nusabali

Siap Lakukan Pekerjaan Besar Tahun 2019

  • www.nusabali.com-siap-lakukan-pekerjaan-besar-tahun-2019

Dinas PU Bali Peringati Hari Bakti ke-73

DENPASAR, NusaBali
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali melakukan upacara peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum ke-73 di Halaman Kantor Dinas setempat, Jalan Beliton Nomor 2 Denpasar, Senin (3/12). Memaknai tema ‘Bakti PUPR Bangun Infrastruktur Mempersatukan Bangsa’, sejumlah pekerjaan infrastruktur akan dikerjakan di Pulau Dewata untuk menghubungkan lebih dekat krama Bali. Dua di antaranya adalah pembangunan shortcut Mengwitani-Singaraja dan pembangunan bendungan.

Kepala Dinas PU Bali, Ir I Nyoman Astawa Riadi MSi, mengatakan, Hari Bakti PU ke-73 di Bali tidak hanya sekedar dilaksanakan dengan upacara peringatan saja. Melainkan, beberapa kegiatan juga dilakukan sebelumnya. Misalnya saja, aksi bersih-bersih di Pantai Mertasari Sanur, donor darah, kunjungan ke panti asuhan, hingga hingga kegiatan penanaman pohon (penghijauan) di wilayah Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Melalui Hari Bakti ke-73 ini, Dinas PU Bali selain membangun fisik, juga terus akan melakukan pemeliharaan infrastruktur.

“Hari Bakti ke-73 tahun ini mengambil tema Bakti PUPR Bangun Infrastruktur Mempersatukan Bangsa. Kami di provinsi Bali selain membangun infrastruktur secara fisik, kita juga perlu melakukan pemeliharaan-pemeliharaan lingkungan dan mengamankan sumber-sumber mata air. Sebab air bersih nantinya akan menjadi suatu kebutuhan sangat mahal dan cukup berharga,” ujarnya.

Lanjutnya, Kementerian PUPR selama ini sangat membantu Dinas PU Provinsi Bali terutama dalam pembangunan infrastruktur-infrastruktur yang cukup besar, antara lain pembangunan waduk Titab, kemudian selanjutnya waduk Sidan dan Tamblang sebagai tempat penampungan air yang akan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi krisis air.

“Selain itu, Kementerian juga membantu pembangunan jalan berupa shortcut Mengwitani-Singaraja yang sedang dalam proses. Selain pembiayaan dari Kementerian PUPR, kami dari Dinas PU Provinsi Bali cukup diberikan dana terutama untuk penyediaan air minum, menjaga kondisi jalan, sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan,” ungkapnya.

Menurut Kadis Astawa, ada dua pekerjaan besar bidang infrastruktur di Bali tahun 2019. Dua pekerjaan tersebut yakni pembangunan shortcut dan pembangunan Waduk Sidan. Terkait pembangunan bendungan, menurut Kepala Balai Sungai Bali Nusa Penida, Ketut Jayada ST, tahun ini mulai akan diwujudkan pembangunan bendungan Sidan dan Tamblang. Bendungan Sidan sendiri sudah terkontrak dalam proses persiapan lapangan. “Mudah-mudahan bulan Desember atau Januari tahun depan kita sudah bisa groundbreaking. Sedangkan bendungan Tamblang dalam proses lelang,” katanya.

Dikatakan, Bendungan Sidan sebagai antisipasi kebutuhan air daerah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) dengan kapasitas yang didapat sebanyak 1.700 liter per detik. Pembiayaan Bendungan Sidan sendiri mencapai Rp 800 miliar dari dana APBN. Ini belum termasuk biaya pembebasan lahan yang ditaksir mencapai Rp 1,2 triliun.

“Denpasar kita tahu krisis air. Selama ini kebutuhan air banyak dipasok oleh air tanah. Sementara PDAM baru bisa melayani masyarakat sebanyak 48 persen, untuk Kota Denpasar saja. Untuk mengantisipasi ini, kita bangun Bendungan Sidan,” katanya.

Sedangkan Bendungan Tamblang tepatnya di perbatasan Desa Sawan-Bila, bertujuan untuk mengantisipasi kebutuhan air di Bali Utara. Apalagi ada wacana akan dibangun bandara di Bali Utara. Efek dari dibangunnya bandara, nantinya kebutuhan terutama air akan meningkat dan luar biasa. Pembiayaannya tidak jauh berbeda, sekitar Rp 750 miliar dengan biaya pembebasan lahan diperkirakan sebesar Rp 1 triliun. “Provinsi Bali sudah memiliki empat bendungan yakni Bendungan Palasari, Gerokgak, Bendel, dan Telaga Tunjung,” katanya.

Sementara itu, IB Lanang Suardana selaku Koordinator Satuan Kerja (Satker) Cipta Karya Provinsi Bali, mengatakan, air Waduk Sidan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh wilayah Sarbagita, juga telah dilakukan sejumlah perencanaan yang matang mengenai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Menurutnya, rencana pengurangan penggunaan air tanah dinilai tepat, karena efek dari penggunaan air tanah yang berlebihan mempengaruhi lingkungan utamanya tanah, serta faktor massa bangunan (infrastruktur) atau settlement.

“Dengan selesainya Waduk Sidan nanti, khususnya Denpasar yang sama sekali tidak memiliki sumber, kebutuhan air minumnya akan dipasok untuk kepentingan hidup masyarakat di perkotaan. Demikian di wilayah lainnya. Kami telah melakukan perencanaan Tabanan dapat berapa, Denpasar berapa, begitu juga Gianyar dan Badung. Hal ini berlaku juga untuk bendungan Tamblang nantinya,” ucapnya.*ind

Komentar