Di Nusa Penida, Peternak dan Pariwisata Bisa Bersinergi
Perkembangan pariwisata di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
SEMARAPURA, NusaBali
Akibatnya, banyak masyarakat beralih mata pencaharian dari petani rumput laut ke sektor pariwisata.
Kondisi itu juga terjadi pada sektor peternak sapi di Nusa Penida. Oleh karena itu, Dinas Pertanian Klungkung mendorong para peternak sapi untuk tidak hanya sekadar beternak, namun juga membuat peternakan yang bersih dan menarik sehingga bisa disinergikan menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi. "Kekhawatiran kami terhadap peralihan peternak ke sektor pariwisata tentu ada, namun kami sudah mengatensi hal ini. Mengingat Nusa Penida merupakan sentra pembibitan sapi Bali, dalam hal ini peternak dan sektor pariwisata bisa berkolaborasi," ujar Kadis Pertanian Klungkung IB Juanida, Selasa (11/12).
Kata dia, aktivitas peternak - pariwisata bisa bersinergi. Karena wisatawan tertarik melihat peternakan sapi terlebih jika lingkungannya bersih. Dengan cara seperti ini keberlangsungan peternak sapi di Nusa Penida akan terus berkesinambungan. Dijelaskan, populasi sapi di Kabupaten Klungkung tahun 2017 mencapai 42.476 ekor, dibandingkan tahun sebelumnya 41.586 ekor. "Untuk di Nusa Penida jumlah sapinya sekitar 23.000 ekor," ujarnya.
Menurut Juanida, memelihara sapi layaknya investasi yang membutuhkan waktu dan juga usaha mengembangkannya. Guna mengembangkan sektor peternakan, Pemkab Klungkung telah memberikan bantuan hibah kepada 18 kelompok peternak sapi. Masing-masing kelompk mendapat berkisar Rp 180 juta dan anggaran tersebut dikelola langsung oleh kelompok. “Kami hanya pendampingan saja. hibah bisa digunakan untuk pengadaan bibit sapi dan pembuatan kandang,” terang Juanida
Selain itu, jelas Juanida, dari Pemerintah Pusat juga telah mengalokasikan straw atau sperma sapi yang dibekukan dengan target 10.400 ekor sapi bunting di tahun 2018. Kemudian pusat juga memberikan bantuan untuk operasional petugas Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan, dan pelaporan sapi bunting dan lahir. *wan
Akibatnya, banyak masyarakat beralih mata pencaharian dari petani rumput laut ke sektor pariwisata.
Kondisi itu juga terjadi pada sektor peternak sapi di Nusa Penida. Oleh karena itu, Dinas Pertanian Klungkung mendorong para peternak sapi untuk tidak hanya sekadar beternak, namun juga membuat peternakan yang bersih dan menarik sehingga bisa disinergikan menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi. "Kekhawatiran kami terhadap peralihan peternak ke sektor pariwisata tentu ada, namun kami sudah mengatensi hal ini. Mengingat Nusa Penida merupakan sentra pembibitan sapi Bali, dalam hal ini peternak dan sektor pariwisata bisa berkolaborasi," ujar Kadis Pertanian Klungkung IB Juanida, Selasa (11/12).
Kata dia, aktivitas peternak - pariwisata bisa bersinergi. Karena wisatawan tertarik melihat peternakan sapi terlebih jika lingkungannya bersih. Dengan cara seperti ini keberlangsungan peternak sapi di Nusa Penida akan terus berkesinambungan. Dijelaskan, populasi sapi di Kabupaten Klungkung tahun 2017 mencapai 42.476 ekor, dibandingkan tahun sebelumnya 41.586 ekor. "Untuk di Nusa Penida jumlah sapinya sekitar 23.000 ekor," ujarnya.
Menurut Juanida, memelihara sapi layaknya investasi yang membutuhkan waktu dan juga usaha mengembangkannya. Guna mengembangkan sektor peternakan, Pemkab Klungkung telah memberikan bantuan hibah kepada 18 kelompok peternak sapi. Masing-masing kelompk mendapat berkisar Rp 180 juta dan anggaran tersebut dikelola langsung oleh kelompok. “Kami hanya pendampingan saja. hibah bisa digunakan untuk pengadaan bibit sapi dan pembuatan kandang,” terang Juanida
Selain itu, jelas Juanida, dari Pemerintah Pusat juga telah mengalokasikan straw atau sperma sapi yang dibekukan dengan target 10.400 ekor sapi bunting di tahun 2018. Kemudian pusat juga memberikan bantuan untuk operasional petugas Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan, dan pelaporan sapi bunting dan lahir. *wan
1
Komentar