Jelang Nataru, ASDP Siapkan 56 KMP
Menghadapi lonjakan arus penumpang jelang Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru), PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk menyiapkan sebanyak 56 kapal motor penumpang (KMP).
Saat ini ada lima kapal sedang di-docking di Surabaya, Jawa Timur.
NEGARA, NusaBali
Beberapa KMP kini tengah menjalani perawatan, untuk memastikan kondisi kapal benar-benar prima saat terjadi lonjakan angkutan penumpang Nataru nanti. Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahyono, mengatakan sejumlah persiapan fasilitas termasuk sarana prasarana jelang angkutan Nataru, mulai dipersiapkan di Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk. Sebelumnya telah dilakukan pemeliharaan dermaga poton. Saat ini lima kapal juga sedang menjalani perawatan di Surabaya, Jatim, yang nantinya juga dipastikan siap untuk membantu kelancaran angkutan Nataru.
“Lima kapal yang sementara masih di-docking adalah KMP Jambo IX, KMP Gilimanuk II, KMP Yunice, KMP Munic V, dan KMP Darma Rucitra. Dari koordinasi, kelima kapal itu nanti juga akan siap beroperasi sebelum angkutan Nataru,” katanya, Minggu (9/12).
Ditambah lima KMP yang tengah dirawat itu, maka dipastikan total akan tersedia sebanyak 56 KMP untuk angkutan Nataru. Meski tersedia 56 KMP, untuk melayani lonjakan arus penumpang nanti, kapal yang dioperasikan maksimal sebanyak 32 KMP, sesuai dengan batasan standar operasi maksimal.
“Nanti kapal yang beroperasi tetap disesuaikan kondisi di lapangan. Kalau belum terlalu padat, bisa hanya dioperasikan 25 kapal. Tetapi kalau sudah padat, bisa kami tambah menjadi 30 – 32 kapal. Tidak mungkin berbarengan dioperasikan semuanya,” ujar Heru.
Selain terkait dermaga maupun armada kapal, pihak ASDP juga mempersiapkan tambahan loket tiket dan layanan pembayaran tiket dengan menggunakan uang elektronik atau e-money. Sementara ini yang diwajibkan melakukan pembelian tiket secara nontunai, itu adalah khusus penumpang pejalan kaki dan sepeda motor. Sedangkan kendaraan roda empat, masih bersifat hybrid (bisa tunai maupun nontunai). Tetapi ketika terjadi lonjakan yang begitu signifikan terhadap penumpang pejalan kaki atau sepeda motor, akan diantisipasi dengan membuka loket untuk pembayaran tunai. “Nanti petugas yang melayani pembelian tiket secara nontunai akan kami tambah, dan tetap kami disediakan loket cadangan,” tutur Heru. *ode
NEGARA, NusaBali
Beberapa KMP kini tengah menjalani perawatan, untuk memastikan kondisi kapal benar-benar prima saat terjadi lonjakan angkutan penumpang Nataru nanti. Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahyono, mengatakan sejumlah persiapan fasilitas termasuk sarana prasarana jelang angkutan Nataru, mulai dipersiapkan di Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk. Sebelumnya telah dilakukan pemeliharaan dermaga poton. Saat ini lima kapal juga sedang menjalani perawatan di Surabaya, Jatim, yang nantinya juga dipastikan siap untuk membantu kelancaran angkutan Nataru.
“Lima kapal yang sementara masih di-docking adalah KMP Jambo IX, KMP Gilimanuk II, KMP Yunice, KMP Munic V, dan KMP Darma Rucitra. Dari koordinasi, kelima kapal itu nanti juga akan siap beroperasi sebelum angkutan Nataru,” katanya, Minggu (9/12).
Ditambah lima KMP yang tengah dirawat itu, maka dipastikan total akan tersedia sebanyak 56 KMP untuk angkutan Nataru. Meski tersedia 56 KMP, untuk melayani lonjakan arus penumpang nanti, kapal yang dioperasikan maksimal sebanyak 32 KMP, sesuai dengan batasan standar operasi maksimal.
“Nanti kapal yang beroperasi tetap disesuaikan kondisi di lapangan. Kalau belum terlalu padat, bisa hanya dioperasikan 25 kapal. Tetapi kalau sudah padat, bisa kami tambah menjadi 30 – 32 kapal. Tidak mungkin berbarengan dioperasikan semuanya,” ujar Heru.
Selain terkait dermaga maupun armada kapal, pihak ASDP juga mempersiapkan tambahan loket tiket dan layanan pembayaran tiket dengan menggunakan uang elektronik atau e-money. Sementara ini yang diwajibkan melakukan pembelian tiket secara nontunai, itu adalah khusus penumpang pejalan kaki dan sepeda motor. Sedangkan kendaraan roda empat, masih bersifat hybrid (bisa tunai maupun nontunai). Tetapi ketika terjadi lonjakan yang begitu signifikan terhadap penumpang pejalan kaki atau sepeda motor, akan diantisipasi dengan membuka loket untuk pembayaran tunai. “Nanti petugas yang melayani pembelian tiket secara nontunai akan kami tambah, dan tetap kami disediakan loket cadangan,” tutur Heru. *ode
1
Komentar