Perbekel Jinengdalem Diduga Keracunan
Perbekel Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Ketut Ardika, 48, mendadak lemas dan mengalami reaksi mengkhawatirkan usai mengkonsumsi minuman penyejuk bermerk tertentu, Selasa (11/12) pagi.
Usai Konsumsi Minuman Penyejuk
SINGARAJA, NusaBali
Ardika pun harus dilarikan ke RSUD Buleleng karena mengalami muntah-muntah, mata merah dan bibir bengkak seperti tersengat tawon. Informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa itu bermula saat Ardika baru saja selesai membantu saudaranya membuat taring karena ada halangan kematian, Selasa kemarin. Sekitar pukul 08.00 WITA, ia pun pergi ke warung keponakannya, Komang Suriada, yang tak jauh dari tempatnya gotong royong membuat taring. Perbekel Ardika karena merasa haus langsung mengambil sebotol minuman penyejuk dan langsung meminumnya.
Namun seketika ia memuntahkan sejumlah minuman yang sudah sempat masuk ke dalam mulutnya, karena merasa tenggorokannya seperti terbakar. Menurut penuturan anak korban, Gede Ari Suardika, yang ditemui di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, Selasa siang, hanya beberapa saat setelah meminum minuman pereda panas dalam itu, mata ayahnya mendadak merah dan bibirnya mendadak bengkak seperti usai digigit tawon.
“Mendadak langsung bibirnya bengkak, matanya juga langsung merah dan muntah-muntah, makanya cepat saya bawa ke rumah sakit,” kata Ari. Kondisi itu pun sontak membuat sejumlah warga yang ada di lokasi kejadian heboh. Bagaimana tidak, saat Ardika membeli minuman itu dalam kondisi tersegel. Saat dicek masa kadaluwarsanya juga tertulis angka 2019. Hanya saja Ari mengaku mencium bau menyengat dari sisa minuman tersebut. “Baunya seperti lem pipa dan thinner cat. Muntahan bapak saya juga sempat disulut api, langsung terbakar,” ungkapnya. Ari akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian, agar kejadian yang menimpa ayahnya tak terulang dan dialami orang lain.
“Saya buat laporan karena takutnya kan ini oplosan, kan bahaya. Apalagi ini minuman untuk semua usia, yang kasihan kan kalau yang kena anak-anak,” imbuh dia.
Sementara itu setelah mendapatkan perawatan beberapa jam di IGD RSUD Buleleng, Perbekel Ardika memutuskan untuk menjalani rawat jalan saja, meski kondisinya cukup lemah. Namun dari penanganan tim medis, disebut kondisi Ardika yang menunjukkan gejala keracunan sudah membaik dan muntahnya sudah berkurang.
Kasubbag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara, mengatakan dari hasil observasi tim medis, Ketut Ardika memang menunjukkan gejala keracunan. Seperti mengalami nyeri pada saluran pencernaan dan mengalami muntah-muntah. “Kami sudah lakukan penanganan medis. Sekarang kondisinya sudah normal dan stabil,” kata Budiantara. Sementara itu aparat kepolisian kini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Polisi telah mengamankan sisa minuman yang sempat dikonsumsi oleh Perbekel Ardika.
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Mikael Hutabarat mengaku secepatnya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng untuk pengecekan lab kandungan pada minuman tersebut. “Personel kami saat ini sedang melakukan olah TKP. Sementara baru dugaan keracunan, kepastiannya nanti tunggu hasil uji lab,” tegas AKP Mikael.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, IGN Mahapramana, mengatakan tim surveillance kabupaten dan Puskemas Buleleng 3 sudah turun ke lapangan dan mengambil sampel, begitu ada laporan. Sampel muntahan dan sisa minuman disebut Mahapramana akan dibawa ke laboratorium Denpasar untuk mengetahui kandungannya.
"Kami sudah amankan sampel dan nanti akan dikirim ke Lab Denpasar, nanti kalau sudah ada hasilnya baru bisa diketahui dan dipastikan penyebabnya," katanya singkat. Sedangkan Ketua Loka POM Buleleng, Ery Bahari mengaku sedang berkoordinasi dengan Dinkes Buleleng untuk menentukan jadwal pengawasan langsung ke lapangan. "Rencananya besok (hari ini) tim kami turun tapi kami masih menunggu hasil koordinasi jam berapa pastinya," ungkap Ery. Hal serupa juga diungkapkan Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, Dra IGA Adhi Aryapatni Apt. “Besok (hari ini) bersama Loka POM Buleleng rencananya akan turun investigasi,” kata Aryapatni. *k23, ind
SINGARAJA, NusaBali
Ardika pun harus dilarikan ke RSUD Buleleng karena mengalami muntah-muntah, mata merah dan bibir bengkak seperti tersengat tawon. Informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa itu bermula saat Ardika baru saja selesai membantu saudaranya membuat taring karena ada halangan kematian, Selasa kemarin. Sekitar pukul 08.00 WITA, ia pun pergi ke warung keponakannya, Komang Suriada, yang tak jauh dari tempatnya gotong royong membuat taring. Perbekel Ardika karena merasa haus langsung mengambil sebotol minuman penyejuk dan langsung meminumnya.
Namun seketika ia memuntahkan sejumlah minuman yang sudah sempat masuk ke dalam mulutnya, karena merasa tenggorokannya seperti terbakar. Menurut penuturan anak korban, Gede Ari Suardika, yang ditemui di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, Selasa siang, hanya beberapa saat setelah meminum minuman pereda panas dalam itu, mata ayahnya mendadak merah dan bibirnya mendadak bengkak seperti usai digigit tawon.
“Mendadak langsung bibirnya bengkak, matanya juga langsung merah dan muntah-muntah, makanya cepat saya bawa ke rumah sakit,” kata Ari. Kondisi itu pun sontak membuat sejumlah warga yang ada di lokasi kejadian heboh. Bagaimana tidak, saat Ardika membeli minuman itu dalam kondisi tersegel. Saat dicek masa kadaluwarsanya juga tertulis angka 2019. Hanya saja Ari mengaku mencium bau menyengat dari sisa minuman tersebut. “Baunya seperti lem pipa dan thinner cat. Muntahan bapak saya juga sempat disulut api, langsung terbakar,” ungkapnya. Ari akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian, agar kejadian yang menimpa ayahnya tak terulang dan dialami orang lain.
“Saya buat laporan karena takutnya kan ini oplosan, kan bahaya. Apalagi ini minuman untuk semua usia, yang kasihan kan kalau yang kena anak-anak,” imbuh dia.
Sementara itu setelah mendapatkan perawatan beberapa jam di IGD RSUD Buleleng, Perbekel Ardika memutuskan untuk menjalani rawat jalan saja, meski kondisinya cukup lemah. Namun dari penanganan tim medis, disebut kondisi Ardika yang menunjukkan gejala keracunan sudah membaik dan muntahnya sudah berkurang.
Kasubbag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara, mengatakan dari hasil observasi tim medis, Ketut Ardika memang menunjukkan gejala keracunan. Seperti mengalami nyeri pada saluran pencernaan dan mengalami muntah-muntah. “Kami sudah lakukan penanganan medis. Sekarang kondisinya sudah normal dan stabil,” kata Budiantara. Sementara itu aparat kepolisian kini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Polisi telah mengamankan sisa minuman yang sempat dikonsumsi oleh Perbekel Ardika.
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Mikael Hutabarat mengaku secepatnya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng untuk pengecekan lab kandungan pada minuman tersebut. “Personel kami saat ini sedang melakukan olah TKP. Sementara baru dugaan keracunan, kepastiannya nanti tunggu hasil uji lab,” tegas AKP Mikael.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, IGN Mahapramana, mengatakan tim surveillance kabupaten dan Puskemas Buleleng 3 sudah turun ke lapangan dan mengambil sampel, begitu ada laporan. Sampel muntahan dan sisa minuman disebut Mahapramana akan dibawa ke laboratorium Denpasar untuk mengetahui kandungannya.
"Kami sudah amankan sampel dan nanti akan dikirim ke Lab Denpasar, nanti kalau sudah ada hasilnya baru bisa diketahui dan dipastikan penyebabnya," katanya singkat. Sedangkan Ketua Loka POM Buleleng, Ery Bahari mengaku sedang berkoordinasi dengan Dinkes Buleleng untuk menentukan jadwal pengawasan langsung ke lapangan. "Rencananya besok (hari ini) tim kami turun tapi kami masih menunggu hasil koordinasi jam berapa pastinya," ungkap Ery. Hal serupa juga diungkapkan Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, Dra IGA Adhi Aryapatni Apt. “Besok (hari ini) bersama Loka POM Buleleng rencananya akan turun investigasi,” kata Aryapatni. *k23, ind
1
Komentar