Muncul Gerakan Musdalub Golkar Bali
Sejumlah Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali diisukan sudah berangkat ke DPP Golkar untuk ajukan usulan Musdalub
Untuk Cari Ketua DPD I Golkar Definitif Pengganti Sudikerta
DENPASAR, NusaBali
Baru dua hari Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menjabat Plt Ketua DPD I Golkar Bali untuk menggantikan Ketut Sudikerta, yang terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan senilai Rp 150 miliar, sudah bergulir usulan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Golkar Bali. Wacana Musdalub untuk memilih Ketua DPD I Golkar Bali definitif ini digulirkan sejumlah DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-bali.
Informasi yang dihimpun NusaBali di internal Golkar, Kamis (6/12) siang, sudah ada sejumlah Ketua DPD II Golkar dan pengurus DPD I Golkar Bali yang terbang ke Jakarta, untuk menyampaikan usulan Musdalub tersebut ke DPP Golkar. Ada dua versi yang mendorong munculnya usulan Musdalub Golkar Bali ini.
Versi pertama, jajaran DPD II Golkar intinya ingin konsolidasi dipercepat, hingga partai semakin solid. Sebab, dengan adanya pejabat defenitif Ketua DPD I Golkar Bali, maka mesin partai bisa maksimal berjalan. Versi kedua, sejumlah petinggi DPD II Golkar yang sebelumnya merupakan loyalis Ketut Sudikerta, ketakutan dan khawatir dilindas gerbong Demer. “Jadi, sejumlah DPD II Golkar sampaikan usulan ke DPP Golkar untuk segera dilaksanakan Musdalub Golkar Bali,” ujar seorang kader Golkar kepada NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Benarkah? Saat hendak dikonfirmasi NusaBali terkait gerakan Musdalub Golkar Bali ini, sejumlah Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota tidak bisa dihubungi. Ketua DPD II Golkar Badung Wayan Muntra, misalnya, saat dihubungi per telepon, terdengar nada sambung namun ponselnya tidak diangkat. Demikian pula Ketua DPD II Golkar Karangasem Made Sukerana, Ketua DPD II Golkar Tabanan I Ketut Arya Budi Giri, dam Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira.
Sedangkan Ketua DPD II Golkar Gianyar, I Made Dauh Wijana, menyatakan dirinya tidak ada ke mana-mana, Kamis kemarin. "Saya sedang sakit, saya di rumah saja," ujar Dauh Wijana saat dikonfirmasi NusaBali per telepon.
Ditanya soal adanya usulan DPD II Golkar Kabupaten/Kota agar segera dilak-sanakan Musdalub Golkar Bali untuk memilih nakhoda partai definitif, Dauh Wijana mengatakan dirinya belum dengar info tersebut. "Nggak ada yang kasitahu. Saya kebetulan tidak dengar. Sudah 4 hari saya di rumah saja. Masa ada usulan begitu (Musdalub), nggak-lah, kan sudah ada penunjukan Pelaksana Tugas,” jelas politisi Golkar asal Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.
Dauh Wijana menegaskan, dengan adanya Plt Ketua DPD I Golkar Bali yang kini dipegang Demer, maka mesin partai akan tetap jalan. Proses konsolidasi partai di DPD II Golkar Gianyar juga tetap jalan. "Saya rasa tidak ada pengaruhnya dengan kasus Pak Sudikerta. Plt Ketua DPD I Golkar Bali juga sudah ditunjuk,” tandas Dauh Wijana yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar.
Paparan senada juga disampaikan Ketua DPD II Golkar Bangli, I Wayan Gunawan. Menurut Gunawan, dirinya kemarin ada di kampung yakni Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli. Gunawan menegaskan, dirinya tidak tahu ada wacana Musdalub Golkar Bali yang digalang DPD II Golkar. "Kalau ada yang menyebutkan Ketua DPD II Golkar ke Jakarta, saya tidak tahu. Saya di kampung," sergah Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali ini.
Gunawan mengatakan hanya tahu kalau Minggu (9/12) nanti akan ada rapat DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali dengan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar. "Agenda rapatnya saya dengar-dengar mau konsolidasi persiapan menghadapi Pemilu. Apakah rapat nanti ada agenda lain, ya lihat saja 9 Desember," jelas anggota Komisi I DPRD Bali yang sudah empat periode duduk di Dewan ini.
Sementara itu, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya alias Demer enggan angkat ponselnya saat dihubungi NusaBali, Kamis kemarin. Pesan WhatsApp (WA) yang dikirimkan NusaBali juga belum direspons.
Sedangkan Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan boleh saja ada usulan Musdalub dari DPD II Golkar. Namun, karena sudah ada Plt Ketua DPD I Golkar Bali, maka secara etika harusnya usulan itu disampaikan ke Plt saja. "Koordinasi dengan Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Toh kalau usulkan Musdalub ke DPP Golkar, nanti DPP pasti akan dengarkan Plt," ujar Sugawa Korry.
Sugawa Korry yang sebelumnya pernah punya sejarah berseberangan dengan Demer, menegaskan Musdalub itu harus seizin DPP Golkar. Musdalub dilakukan dengan beberapa syarat yang harus terpenuhi. "Tapi, SK DPP Golkar Nomor 362 itu kan sudah menunjuk Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Maka, kita hormatilah dan secara etika kita serahkan ke Plt untuk melaksanakan konsolidasi organisasi," beber politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Sugawa Korry pun mengajak kader Golkar Bali hormati keputusan DPP Golkar yang sudah menunjuk Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Sebab, Plt punya tugas konsolidasi di daerah. "Usulan Musdalub ke DPP Golkar boleh saja, tapi etikanya tidaklah langsung seperti itu. Kan sudah ada Plt yang ditunjuk DPP Golkar. Nanti 9 Desember kita rapat, di sanalah konsolidasi internal akan digelar," tegas Sugawa Korry yang mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng.
Ketut Sudikerta resmi dicopot sebagai Ketua DPD I Golkar Bali, Selasa (4/12), setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan jual beli tanah senilai Rp 150 miliar, hingga dicekal Polda Bali bepergian ke luar Bali. Sebagai gantinya, DPP Golkar tunjuk Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menjadi Plt Ketua DPD I Golkar Bali.
Pencopotan Ketut Sudikerta sebagai Ketua DPD I Golkar Bali dan penunjukan Demer jadi Plt ini dituangkan melalui SK DPP Golkar Nomor Kep 362/DPP/Golkar/XII/2018, tertanggal 4 Desember 2018, yang ditandatangani Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dan Sekjen DPP Golkar, Lodewijk F Paulus. SK penunjukan sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali terse-but diserahkan Ketua Koordinator Bidang Kepartian DPP Golkar, Ibnu Munzir, langsung kepada Demer, Selasa sore, di Jakarta, dengan disaksikan Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry. *nat
DENPASAR, NusaBali
Baru dua hari Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menjabat Plt Ketua DPD I Golkar Bali untuk menggantikan Ketut Sudikerta, yang terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan senilai Rp 150 miliar, sudah bergulir usulan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Golkar Bali. Wacana Musdalub untuk memilih Ketua DPD I Golkar Bali definitif ini digulirkan sejumlah DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-bali.
Informasi yang dihimpun NusaBali di internal Golkar, Kamis (6/12) siang, sudah ada sejumlah Ketua DPD II Golkar dan pengurus DPD I Golkar Bali yang terbang ke Jakarta, untuk menyampaikan usulan Musdalub tersebut ke DPP Golkar. Ada dua versi yang mendorong munculnya usulan Musdalub Golkar Bali ini.
Versi pertama, jajaran DPD II Golkar intinya ingin konsolidasi dipercepat, hingga partai semakin solid. Sebab, dengan adanya pejabat defenitif Ketua DPD I Golkar Bali, maka mesin partai bisa maksimal berjalan. Versi kedua, sejumlah petinggi DPD II Golkar yang sebelumnya merupakan loyalis Ketut Sudikerta, ketakutan dan khawatir dilindas gerbong Demer. “Jadi, sejumlah DPD II Golkar sampaikan usulan ke DPP Golkar untuk segera dilaksanakan Musdalub Golkar Bali,” ujar seorang kader Golkar kepada NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Benarkah? Saat hendak dikonfirmasi NusaBali terkait gerakan Musdalub Golkar Bali ini, sejumlah Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota tidak bisa dihubungi. Ketua DPD II Golkar Badung Wayan Muntra, misalnya, saat dihubungi per telepon, terdengar nada sambung namun ponselnya tidak diangkat. Demikian pula Ketua DPD II Golkar Karangasem Made Sukerana, Ketua DPD II Golkar Tabanan I Ketut Arya Budi Giri, dam Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira.
Sedangkan Ketua DPD II Golkar Gianyar, I Made Dauh Wijana, menyatakan dirinya tidak ada ke mana-mana, Kamis kemarin. "Saya sedang sakit, saya di rumah saja," ujar Dauh Wijana saat dikonfirmasi NusaBali per telepon.
Ditanya soal adanya usulan DPD II Golkar Kabupaten/Kota agar segera dilak-sanakan Musdalub Golkar Bali untuk memilih nakhoda partai definitif, Dauh Wijana mengatakan dirinya belum dengar info tersebut. "Nggak ada yang kasitahu. Saya kebetulan tidak dengar. Sudah 4 hari saya di rumah saja. Masa ada usulan begitu (Musdalub), nggak-lah, kan sudah ada penunjukan Pelaksana Tugas,” jelas politisi Golkar asal Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.
Dauh Wijana menegaskan, dengan adanya Plt Ketua DPD I Golkar Bali yang kini dipegang Demer, maka mesin partai akan tetap jalan. Proses konsolidasi partai di DPD II Golkar Gianyar juga tetap jalan. "Saya rasa tidak ada pengaruhnya dengan kasus Pak Sudikerta. Plt Ketua DPD I Golkar Bali juga sudah ditunjuk,” tandas Dauh Wijana yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar.
Paparan senada juga disampaikan Ketua DPD II Golkar Bangli, I Wayan Gunawan. Menurut Gunawan, dirinya kemarin ada di kampung yakni Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli. Gunawan menegaskan, dirinya tidak tahu ada wacana Musdalub Golkar Bali yang digalang DPD II Golkar. "Kalau ada yang menyebutkan Ketua DPD II Golkar ke Jakarta, saya tidak tahu. Saya di kampung," sergah Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali ini.
Gunawan mengatakan hanya tahu kalau Minggu (9/12) nanti akan ada rapat DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali dengan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar. "Agenda rapatnya saya dengar-dengar mau konsolidasi persiapan menghadapi Pemilu. Apakah rapat nanti ada agenda lain, ya lihat saja 9 Desember," jelas anggota Komisi I DPRD Bali yang sudah empat periode duduk di Dewan ini.
Sementara itu, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya alias Demer enggan angkat ponselnya saat dihubungi NusaBali, Kamis kemarin. Pesan WhatsApp (WA) yang dikirimkan NusaBali juga belum direspons.
Sedangkan Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan boleh saja ada usulan Musdalub dari DPD II Golkar. Namun, karena sudah ada Plt Ketua DPD I Golkar Bali, maka secara etika harusnya usulan itu disampaikan ke Plt saja. "Koordinasi dengan Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Toh kalau usulkan Musdalub ke DPP Golkar, nanti DPP pasti akan dengarkan Plt," ujar Sugawa Korry.
Sugawa Korry yang sebelumnya pernah punya sejarah berseberangan dengan Demer, menegaskan Musdalub itu harus seizin DPP Golkar. Musdalub dilakukan dengan beberapa syarat yang harus terpenuhi. "Tapi, SK DPP Golkar Nomor 362 itu kan sudah menunjuk Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Maka, kita hormatilah dan secara etika kita serahkan ke Plt untuk melaksanakan konsolidasi organisasi," beber politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Sugawa Korry pun mengajak kader Golkar Bali hormati keputusan DPP Golkar yang sudah menunjuk Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali. Sebab, Plt punya tugas konsolidasi di daerah. "Usulan Musdalub ke DPP Golkar boleh saja, tapi etikanya tidaklah langsung seperti itu. Kan sudah ada Plt yang ditunjuk DPP Golkar. Nanti 9 Desember kita rapat, di sanalah konsolidasi internal akan digelar," tegas Sugawa Korry yang mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng.
Ketut Sudikerta resmi dicopot sebagai Ketua DPD I Golkar Bali, Selasa (4/12), setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan jual beli tanah senilai Rp 150 miliar, hingga dicekal Polda Bali bepergian ke luar Bali. Sebagai gantinya, DPP Golkar tunjuk Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menjadi Plt Ketua DPD I Golkar Bali.
Pencopotan Ketut Sudikerta sebagai Ketua DPD I Golkar Bali dan penunjukan Demer jadi Plt ini dituangkan melalui SK DPP Golkar Nomor Kep 362/DPP/Golkar/XII/2018, tertanggal 4 Desember 2018, yang ditandatangani Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dan Sekjen DPP Golkar, Lodewijk F Paulus. SK penunjukan sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali terse-but diserahkan Ketua Koordinator Bidang Kepartian DPP Golkar, Ibnu Munzir, langsung kepada Demer, Selasa sore, di Jakarta, dengan disaksikan Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry. *nat
1
Komentar