Anggur Laut Dikembangkan di Buleleng
Bulung Mica Ini Laku Rp 550 Ribu Per Kilogram
SINGARAJA, NusaBali
Komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng terus berkembang. Salah satu petani di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng saat ini sedang membudidayakan anggur laut. Salah satu produksi pertanian yang sangat menjanjikan itu kini banyak dicari untuk bahan kosmetik, obat-obatan maupun disantap langsung.
Petani anggur laut, Kadek Lila Antara menjelaskan ia memulai mengenal tanaman anggur laut yang di Bali dikenal dengan nama Bulung Mica itu sejak tahun 2008 silam. Saat itu ada warga negara Jepang yang mengembangkan dan mengenalkan budidaya anggur laut di Indonesia, salah satunya di Buleleng. Setelah berproses tahun 2012 lalu, Lila mencoba membudidayakan anggur laut itu yang dibudidayakan dalam bak air. Proses pencarian dengan teknik dan bahan tepat pun baru ditemukannya tahun 2016 lalu.
“Karena jenis anggur laut ini sangat sensitif dengan cahaya, suhu dan kualitas air, kesulitannya sebelum ini berhasil mencari semuanya agar pas. Dan kami pastikan produk kami natural, karena tak mau menghasilkan produk yang merusak alam,” ujarnya saat ditemui di tempat budidaya anggur lautnya belum lama ini.
Kini setelah berhasil memanen hasil jerih payahnya, anggur laut produksinya banyak dicari oleh restoran-restoran dan rumah kosmetik lokal Indonesia. Pemasarannya pun tak hanya di Bali, tetapi hasil budidayanya banyak dikirim ke Jakarta, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, hingga Kalimantan dengan pengiriman ekspres.
Saat ini anggur lautnya laku terjual Rp 550 ribu per kilogram. Produk budidaya ini terkenal cukup mahal karena kandungan vitamin dan zat-zat baiknya sangat banyak. Bahkan tanpa diolah pun anggur lain dapat memberikan jalan keluar untuk menangkal sejumlah macam penyakit. “Jadi ada kandungan anti diabetes, anti penggumpalan darah, anti kanker, anti jamur, anti bakterial, bagus untuk pembuluh darah, zat besi untuk yang anemia, vitalitas, serta tinggi mineral, apapun zat dibutuhkan manusia ada di anggur laut. Bahkan di Okinawa Jepang, anggur laut dimakan langsung untuk awet muda,” ucap Lila.
Dengan mengembangkan anggur laut di daerah tropis Buleleng, dinilai memiliki keunggulan dibandingkan dengan produktivitas daerah asalnya Okinawa. Jika di Jepang hanya dapat dipanen pada musim panas, di daerah tropis dapat dipanen di semua musim. Apalagi dengan menggunakan sistem budidaya dalam bak yang suhu, cahaya dan kualitas airnya dapat diatur.
Produksi anggur laut itu pun memiliki potensi pasar ekspor yang sangat tinggi. Hanya saja sejauh ini budidaya anggur laut yang dikembangkan Lila baru dapat memenuhi permintaan pasar lokal. *k23
Komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng terus berkembang. Salah satu petani di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng saat ini sedang membudidayakan anggur laut. Salah satu produksi pertanian yang sangat menjanjikan itu kini banyak dicari untuk bahan kosmetik, obat-obatan maupun disantap langsung.
Petani anggur laut, Kadek Lila Antara menjelaskan ia memulai mengenal tanaman anggur laut yang di Bali dikenal dengan nama Bulung Mica itu sejak tahun 2008 silam. Saat itu ada warga negara Jepang yang mengembangkan dan mengenalkan budidaya anggur laut di Indonesia, salah satunya di Buleleng. Setelah berproses tahun 2012 lalu, Lila mencoba membudidayakan anggur laut itu yang dibudidayakan dalam bak air. Proses pencarian dengan teknik dan bahan tepat pun baru ditemukannya tahun 2016 lalu.
“Karena jenis anggur laut ini sangat sensitif dengan cahaya, suhu dan kualitas air, kesulitannya sebelum ini berhasil mencari semuanya agar pas. Dan kami pastikan produk kami natural, karena tak mau menghasilkan produk yang merusak alam,” ujarnya saat ditemui di tempat budidaya anggur lautnya belum lama ini.
Kini setelah berhasil memanen hasil jerih payahnya, anggur laut produksinya banyak dicari oleh restoran-restoran dan rumah kosmetik lokal Indonesia. Pemasarannya pun tak hanya di Bali, tetapi hasil budidayanya banyak dikirim ke Jakarta, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, hingga Kalimantan dengan pengiriman ekspres.
Saat ini anggur lautnya laku terjual Rp 550 ribu per kilogram. Produk budidaya ini terkenal cukup mahal karena kandungan vitamin dan zat-zat baiknya sangat banyak. Bahkan tanpa diolah pun anggur lain dapat memberikan jalan keluar untuk menangkal sejumlah macam penyakit. “Jadi ada kandungan anti diabetes, anti penggumpalan darah, anti kanker, anti jamur, anti bakterial, bagus untuk pembuluh darah, zat besi untuk yang anemia, vitalitas, serta tinggi mineral, apapun zat dibutuhkan manusia ada di anggur laut. Bahkan di Okinawa Jepang, anggur laut dimakan langsung untuk awet muda,” ucap Lila.
Dengan mengembangkan anggur laut di daerah tropis Buleleng, dinilai memiliki keunggulan dibandingkan dengan produktivitas daerah asalnya Okinawa. Jika di Jepang hanya dapat dipanen pada musim panas, di daerah tropis dapat dipanen di semua musim. Apalagi dengan menggunakan sistem budidaya dalam bak yang suhu, cahaya dan kualitas airnya dapat diatur.
Produksi anggur laut itu pun memiliki potensi pasar ekspor yang sangat tinggi. Hanya saja sejauh ini budidaya anggur laut yang dikembangkan Lila baru dapat memenuhi permintaan pasar lokal. *k23
Komentar