IPA Penet Stop Produksi Sementara
Kendala yang dihadapi oleh PDAM bukan hanya dari banjir bandang, namun juga intensitas lumpur dan sampah plastik
Pasokan Air ke Wilayah Denbar dan Denut Alami Gangguan
DENPASAR, NusaBali
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tukad Penet saat ini mengalami stop produksi sementara karena gangguan pada alat pengolahan air. Hal itu menyebabkan gangguan pendistribusian air di wilayah Denpasar Barat dan Utara. Dengan gangguan yang terjadi, tekanan air dipastikan akan melemah karena hanya menggunakan IPA Waribang dan Petanu.
Hal itu diungkapkan Dirut PDAM Kota Denpasar IB Arsana saat dikonfirmasi, Minggu (9/12). Sudarsana mengungkapkan, dengan adanya gangguan air tersebut, dipastikan akan menggunakan pasokan air yang ada di IPA Waribang. Padahal IPA Waribang juga melakukan pembagian air ke Denpasar Selatan dan bagian tengah. Dengan dilakukannya pembagian tersebut dipastikan pasokan air menuju Denbar khususnya Padangsambian dan Denut akan melemah.
Kata Arsana, air yang disalurkan dari IPA Penet sebesar 150 liter perdetik. Namun, saat ini pendistribusian itu distop sementara. "Iya memang dikatakan ada gangguan dan distop sementara. Jadi kita terpaksa memakai saluran Waribang. Dan pastinya akan mengalami gangguan. Kami sudah berusaha untuk tetap melakukan pendistribusian air, namun tidak bisa selancar sebelumnya," ungkap Arsana.
Selain itu, IPA Petanu juga sempat mengalami gangguan pengolahan akibat dari banjir bandang. Hal itu menyebabkan pendistribusian juga menurun dari rata-rata 500 liter perdetik menjadi 450 liter perdetik. Beruntungnya kata dia, dengan tingkat kekeruhan yang mencapai 800 NTU masih bisa diolah. "Tapi kembali lagi tentu pasti akan melemah pendistribusian airnya," imbuhnya.
Pihaknya menghimbau agar masyarakat menyediakan tempat penampungan air di masing-masing rumah untuk menghindari kekurangan air saat gangguan terjadi. Sebab, gangguan pendistribusian air tidak bisa diprediksi apalagi karena faktor alam.
Arsana juga mengatakan, kendala yang dihadapi oleh PDAM bukan hanya dari banjir bandang, namun juga intensitas lumpur dan sampah plastik. Hal itu disebabkan oleh tingkat pembangunan di hulu cukup tinggi terutama pembangunan villa di pinggir sungai dengan membabat hutan.
Hal itu menyebabkan terjadinya tanah longsor dan membawa lumpur ke hilir. "Itu penyebabnya juga. Ketika ada hujan lebat dan terjadi longsor, kami di hilir yang kena lumpur. Ditambah lagi sampah plastik yang menyebabkan kita harus membutuhkan waktu lama untuk membersihkannya," katanya. *mi
DENPASAR, NusaBali
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tukad Penet saat ini mengalami stop produksi sementara karena gangguan pada alat pengolahan air. Hal itu menyebabkan gangguan pendistribusian air di wilayah Denpasar Barat dan Utara. Dengan gangguan yang terjadi, tekanan air dipastikan akan melemah karena hanya menggunakan IPA Waribang dan Petanu.
Hal itu diungkapkan Dirut PDAM Kota Denpasar IB Arsana saat dikonfirmasi, Minggu (9/12). Sudarsana mengungkapkan, dengan adanya gangguan air tersebut, dipastikan akan menggunakan pasokan air yang ada di IPA Waribang. Padahal IPA Waribang juga melakukan pembagian air ke Denpasar Selatan dan bagian tengah. Dengan dilakukannya pembagian tersebut dipastikan pasokan air menuju Denbar khususnya Padangsambian dan Denut akan melemah.
Kata Arsana, air yang disalurkan dari IPA Penet sebesar 150 liter perdetik. Namun, saat ini pendistribusian itu distop sementara. "Iya memang dikatakan ada gangguan dan distop sementara. Jadi kita terpaksa memakai saluran Waribang. Dan pastinya akan mengalami gangguan. Kami sudah berusaha untuk tetap melakukan pendistribusian air, namun tidak bisa selancar sebelumnya," ungkap Arsana.
Selain itu, IPA Petanu juga sempat mengalami gangguan pengolahan akibat dari banjir bandang. Hal itu menyebabkan pendistribusian juga menurun dari rata-rata 500 liter perdetik menjadi 450 liter perdetik. Beruntungnya kata dia, dengan tingkat kekeruhan yang mencapai 800 NTU masih bisa diolah. "Tapi kembali lagi tentu pasti akan melemah pendistribusian airnya," imbuhnya.
Pihaknya menghimbau agar masyarakat menyediakan tempat penampungan air di masing-masing rumah untuk menghindari kekurangan air saat gangguan terjadi. Sebab, gangguan pendistribusian air tidak bisa diprediksi apalagi karena faktor alam.
Arsana juga mengatakan, kendala yang dihadapi oleh PDAM bukan hanya dari banjir bandang, namun juga intensitas lumpur dan sampah plastik. Hal itu disebabkan oleh tingkat pembangunan di hulu cukup tinggi terutama pembangunan villa di pinggir sungai dengan membabat hutan.
Hal itu menyebabkan terjadinya tanah longsor dan membawa lumpur ke hilir. "Itu penyebabnya juga. Ketika ada hujan lebat dan terjadi longsor, kami di hilir yang kena lumpur. Ditambah lagi sampah plastik yang menyebabkan kita harus membutuhkan waktu lama untuk membersihkannya," katanya. *mi
Komentar