nusabali

Turut Dibesarkan Krama Purantara

  • www.nusabali.com-turut-dibesarkan-krama-purantara

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tibu Tanggang, Desa Pakraman Giri Utama, di Banjar Tibu Tanggang, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, salah satu usaha adat yang menjadi handalan krama setempat.

LPD Tibu Tanggang, Desa Penyaringan, Jembrana


NEGARA, NusaBali
LPD di wilayah ujung kawasan pedesaan ini menjadi salah satu LPD maju. Pada September 2018, meraih Juara I Lomba LPD Terbaik Kabupaten Jembrana 2018 kategori LPD dengan aset Rp 5 miliar.

Raihan gelar sebagai salah satu LPD terbaik di Gumi Makepung, ini tidak terlepas dari beberapa aspek penilaian. Di antaranya, pengelolaan, administrasi, pengawasan, termasuk menjalankan program-program yang berkaitan dengan urusan Desa Pakraman. "LPD kami di sini, didirikan mulai tahun 1991. Dari awal beridiri, dari desa pakraman memiliki prinsip utama, adalah memupuk kepercayaan dari krama. Untuk memupuk kepercayaan krama, ya tentu kami berupaya memperkuat internal LPD, baik dari pengurusnya, termasuk pengawasan dari desa pakraman," ujar Bendesa Pakraman Giri Utama, Ida Bagus Ketut Kemenuh alias Gus Kemenuh,43.

Gus Kemenuh mengatakan, pengelolaan LPD Tibu Tanggang dilakukan 4 orang, yakni ketua, tata usaha, (TU), kasir, dan administrasi. Untuk mengedepankan efisiensi, sehingga bisa lebih maksimal berkontribusi terhadap kepentingan adat, 4 orang yang menjadi pengelola LPD, ini pun sekalian merangkap sebagai petugas lapangan, seperti menarik tabungan maupun kredit dari para nasabah. Sedangkan dari Badan Pengawas (BP), diisi tiga  orang, yakni bendesa sebagai ketua, dan dua anggota dari pamucuk desa pakraman dan profesional. "Selain bendesa yang memang otomatis sebagai ketua BP, ada dari pamucuk yang juga berperan sebagai pengawas, bendesa ikut dilibatkan sebagai pengawas LPD. Itu sudah diatur dalam pararem (aturan dibawah awig-awig adat). Jadi, bendesa juga dalam mejalankan peran pengawasn LPD juga ikut secara langsung diawasi Pamucuk," ujarnya.

Sebagai perlindungan LPD secara eksternal, juga ada pararem yang mengatur tentang masalah kredit macet. Ketika ada oknum nasabah membandel, khususnya di desa pakraman setempat, desa pakraman berhak melakukan perampasan jaminan krama yang bersangkutan. Namun selama LPD berdiri sejak tahun 1991 hingga saat, ini dipastikan tidak pernah sampai ada dilakukan perampasan, karena sudah bisa diselesaikan melalui pendekatan secara kekeluargaan. "Itu bisa dilakukan kalau benar-benar keterlaluan, dan tetap melalui mekanisme paruman desa. Astungkara, krama kami di sini, tidak ada sampai seperti itu," ungkap Gus Kemenuh yang juga didampingi Ketua LPD Tibu Tanggang, I Made Sudiartha,58.

Hingga saat ini, LPD Tibu Tanggang yang berkantor dalam satu areal dengan Bale Desa Pakraman Giri Utama, ini memiliki aset Rp 5,6 miliar. Total aset, itu pun cukup tinggi dari sisi jumlah krama di wilayah Desa Pakraman setempat yang terdiri dari 2 Banjar Adat (Banjar Adat Utara dan Banjar Adat Daksina), dengan total sekitar 170 KK. Dari total 170 KK, sekitar 40 KK di antaranya merupakan  krama purantara (tinggal merantau keluar desa). Namun meski demikian, diakui cukup banyak krama purantara yang ikut membesarkan LPD setempat, dengan menabung ataupun meminjam uang di LPD. "Kami secara adat, tidak mengharuskan krama ke LPD. Tetapi karena percaya dengan pengelolaan LPD di kampung halaman mereka, mereka juga menaruh kepercayaan ke LPD. Apalagi tahu kalau dalam menjalankan LPD, tidak hanya mementingkan keuntungan saja, tetapi bagaimana dampak sosial, meringankan beban krama," ujarnya.

Menurut Gus Kemenuh, beberapa kontribusi nyata LPD Tibu Tanggang, adalah ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan adat secara umum, seperti Ngenteg Linggih di Pura Kahyangan Tiga (Desa, Puseh, Dalem), termasuk untuk kegiatan Seka Truna Truni (STT). Di samping, ketika ada acara tertentu dari Desa Dinas, seperti HUT Desa Panyaringan, LPD juga ikut menyumbang. "Setiap tahun kita sisihkan 20 persen dari SHU untuk kegiatan sosial. Tahun 2017 kemarin, total kita sumbangkan Rp 40 juta.  Kedepannya, ketika dapat lebih maju, kami ingin setiap ada kegiatan Ngenteg Linggih, kami bisa menanggung seluruh pembiayaan dari LPD sehingga tidak ada lagi urunan. Itu salah satu cita-cita terbesar kami," ucapnya.

Dalam upaya meringankan beban krama, LPD Tibu Tanggang juga memiliki produk kredit khusus terhadap krama yang sedang menjalani opname di rumah sakit dan biaya pengabenan. Kredit khusus untuk krama yang sedang mengalami kedukaan , itu disediakan pinjaman dengan plafon Rp 10 juta, tanpa dikenakan bunga selama 1 bulan. "Kami terus berupaya, bagaimana mengembangkan LPD untuk membantu krama. Selain LPD, kami di Desa Pakraman Giri Utama, juga memiliki usaha menyewakan kebutuhan upacara keagamaan. Seperti kursi, seng, bale, talenan, kompor, dan beberapa peralatan dapur lainnya. Itu sifatnya bukan untuk keuntungan bisnis, tetapi lebih membantu krama. Biasanya, orang menyewakan kursi Rp 2.000 sampai 3.000 per kursi per hari, kita sediakan dengan sewa Rp 1.000 per kursi sampai habis hajatan. Rencananya, kami juga ingin menyediakan terob sehingga krama semakin terbantu setiap ada hajatan keagamaan," pungkasnya. *ode

Komentar