Bobol Kartu Kredit, Jual Murah ke Konsumen
Awas! Modus Penipuan Tiket Pesawat
JAKARTA, NusaBali
Bagi Anda yang sedang mencari tiket pesawat, jangan mudah tergiur promo yang tak jelas rimbanya. Polisi baru saja mengungkap penipuan penjualan tiket pesawat Singapore Airlines yang melibatkan sindikat pembobol kartu kredit.
Tim Subdit Resmob Ditkrimum Polda Metro Jaya menangkap seorang travel agent atau agen perjalanan berinisial AH (29), dan tiga orang pembobol kartu kredit, yakni A (25), H (19), serta RM (21). Mereka ditangkap atas laporan adanya penjualan tiket pesawat Singapore Airlines dari hasil membobol kartu kredit.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan kasus tersebut bermula dari penangkapan WN Filipina berinisial J oleh Kepolisian Singapura. J diketahui kerap menjual tiket Singapore Airlines.
"Dari keterangan J ini diduga ada keterlibatan WN Indonesia. Diduga terlibat dalam penjualan pesawat Singapura Airlines. Kemudian Kepolisian Singapura berkomunikasi dengan Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (10/12) seperti dilansir detik.
Polda Metro kemudian menangkap seorang travel agent berinisial AH di kawasan Bandung, Jawa Barat, pada 29 November 2018. AH diduga menjual tiket pesawat dari hasil membobol kartu kredit. AH juga menjual tiket pesawat Singapore Airlines jauh di bawah harga pasaran. Hal itu dilakukan agar banyak masyarakat yang tertarik untuk membeli.
"Jadi si AH ini kan punya travel agent resmi. Otomatis kan banyak yang memesan tiket. Nah di dalam travel agent ini dia mempromosikan Singapore Airlines. Jadi misalnya si A klik di website Singapore Airlines mau beli tiket Singapore-London harga tiketnya Rp 40 juta, travel agentnya si AH ini menawarkan harganya Rp 20 juta. Kan tertarik dong, ngapain saya beli di website Singapore Airline, di Web AH murah kok. Pesenlah tiket di si AH," kata Kanit I Resmob Polda Metro Kompol Malvino dalam kesempatan yang sama.
AH ini ternyata memesan tiket tersebut dari ketiga tersangka lain yakni, A, H dan RM. Mereka ditangkap di Medan, Sumut pada 3 November 2018.
Proses pemesanan tiket yang dilakukan oleh ketiga tersangka itu dengan menggunakan uang hasil pembobolan kartu kredit. Mereka membobol kartu kredit dengan menyebarkan pesan spamming secara acak.
"Dia pakai teknik spamming. Dia mengirimkan e-mail ke random ribuan e-mail yang dia beli. Misal milis Amerika, Kanada, Jepang kan ada, dia sebar semua. Di situ bermacam-macam modus. misal ditulis selamat anda memenangkan iPhone dari Apple Store," ujar Malvino.
Pesan yang disebarkan itu seolah-olah berasal dari perusahaan tertentu. Ada yang mempercayai hal tersebut dan ada juga yang tidak. Mereka yang percaya langsung mengirimkan data pribadi.
"Untuk memenangkan hadiah ini klik link ini. Nanti ada tampilan lain, mirroring, jadi ini misalnya dia mirroring seolah-olah itu benar-benar Apple Store. Korban diminta mengisi data, nama, nomor kartu kredit, apa segala macem lah. Orang yang tidak tahu dia benar-benar mengisi itu, nah masuk lah ke datanya pelaku Medan ini. Nah dari data itu digunakan untuk pembelian tiket," papar Malvino.
Setelah data didapatkan, para tersangka data kartu kredit yang didapat untuk membeli tiket pesawat Singapore Airlines. Mereka memilih tiket pesawat Singapore Airlines karena harga tiketnya lebih tinggi dibandingkan maskapai lain.
Para tersangka ini juga diketahui sudah melancarkan aksinya selama dua tahun. Ketiga pembobol kartu kredit dan travel agent ini juga berbagi keuntungan setelah tiket pesawat terjual. Ratusan tiket sudah terjual dan kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar.
Dalam hal ini, pihak maskapai merasa rugi sebab sudah mengeluarkan tiket untuk penumpang. Namun tak bisa menarik uang dari bank, karena pemilik kartu kredit merasa tidak pernah membeli tiket tersebut.
"Nah tersangka kan nggak rugi apa-apa kan mereka pakai kartu kredit orang lain. Nah waktu pemilik kartu kredit dapat report tuh, kok saya ditagih senilai Rp 40 juta dari Singapore Airlines padahal nggak pernah transaksi itu, nah mereka decline tuh kartu kredit mereka ke bank. Airlines juga mau nagih juga nggak bisa dong kan dia sudah lapor ke bank dan kartu sudah di-decline. Jadi yang menderita kerugian si Airlines ini," ujarnya.
Barang bukti yang diamankan berupa SIM, kartu kredit, macbook, laptop, ponsel, motor, mobil dan sejumlah barang lainnya. *
Bagi Anda yang sedang mencari tiket pesawat, jangan mudah tergiur promo yang tak jelas rimbanya. Polisi baru saja mengungkap penipuan penjualan tiket pesawat Singapore Airlines yang melibatkan sindikat pembobol kartu kredit.
Tim Subdit Resmob Ditkrimum Polda Metro Jaya menangkap seorang travel agent atau agen perjalanan berinisial AH (29), dan tiga orang pembobol kartu kredit, yakni A (25), H (19), serta RM (21). Mereka ditangkap atas laporan adanya penjualan tiket pesawat Singapore Airlines dari hasil membobol kartu kredit.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan kasus tersebut bermula dari penangkapan WN Filipina berinisial J oleh Kepolisian Singapura. J diketahui kerap menjual tiket Singapore Airlines.
"Dari keterangan J ini diduga ada keterlibatan WN Indonesia. Diduga terlibat dalam penjualan pesawat Singapura Airlines. Kemudian Kepolisian Singapura berkomunikasi dengan Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (10/12) seperti dilansir detik.
Polda Metro kemudian menangkap seorang travel agent berinisial AH di kawasan Bandung, Jawa Barat, pada 29 November 2018. AH diduga menjual tiket pesawat dari hasil membobol kartu kredit. AH juga menjual tiket pesawat Singapore Airlines jauh di bawah harga pasaran. Hal itu dilakukan agar banyak masyarakat yang tertarik untuk membeli.
"Jadi si AH ini kan punya travel agent resmi. Otomatis kan banyak yang memesan tiket. Nah di dalam travel agent ini dia mempromosikan Singapore Airlines. Jadi misalnya si A klik di website Singapore Airlines mau beli tiket Singapore-London harga tiketnya Rp 40 juta, travel agentnya si AH ini menawarkan harganya Rp 20 juta. Kan tertarik dong, ngapain saya beli di website Singapore Airline, di Web AH murah kok. Pesenlah tiket di si AH," kata Kanit I Resmob Polda Metro Kompol Malvino dalam kesempatan yang sama.
AH ini ternyata memesan tiket tersebut dari ketiga tersangka lain yakni, A, H dan RM. Mereka ditangkap di Medan, Sumut pada 3 November 2018.
Proses pemesanan tiket yang dilakukan oleh ketiga tersangka itu dengan menggunakan uang hasil pembobolan kartu kredit. Mereka membobol kartu kredit dengan menyebarkan pesan spamming secara acak.
"Dia pakai teknik spamming. Dia mengirimkan e-mail ke random ribuan e-mail yang dia beli. Misal milis Amerika, Kanada, Jepang kan ada, dia sebar semua. Di situ bermacam-macam modus. misal ditulis selamat anda memenangkan iPhone dari Apple Store," ujar Malvino.
Pesan yang disebarkan itu seolah-olah berasal dari perusahaan tertentu. Ada yang mempercayai hal tersebut dan ada juga yang tidak. Mereka yang percaya langsung mengirimkan data pribadi.
"Untuk memenangkan hadiah ini klik link ini. Nanti ada tampilan lain, mirroring, jadi ini misalnya dia mirroring seolah-olah itu benar-benar Apple Store. Korban diminta mengisi data, nama, nomor kartu kredit, apa segala macem lah. Orang yang tidak tahu dia benar-benar mengisi itu, nah masuk lah ke datanya pelaku Medan ini. Nah dari data itu digunakan untuk pembelian tiket," papar Malvino.
Setelah data didapatkan, para tersangka data kartu kredit yang didapat untuk membeli tiket pesawat Singapore Airlines. Mereka memilih tiket pesawat Singapore Airlines karena harga tiketnya lebih tinggi dibandingkan maskapai lain.
Para tersangka ini juga diketahui sudah melancarkan aksinya selama dua tahun. Ketiga pembobol kartu kredit dan travel agent ini juga berbagi keuntungan setelah tiket pesawat terjual. Ratusan tiket sudah terjual dan kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar.
Dalam hal ini, pihak maskapai merasa rugi sebab sudah mengeluarkan tiket untuk penumpang. Namun tak bisa menarik uang dari bank, karena pemilik kartu kredit merasa tidak pernah membeli tiket tersebut.
"Nah tersangka kan nggak rugi apa-apa kan mereka pakai kartu kredit orang lain. Nah waktu pemilik kartu kredit dapat report tuh, kok saya ditagih senilai Rp 40 juta dari Singapore Airlines padahal nggak pernah transaksi itu, nah mereka decline tuh kartu kredit mereka ke bank. Airlines juga mau nagih juga nggak bisa dong kan dia sudah lapor ke bank dan kartu sudah di-decline. Jadi yang menderita kerugian si Airlines ini," ujarnya.
Barang bukti yang diamankan berupa SIM, kartu kredit, macbook, laptop, ponsel, motor, mobil dan sejumlah barang lainnya. *
1
Komentar