Bali Raih Dua Emas
De Gadjah sangat bangga dengan pretasi petinju. Apalagi sebelumnya juga meraih medali pada kejuaraan internasional di China. Hasil itu berkat ketekunan dan latihan yang disiplin para petinju.
Kejurnas Tinju di Lampung
DENPASAR, NusaBali
Kontingen Bali melalui dua petinju asal Denpasar meraih dua medali emas pada Kejurnas 2018 di Lampung, 5-11 Desember. Selain itu, juga memetik satu perak dan satu perunggu. Dengan hasil itu, total Bali membawa pulang empat medali.
Petunju yang meraih medali emas, yakni Kornelis Kwangu Langu di kelas 49 kg dan Julio Bria di kelas 56 kg. Sedangkan perak diperoleh Krispinus di kelas 46 kg dan perunggu oleh Gregorius di kelas 64 kg. Dari perolehan medali itu, Bali di urutan ke empat dari 27 provinsi yang berpartisipasi dalam Kejurnas. Sedangkan Bali sendiri membawa enam petinju dan dua petinju gagal membawa medali.
Pelatih tinju Denpasar, Yulianus Leo Bunga yang dikonfirmasi Rabu (12/12) mengakui dari enam petinju yang naik ring, empat petinjunya pulang membawa medali. "Hasil Kejurnas di Lampung, kami berhasil membawa dua emas satu perak dan satu perunggu. Hasil ini sangat memuaskan," ujar Yulianus Leo Bunga.
Meski begitu, Yulianus dia menekankan ada beberapa yang perlu diperbaiki lagi, terutama untuk Krispinus yang turun di kelas Layang Ringan 46 kg dan Goris di kelas welter ringan 64 kg.
"Semua petinju tampil bagus dan maksimal. Khusus untuk Goris dan Ipin pada ronde ke tiga kurang gencar. Mereka berdua menghujani lawan dengan pukulan di awal duel, tapi diakhir ronde agak kendor," tutur Yulianus.
Pria yang biasa disapa Om Yul itu menambahkan, padahal diakhir ronde biasanya hakim lebih mengamati pukulan dari masing-masing petinju untuk menentukan pemenang.
Sementara Ketua Pertina Denpasar Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah mengaku sangat bangga dengan pretasi petinjunya. Apalagi sebelumnya juga meraih medali pada kejuaraan internasional di China. Menurutnya, hasil itu berkat ketekunan dan latihan yang disiplin para petinju.
"Kita semua wajib berbangga dengan usaha yang sangat maksimal dari petinju kita. Empat medali dengan dua emas dan satu perak serta satu perunggu adalah buah hasil dari kerja keras mereka selama latihan," tegas De Gadjah.
Apalagi dalam setiap pertandingan De Gadjah selalu hadir memberikan motivasi kepada petinju. Lebih membagakan lagi, kata De Gadjah, dari enam petinju di Kejurnas itu, Kornelis terpilih sebagai sebagai petinju terbaik putra.
Hanya De Gadjah mengaku ada sedikit kekecewaan saat laga Krispinus di atas ring. Penilaian hakim terkesan sangat berpihak pada lawan. Karena setiap ronde, Krispinus lebih menguasai dan banyak memberikan pukulan. Bahkan lawan sempat mendapat hitungan dari wasit. Namun begitu, De Gajah tetap berharap petinju Denpasar menatap ke depan untuk mematangkan persiapan lagi.*dek
DENPASAR, NusaBali
Kontingen Bali melalui dua petinju asal Denpasar meraih dua medali emas pada Kejurnas 2018 di Lampung, 5-11 Desember. Selain itu, juga memetik satu perak dan satu perunggu. Dengan hasil itu, total Bali membawa pulang empat medali.
Petunju yang meraih medali emas, yakni Kornelis Kwangu Langu di kelas 49 kg dan Julio Bria di kelas 56 kg. Sedangkan perak diperoleh Krispinus di kelas 46 kg dan perunggu oleh Gregorius di kelas 64 kg. Dari perolehan medali itu, Bali di urutan ke empat dari 27 provinsi yang berpartisipasi dalam Kejurnas. Sedangkan Bali sendiri membawa enam petinju dan dua petinju gagal membawa medali.
Pelatih tinju Denpasar, Yulianus Leo Bunga yang dikonfirmasi Rabu (12/12) mengakui dari enam petinju yang naik ring, empat petinjunya pulang membawa medali. "Hasil Kejurnas di Lampung, kami berhasil membawa dua emas satu perak dan satu perunggu. Hasil ini sangat memuaskan," ujar Yulianus Leo Bunga.
Meski begitu, Yulianus dia menekankan ada beberapa yang perlu diperbaiki lagi, terutama untuk Krispinus yang turun di kelas Layang Ringan 46 kg dan Goris di kelas welter ringan 64 kg.
"Semua petinju tampil bagus dan maksimal. Khusus untuk Goris dan Ipin pada ronde ke tiga kurang gencar. Mereka berdua menghujani lawan dengan pukulan di awal duel, tapi diakhir ronde agak kendor," tutur Yulianus.
Pria yang biasa disapa Om Yul itu menambahkan, padahal diakhir ronde biasanya hakim lebih mengamati pukulan dari masing-masing petinju untuk menentukan pemenang.
Sementara Ketua Pertina Denpasar Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah mengaku sangat bangga dengan pretasi petinjunya. Apalagi sebelumnya juga meraih medali pada kejuaraan internasional di China. Menurutnya, hasil itu berkat ketekunan dan latihan yang disiplin para petinju.
"Kita semua wajib berbangga dengan usaha yang sangat maksimal dari petinju kita. Empat medali dengan dua emas dan satu perak serta satu perunggu adalah buah hasil dari kerja keras mereka selama latihan," tegas De Gadjah.
Apalagi dalam setiap pertandingan De Gadjah selalu hadir memberikan motivasi kepada petinju. Lebih membagakan lagi, kata De Gadjah, dari enam petinju di Kejurnas itu, Kornelis terpilih sebagai sebagai petinju terbaik putra.
Hanya De Gadjah mengaku ada sedikit kekecewaan saat laga Krispinus di atas ring. Penilaian hakim terkesan sangat berpihak pada lawan. Karena setiap ronde, Krispinus lebih menguasai dan banyak memberikan pukulan. Bahkan lawan sempat mendapat hitungan dari wasit. Namun begitu, De Gajah tetap berharap petinju Denpasar menatap ke depan untuk mematangkan persiapan lagi.*dek
Komentar