Hektaran Sawah Tak Teraliri Air
Jaringan irigasi di Subak Gede Tanggahan Peken, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli rusak pasca tertimbun longsor.
BANGLI, NusaBali
Dampaknya, hektaran sawah tidak teraliri air. Total lahan tidak teraliri air seluas 186 hektare di tujuh tempek. Krama subak rencanakan gotong royong evakuasi material longsor. Kasi Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perkim Bangli, Ida Bagus Adnyana, mengungkapkan longsor terjadi di dua titik kawasan Subak Gde Tanggahan Peken. Hasil pengecekan, longsor disertai pohon tumbang. “Petugas jaga bendung sudah turun, diketahui longsor terjadi di dua titik. Satu titik jaringan irigasai tertimbun kayu besar yang tergerus longsor dan satu titik lagi jaringan irigasi tertimbun tanah serta rumpun bambu,” ungkap Ida Bagus Adnyana, Senin (3/11).
Akibat jaringan irigasi tertimbun material, air irigasi tidak bisa mengalir ke lahan persawahan. Upaya evakuasi material longsor akan dilakukan hari Selasa (4/2) ini dengan melibatkan seluruh petugas penjaga bendung se- Bangli berjumlah 20 orang dibantau krama subak. Mempercepat proses evakuasi disiapkan mesin chainsaw (pemotong kayu). “Kami di bidang pengairan tidak memiliki mesin chainsaw. Kami sudah anggarkan untuk pengadaan di tahun depan, ketika ada kondisi seperti ini agar bisa cepat tertangani,” kata IB Adnyana.
Kelian Subak Gede Tanggahan Peken, I Nyoman Kembar, mengatakan dampak dari tertutupnya jaringan irigasi oleh material longsor mengakibatkan terganggunya pasokan air ke sawah. Total lahan tidak teraliri air seluas 186 hektare yang ada di tujuh tempek. Saat ini sebagian besar petani sudah memasuki musim panen dan ada pula memasuki musim tanam. “Krama subak akan gotong royong bersihkan material longsor,” imbuhnya *es
Dampaknya, hektaran sawah tidak teraliri air. Total lahan tidak teraliri air seluas 186 hektare di tujuh tempek. Krama subak rencanakan gotong royong evakuasi material longsor. Kasi Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perkim Bangli, Ida Bagus Adnyana, mengungkapkan longsor terjadi di dua titik kawasan Subak Gde Tanggahan Peken. Hasil pengecekan, longsor disertai pohon tumbang. “Petugas jaga bendung sudah turun, diketahui longsor terjadi di dua titik. Satu titik jaringan irigasai tertimbun kayu besar yang tergerus longsor dan satu titik lagi jaringan irigasi tertimbun tanah serta rumpun bambu,” ungkap Ida Bagus Adnyana, Senin (3/11).
Akibat jaringan irigasi tertimbun material, air irigasi tidak bisa mengalir ke lahan persawahan. Upaya evakuasi material longsor akan dilakukan hari Selasa (4/2) ini dengan melibatkan seluruh petugas penjaga bendung se- Bangli berjumlah 20 orang dibantau krama subak. Mempercepat proses evakuasi disiapkan mesin chainsaw (pemotong kayu). “Kami di bidang pengairan tidak memiliki mesin chainsaw. Kami sudah anggarkan untuk pengadaan di tahun depan, ketika ada kondisi seperti ini agar bisa cepat tertangani,” kata IB Adnyana.
Kelian Subak Gede Tanggahan Peken, I Nyoman Kembar, mengatakan dampak dari tertutupnya jaringan irigasi oleh material longsor mengakibatkan terganggunya pasokan air ke sawah. Total lahan tidak teraliri air seluas 186 hektare yang ada di tujuh tempek. Saat ini sebagian besar petani sudah memasuki musim panen dan ada pula memasuki musim tanam. “Krama subak akan gotong royong bersihkan material longsor,” imbuhnya *es
1
Komentar