nusabali

Senior Golkar Bela Gunawan

  • www.nusabali.com-senior-golkar-bela-gunawan

“Kita ini mau Pileg, mau hadapi Pilpres 2019. Jangan lagi goncang organisasi ini, saya secara pribadi tidak ada kepentingan apa-apa kok, cuman sarankan sebagai orang tua” (Anak Agung Ngurah Rai Wiranatha)

Terancam Dicopot dari Ketua Fraksi

DENPASAR, NusaBali
Kader senior Partai Golkar Bali membela I Wayan Gunawan yang terancam dicopot dari jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, gara-gara terlibat cekcok mulut dengan anggota Korwil DPP Partai Golkar Dewa Made Widiasa Nida yang ditingkahi aksi banting meja dalam rapat pleno di Sekretariat DPD I Partai Golkar pada Minggu (9/12) lalu.

Kader senior Partai Golkar Bali yang juga tokoh dari Puri Kesiman, Anak Agung Ngurah Rai Wiranatha di Denpasar, Selasa (11/12), mengatakan pencopotan Gunawan sudah sangat jauh melenceng dari organisasi. Sebab terjadinya cekcok dan banting meja dalam rapat itu karena ada aksi dan reaksi. “Gunawan kan tidak melakukan tanpa sebab musabab. Masak ada asap tanpa api. Ya pastilah ada api yang tersulut sehingga muncul asap. Kalau hanya karena cekcok itu Gunawan dicopot, ini justru membuat semakin keruh internal Partai Golkar. Kami sebagai orang tua sangat menyayangkan cara copot dan ancam sanksi begini,” ujar politisi senior Golkar yang mantan anggota DPRD Badung dan anggota DPRD Bali ini.

Agung Rai Wiranata juga menyayangkan kalau sampai terjadi pencopotan tanpa ada klarifikasi keduabelah pihak baik Gunawan maupun Dewa Nida. “Kalau bagi saya sebagai kader partai ya diselesaikan dengan kekeluargaan. Bukan ancam sanksi dan copot mencopot. Gunawan itu sudah lama mengabdi di partai dan memimpin Fraksi Golkar tanpa ada cacat. Jangan gara-gara isu Musdalub Golkar Bali ini makan banyak korban. Tidak ada manusia sempurna. Pasti saja ada kesalahan sekali-dua kali, tetapi kan tidak harus mengambil keputusan pendek merugikan partai,” ujar Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Ormas yang didirikan dan mendirikan DPD I Partai Golkar Bali ini.

Agung Rai Wiranata juga mempertanyakan Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih yang ditugaskan menjadi Plt Ketua DPD I Golkar Bali, menggantikan I Ketut Sudikerta yang tersangkut kasus penggelapan dan penipuan di Polda Bali. “Bagi saya ya Plt melaksanakan konsolidasi dengan memperkuat soliditas. Kita ini mau Pileg, mau hadapi Pilpres 2019. Jangan lagi goncang organisasi ini, saya secara pribadi tidak ada kepentingan apa-apa kok, cuman sarankan sebagai orang tua,” tegas Rai Wiranata.

Wakil Ketua DPD I Bidang Organisasi Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya secara terpisah juga menyayangkan kalau sampai ada ancaman copot Gunawan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. Menurutnya, mencopot Ketua Fraksi Golkar tidak semudah itu. “Harus ada mekanisme organisasi berjalan. Harus ada rapat pleno DPD I Golkar Bali, itupun kalau memang ada kesalahan fatal yang dilakukan seorang Gunawan. Kejadian dalam rapat kemarin itu kan bukan bagian dari substansi rapat,” ujar politisi asal Banjar Kutuh Kelod, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ini.    

Sampai detik ini kata Wijaya, DPD I Partai Golkar Provinsi Bali tidak ada rencana untuk melakukan rapat dan membahas persoalan Gunawan. Kalau DPP mengancam ada sanksi, maka DPD I Golkar Bali harus dimintai keterangan. Termasuk harus ada klarifikasi. “Ada proses yang panjang, apalagi kita tahu Pak Gunawan itu punya dedikasi terhadap partai,” tegas mantan anggota DPR RI dua periode ini.

Sebelumnya, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Demer mengatakan, kejadian Gunawan cekcok dengan Dewa Nida hingga ada aksi banting meja menjadi pantuan DPP Golkar. Sanksi disiplin hingga evaluasi jabatan Gunawan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali bisa dilakukan DPP. “Apalagi peristiwa di rapat itu kan cepat menyebar melalui media sosial. Katanya Pak Gunawan taat dengan organisasi, sudah berorganisasi 35 tahun di Golkar. Ya harusnya dia tahu posisinya sebagai Ketua Fraksi Golkar,” ujar Demer kemarin.

Sementara Gunawan sebelumnya menegaskan dirinya menyampaikan aspirasi melalui rapat sesuai aturan. Masalah cekcok dengan Dewa Nida, versi Gunawan, karena Dewa Nida yang lebih dulu menyulut cekcok dengan menyebut nama dirinya dalam dualisme Golkar Ancol dan Golkar Nusa Dua. “Kenapa harus menyebut nama Wayan Gunawan, padahal dalam rapat itu semua Ketua DPD II Golkar kabupaten/kota berpendapat. Kok saya saja disebut,” ujar politisi asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini. *nat

Komentar