidi janur kering. Karena cukup sulit mengumpulkan lidi janur kering dalam jumlah banyak, Ngurah Ram pilih membelinya di pasar. "Ya, sapu lidinya saya beli dari pasar ke pasar. Karena cukup sulit untuk mencari sapu lidi dari lidi daun janur kelapa," ujar pemuda kelahiran 21 Juli 1995 asal Banjar Manukaya Let, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring ini.
Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini mengaku dibantu sekitar 15 pemuda anggota Karang Taruna Desa Manukaya untuk menggarap patung wajah penari Rejang berbahan anyaman lidi tersebut. Selama 20 hari, mereka terus bekerja merajut lidi hingga bisa menghasilkan karya patung wajah penari Rejang ukuran raksasa.
Menurut Ngurah Ran, ide awal pembuatan patung wajah berbahan anyaman lidi ini bermula dari permintaan Karang Taruna Desa Manukaya, agar dirinya membuat sebuah karya seni instalasi dengan tema ‘Tirta Amerta Mahotama’. Ngurah Ram kemudian teringat akan sosok perempuan Bali yang lemah lembut, hingga tercetuslah ide membuat patung wajah penari Rejang tersebut. "Penarinya perempuan sebagai simbol kesuburan, lemah lembut bagai air," jelas mahasiswa yang aktif melukis sekaligus jadi pemahat patung ini.
Sementara, lidi dipilih sebagai bahan patung wajah, karena mengandung filosofi mendalam, yakni persatuan dan kesatuan. "Filosofi lidi, ia akan kuat jika bersatu," tandas Ngurah Ram.
Untuk merampungkan mahakarya seni instalasi berupa patung wajah penari Rejang berbahan lidi ini, Ngurah Ram menghabiskan dana sekitar Rp 5 juta. Ngurah Ram cukup bangga dan bersyukur, karena hasil karyanya mampu menyihir pengunjung objek wisata Pura Tirta Empul. Sejak patung wajah penari Rejang berbahan lidi ini dipajang di tempat umum, Minggu (2/12), banyak orang yang tertarik ingin membelinya.
Namun, Ngurah Ram tudak mau buru-buru menjual hasil karyanya yang unik tersebut. Apalagi, Porseni Desa Manukaya masih berlangsung. "Sudah beberapa orang ingin nego karya instalasi patung wajah penari Rejang ini. Bisa jadi nanti sehabis Porseni, patung ini akan dibuatkan acara lelang," papar Ngurah Ram. Mengenai harga yang dopasang saat lelang nanti, mengurut Ngurah Ram, pihaknya akan mematok tarif mulai Rp 15 juta untuk pembeli lokal maupun asing.
Patung wajah penari Rejang berbahan anyaman lidi karya Ngurah Ram ini merupakan patung anyaman berukuran besar kedua yang pernah dibuat pemuda Tampaksiring. Sebelumya, karya serupa berupa wajah poenari Baris dari anyaman lidi juga sempat dibuat oleh I Gusti Arya Udianata cs, kelompok pemida di Banjar Kelodan, Desa/Kecamatan Tampaksiring, September 2018 lalu.
Patung wajah penari Baris berbahan anyaman lidi karya I Gusti Arya Udianata cs kala itu berukuran tinggi 6,5 meter dengan lebar 8,5 meter. Patung tersebut dibuat sangat detail dan rapi, diciptakan sebagai ikon acara musik Soundrenaline di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bukit Ungasan, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, September 2018. *nvi
Komentar