Korban Trauma, Ibunya Terancam Diputus Kerja
Setelah jadi korban aksi sayat betis, Senin (3/12) siang, AA Pratami Dewi, 13, siswi Kelas VI SD 3 Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat masih trauma.
DENPASAR, NusaBali
Hingga Rabu (5/12), bocah perempuan berusia 13 tahun ini belum mau sekolah. Ibundanya, Ida Ayu Komang Widiastiti, pun harus menunggui putrinya ini di ru-mah, hingga dia terancam diputus kerja.
Korban AA Pratami Dewi merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Dua kakaknya masih duduk di bangku SMP, sementara adiknya duduk di bangku SD. Mereka selama ini diasuh ibunya, Dayu Komang Widiastiti, sendirian karena sang ayah sudah meninggal 4 tahun silam.
Ditemui NusaBali di kediamannya, Jalan Imam Bonjol Gang I Nomor 2 Denpasar Barat, Rabu kemarin, Dayu Komang Widiastiti mengatakan putrinya yang jadi korban sayat betis ini masih trauma dan depresi, hingga belum mau sekolah. Selain itu, luka sayatan cutter di kedua betisnya juga belum sembuh.
Itu sebabnya, Dayu Widiastiti terpaksa tidak kerja selama dua hari, sejak Selasa (4/12), demi menunggui putrinya yang trauma di rumah. Kesehariannya, dia bek-erja sebagai juru parkir di Mal Matahari Denpasar, sejak 5 bulan lalu. Sebelumnya, Dayu Widiastiti bekerja sebagai juru parkir di Mal Robinson Denpasar.
"Sebelum pelakunya ditangkap, saya tidak tenang. Apalgi gang masuk rumah kami ini rawan dan sepi. Saya terpaksa tidak kerja. Syukurlah sekarang pelakunya sudah ditangkap. Tapi, saya terancam diputus kerja,” tutur Dayu Widistiti.
Dia mengaku sangat beban atas masalah yang dihadapinya. Apalagi, harus melepas kerja dengan menanggung beban empat anak yang semuanya masih sekolah. "Hidup setiap hari susah. Dalam sehari syukur kalau dapat ceperan Rp 20.000. Kadang saya dibantu keluarga, karena mereka iba dengan anak saya,” keluhnya. *po
Hingga Rabu (5/12), bocah perempuan berusia 13 tahun ini belum mau sekolah. Ibundanya, Ida Ayu Komang Widiastiti, pun harus menunggui putrinya ini di ru-mah, hingga dia terancam diputus kerja.
Korban AA Pratami Dewi merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Dua kakaknya masih duduk di bangku SMP, sementara adiknya duduk di bangku SD. Mereka selama ini diasuh ibunya, Dayu Komang Widiastiti, sendirian karena sang ayah sudah meninggal 4 tahun silam.
Ditemui NusaBali di kediamannya, Jalan Imam Bonjol Gang I Nomor 2 Denpasar Barat, Rabu kemarin, Dayu Komang Widiastiti mengatakan putrinya yang jadi korban sayat betis ini masih trauma dan depresi, hingga belum mau sekolah. Selain itu, luka sayatan cutter di kedua betisnya juga belum sembuh.
Itu sebabnya, Dayu Widiastiti terpaksa tidak kerja selama dua hari, sejak Selasa (4/12), demi menunggui putrinya yang trauma di rumah. Kesehariannya, dia bek-erja sebagai juru parkir di Mal Matahari Denpasar, sejak 5 bulan lalu. Sebelumnya, Dayu Widiastiti bekerja sebagai juru parkir di Mal Robinson Denpasar.
"Sebelum pelakunya ditangkap, saya tidak tenang. Apalgi gang masuk rumah kami ini rawan dan sepi. Saya terpaksa tidak kerja. Syukurlah sekarang pelakunya sudah ditangkap. Tapi, saya terancam diputus kerja,” tutur Dayu Widistiti.
Dia mengaku sangat beban atas masalah yang dihadapinya. Apalagi, harus melepas kerja dengan menanggung beban empat anak yang semuanya masih sekolah. "Hidup setiap hari susah. Dalam sehari syukur kalau dapat ceperan Rp 20.000. Kadang saya dibantu keluarga, karena mereka iba dengan anak saya,” keluhnya. *po
Komentar