SMKN 1 Terapkan Silent Sitting
Seribuan siswa SMKN 1 Singaraja, saat ini sedang bersiap untuk mengikuti program baru sekolah yakni silent sitting (duduk hening) sebelum jam pelajaran.
Maksimalkan Proses Pembelajaran
SINGARAJA, NusaBali
Metode itu merupakan upaya menyiapkan siswa untuk menerima pembelajaran dari guru di sekolah. Program duduk hening ini disebut akan diterapkan di tahun 2019 mendatang. Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kepala SMKN 1 Singaraja, I Nengah Suteja, MPd, saat memberikan sambutan di pucak peringatan HUT ke-64, SMKN 1 Singaraja, Selasa (4/12) di Gedung Kesenian Gde Manik, Buleleng. Proses duduk hening wajib diikuti oleh seluruh siswa yang dipandu oleh guru saat jam pertama pembelajaran untuk menenangkan diri dan pikiran.
Hal itu menurut Suteja tercetus dengan permasalahan siswa yang selama ini sulit menerima pelajaran dari guru karena tidak fokus saat berada di sekolah. Baik karena permasalahan di rumah dengan orang tua, teman dekat dan kondisi lain di luar sekolah. Ketidakfokusan pikiran siswa saat menerima pelajaran berujung pada kurang maksimalnya pemahaman siswa terhadap pelajaran atau keterampilan keahlian yang ditekuninya.
“Jadi siswa itu andaikan sebuah gelas, kalau sudah penuh, atau kotor dan posisinya terbalik, maka tidak akan bisa dipenuhi oleh air, kalaupun bisa pasti tumpah atau dimuntahkan karena kotor, begitu juga dengan pikiran anak-anak, sehingga ini harus diterapi dengan ketenangan,” kata Suteja.
Dalam duduk tenang itu mengadopsi yoga. Siswa akan diajak duduk tenang 2-3 menit dipandu oleh guru pengajar. Diharapkan siswa yang masih terbebani dengan sejumlah pemikiran di luar sekolah dapat melepaskannya sejenak. Setelah keadaan tenang baru akan dilanjutkan dengan proses pembelajaran.
Sementara itu program duduk tenang ini juga akan diterapkan kepada seluruh civitas akademik, baik pegawai, guru dan siswa. Sehingga seluruh warga sekolah dapat melaksnakana tugasnya masing-masing dengan fokus. Selain itu SMKN 1 Singaraja di peringatan ulath ke 64 juga mengajak seluruh warga sekolahnya untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan. Bahkan dalam rangkaian kegiatan ultah, seluruh jurusan diwajibkan mengirimkan perwakilan mengikuti kontes busana berbahan limbah plastik.
“Kami ingin bergerak dalam skup yang kecil dulu, mulai dari pribadi dan sekolah dengan slogan sekolah bersih penuh kasih, sehingga dapat berkontribusi dalam menjaga alam,” ungkap Suteja. *k23
Komentar