Air PDAM Macet, 8 Desa di Kediri Terdampak
Pasokan air bersih ke delapan desa di Kecamatan Kediri, Tabanan, macet sejak Sabtu (8/12) akibat pipa IPA di Banjar Nyanyi tersumbat lumpur dan sampah.
TABANAN, NusaBali
Sejak Sabtu (8/12) warga desa khususnya di Kecamatan Kediri selatan, Tabanan, mengeluh karena air PDAM macet. Bahkan warga harus pergi ke sungai dan sumber mata air untuk mendapat air bersih guna keperluan memasak dan mandi.
Salah seorang warga, Gusti Ayu Komang Mayanti, mengatakan di rumahnya Banjar Belatung, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, air PDAM mati sejak Sabtu (8/12). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air guna keperluan sehari-hari seperti memasak, dia harus meminta air ke tetangga yang memiliki sumur bor. “Kalau mandi saya ke sungai, semua warga begitu sejak Sabtu,” ungkapnya, Senin (10/12).
Kata dia, sesuai informasi air PDAM macet karena mesin yang ada di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Banjar Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, rusak. “Informasinya begitu, dan ini tidak terjadi di banjar saya tetapi seluruh Desa Pandak Gede,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ni Komang Sriadi. Menurutnya air PDAM di rumahnya Banjar Meranggi, Desa Pandak Bandung, Kecamatan Kediri, sejak Minggu (9/12) sudah tidak mengalir. Akibatnya tidak ada air bersih yang digunakan untuk memasak dan mandi. “Saya kalau untuk masak minta air ke saudara yang punya sumur bor, kalau mandi saya sekeluarga pergi ke sungai,” tuturnya.
Atas kondisi tersebut dia mengaku sangat kerepotan dan aktivitasnya terganggu. Apalagi untuk keperluan MCK dia harus ke sungai. “Saya harapkan semoga air PDAM cepat mengalir sebagaimana biasa,” tandasnya.
Terkait hal itu, Kasubag Humas PDAM Tabanan I Gede Wijaya Arnawa menjelaskan bahwa macetnya air di beberapa desa tersebut terjadi lantaran pipa IPA di Banjar Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, yang airnya bersumber dari Tukad Sungi mengalami gangguan akibat keruhnya air yang menyebabkan pompa intake tersumbat. “Karena keruhnya air sungai, pompa tersumbat lumpur dan sampah sehingga terjadi gangguan di intalasi,” ungkapnya.
Dikatakan, upaya perbaikan telah dilakukan sejak Sabtu lalu. Namun karena tingkat kekeruhan air terlalu tinggi maka mesin pompa yang sudah dipasang belum mau bekerja maksimal sehingga kemacetan air masih terjadi. “Sudah diganti lalu dipasang tetapi belum bekerja maksimal,” jelasnya.
Ditambahkan Wijaya Arnawa, ada delapan desa yang terdampak akibat pipa IPA di Banjar Nyanyi tersumbat. Yakni Desa Pandak Bandung, Desa Pandak Dede, Desa Beraban, Desa Nyitdah, Desa Pejaten, Desa Pangkung Tibah, Desa Belalang, dan Desa Kaba-Kaba.
Dengan kondisi tersebut pihaknya menarget air PDAM bisa mengalir Senin (10/12) sore. Sebagai respons cepat, sejak dua hari terakhir PDAM Tabanan telah memberikan pelayanan ecer air ke pelanggan di wilayah Desa Pandak Bandung dan Desa Pandak Gede. Satu tangki berisi 5.000 liter air bersih dibagikan kepada pelanggan.
“Kami sudah upayakan pelayanan ecer dengan air tangki, dan sampai saat ini sudah 12 tangki air kami bagikan ke pelanggan untuk kebutuhan minum dan masak, sembari menunggu air kembali normal,” tegasnya.
Pelayanan menggunakan mobil tangki ini mendapat respons warga. Mereka berbondong-bondong mendatangi titik bantuan sembari membawa ember ataupun galon. Bahkan ada pula warga yang rela dua sampai tiga kali bolak balik untuk mendapatkan air bersih. *de
Sejak Sabtu (8/12) warga desa khususnya di Kecamatan Kediri selatan, Tabanan, mengeluh karena air PDAM macet. Bahkan warga harus pergi ke sungai dan sumber mata air untuk mendapat air bersih guna keperluan memasak dan mandi.
Salah seorang warga, Gusti Ayu Komang Mayanti, mengatakan di rumahnya Banjar Belatung, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, air PDAM mati sejak Sabtu (8/12). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air guna keperluan sehari-hari seperti memasak, dia harus meminta air ke tetangga yang memiliki sumur bor. “Kalau mandi saya ke sungai, semua warga begitu sejak Sabtu,” ungkapnya, Senin (10/12).
Kata dia, sesuai informasi air PDAM macet karena mesin yang ada di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Banjar Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, rusak. “Informasinya begitu, dan ini tidak terjadi di banjar saya tetapi seluruh Desa Pandak Gede,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ni Komang Sriadi. Menurutnya air PDAM di rumahnya Banjar Meranggi, Desa Pandak Bandung, Kecamatan Kediri, sejak Minggu (9/12) sudah tidak mengalir. Akibatnya tidak ada air bersih yang digunakan untuk memasak dan mandi. “Saya kalau untuk masak minta air ke saudara yang punya sumur bor, kalau mandi saya sekeluarga pergi ke sungai,” tuturnya.
Atas kondisi tersebut dia mengaku sangat kerepotan dan aktivitasnya terganggu. Apalagi untuk keperluan MCK dia harus ke sungai. “Saya harapkan semoga air PDAM cepat mengalir sebagaimana biasa,” tandasnya.
Terkait hal itu, Kasubag Humas PDAM Tabanan I Gede Wijaya Arnawa menjelaskan bahwa macetnya air di beberapa desa tersebut terjadi lantaran pipa IPA di Banjar Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, yang airnya bersumber dari Tukad Sungi mengalami gangguan akibat keruhnya air yang menyebabkan pompa intake tersumbat. “Karena keruhnya air sungai, pompa tersumbat lumpur dan sampah sehingga terjadi gangguan di intalasi,” ungkapnya.
Dikatakan, upaya perbaikan telah dilakukan sejak Sabtu lalu. Namun karena tingkat kekeruhan air terlalu tinggi maka mesin pompa yang sudah dipasang belum mau bekerja maksimal sehingga kemacetan air masih terjadi. “Sudah diganti lalu dipasang tetapi belum bekerja maksimal,” jelasnya.
Ditambahkan Wijaya Arnawa, ada delapan desa yang terdampak akibat pipa IPA di Banjar Nyanyi tersumbat. Yakni Desa Pandak Bandung, Desa Pandak Dede, Desa Beraban, Desa Nyitdah, Desa Pejaten, Desa Pangkung Tibah, Desa Belalang, dan Desa Kaba-Kaba.
Dengan kondisi tersebut pihaknya menarget air PDAM bisa mengalir Senin (10/12) sore. Sebagai respons cepat, sejak dua hari terakhir PDAM Tabanan telah memberikan pelayanan ecer air ke pelanggan di wilayah Desa Pandak Bandung dan Desa Pandak Gede. Satu tangki berisi 5.000 liter air bersih dibagikan kepada pelanggan.
“Kami sudah upayakan pelayanan ecer dengan air tangki, dan sampai saat ini sudah 12 tangki air kami bagikan ke pelanggan untuk kebutuhan minum dan masak, sembari menunggu air kembali normal,” tegasnya.
Pelayanan menggunakan mobil tangki ini mendapat respons warga. Mereka berbondong-bondong mendatangi titik bantuan sembari membawa ember ataupun galon. Bahkan ada pula warga yang rela dua sampai tiga kali bolak balik untuk mendapatkan air bersih. *de
Komentar