PK Golkar Se-Buleleng Datangi DPD I
Gerakan ‘mengergaji’ usulan Musdalub DPD I Golkar Bali dengan mengumpulkan para pengurus kecamatan (PK) dan pengurus harian DPD II Golkar Buleleng, Kamis (13/12) oleh Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mendapatkan perlawanan.
Tolak Pernyataan Soal Tak Setuju Musdalub
DENPASAR, NusaBali
Para Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Buleleng datangi pengurus DPD I Golkar Bali di Denpasar, Jumat (14/12) siang diterima Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya. Mereka menuding pernyataan Sugawa Korry yang menyebutkan PK-PK Golkar di Buleleng tidak setuju Musdalub bohong.
Para Ketua PK Golkar di Buleleng mengatakan tetap komitmen dengan usulan DPD II Golkar Buleleng supaya segera dilaksanakan Musdalub Golkar Bali. Para Ketua PK Golkar dari Kabupaten Buleleng yang hadir di Denpasar adalah Ketua PK Golkar Busungbiu Gede Ratep Wisna, Ketua PK Golkar Buleleng Ketut Jana Yasa, Ketua PK Gerokgak Kadek Suastika, Ketua PK Seririt I Nyoman Sutama, dan Ketua PK Sukasada Gede Suastiarda.
Sementara Ketua PK Sawan Gede Suparmen tidak bisa datang karena ada kegiatan di Buleleng. Namun demikian dari 9 PK Golkar Buleleng 7 PK menyatakan setuju Musdalub, kecuali PK Banjar dan PK Kubutambahan. Ketua PK Busungbiu, Ratep Wisna kepada NusaBali, Jumat kemarin mengatakan rapat yang dipimpin Sugawa Korry jelas tidak legitimate. Karena hanya dihadiri Pengurus 3 Ketua PK. Mereka adalah Ketua PK Banjar, Ketua PK Tejakula dan Pengurus PK Kubutambahan. Sementara 6 PK lainnya tidak hadir.
“Jelas-jelas itu rapatnya tidak legitimate dengan menglaim PK-PK di Buleleng tidak setuju Musdalub. Padahal hasil rapat PK-PK di Buleleng 10 Desember 2018 lalu, jelas supaya dilaksanakan Musdalub DPD I Golkar Bali,” ujar politisi asal Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. Menurut Ratep, para pengurus PK pun sudah tandatangan usulan Musdalub Golkar Bali saat rapat 10 Desember 2018 lalu yang dipimpin Ketua DPD II Golkar Buleleng, I Made Adi Djaya. Sehingga sudah tidak ada alasan lagi mengatakan kami tidak setuju.
“Usulan DPD II Golkar Buleleng untuk dilaksanakan Musdalub DPD I Golkar Bali itu sudah dibuktikan dengan tandatangan. Saat itu hanya PK Kubutambahan dan PK Banjar tidak tandatangan,” tegas Ratep.
Ratep juga menyayangkan adanya pernyataan Sugawa Korry yang mengatakan Musdalub belum perlu dilaksanakan. Padahal SK 362 DPP Golkar, yang ditandatangani Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto mengamanatkan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih supaya melaksanakan konsolidasi partai, salah satunya Musdalub. “Ya SK 362 itu jelas amanatnya supaya dilaksanakan Musdalub,” imbuh Ratep. Atas kondisi ini Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya mengatakan aspirasi yang disampaikan pengurus PK Golkar Buleleng dengan bukti tandatangan 7 PK mengusulkan Musdalub sejatinya sudah membuktikan usulan DPD II Golkar Buleleng untuk Musdalub itu sah.
“Jadi informasi ada yang mau memecah organisasi Golkar di Buleleng itu makin terlihat. Ini kan jadi mengadu domba. Hari ini PK-PK Golkar Buleleng datang ke kami dan sampaikan kondisi yang sebenarnya,” ujar Wijaya.
Wijaya segera akan rapatkan barisan dengan konsolidasi internal di DPD I Golkar Bali. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan bertemu dengan sejumlah kader senior Golkar untuk menindaklanjuti konsolidasi organisasi (Musdalub) yang disampaikan pengurus PK di Buleleng. ”Apa yang disampaikan hari ini (kemarin) akan kita tindaklanjuti ke dalam. Jadi usulan Musdalub itu memang ada dari DPD Golkar Buleleng dengan bukti berita acara dan tandatangan 7 Ketua PK Golkar di Buleleng. Ya apalagi? Sudah sangat legitimate usulan ini,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, gerakan untuk membendung usulan Musdalub DPD I Golkar Bali oleh 8 Ketua DPD II Golkar se–Bali mulai dilakukan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Demer yang ‘didukung’ Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry mulai ‘menggergaji’ gerakan DPD II menggulirkan Musdalub.
Sugawa Korry yang sebelumnya sempat berseberangan dengan Demer malah kumpulkan Pengurus Kecamatan (PK) se–Kabupaten Buleleng dan Pengurus Harian DPD II Golkar Buleleng, di Kantor DPD II Golkar Buleleng, Jalan I Gusti Ngurah Rai Singaraja, Kamis (13/12) siang. Sugawa Korry menyebutkan ternyata PK-PK di Buleleng tidak setuju dengan usulan Musdalub DPD I Golkar Bali.
“Kami belum investigasi semuanya ini. Buktinya di Buleleng, tidak semua PK setuju dengan usulan Ketua DPD II Golkar Buleleng yang usulkan Musdalub. Mungkin di kabupaten lain juga sama seperti Buleleng. Di Tabanan saya dengar tidak semua PK setuju, karena tidak ada pleno kabupaten/kota sebelumnya. Di Badung saya dengar tidak semua PK setuju, bahkan ada yang menarik dukungan Musdalub,” beber Sugawa Korry. *nat
DENPASAR, NusaBali
Para Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Buleleng datangi pengurus DPD I Golkar Bali di Denpasar, Jumat (14/12) siang diterima Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya. Mereka menuding pernyataan Sugawa Korry yang menyebutkan PK-PK Golkar di Buleleng tidak setuju Musdalub bohong.
Para Ketua PK Golkar di Buleleng mengatakan tetap komitmen dengan usulan DPD II Golkar Buleleng supaya segera dilaksanakan Musdalub Golkar Bali. Para Ketua PK Golkar dari Kabupaten Buleleng yang hadir di Denpasar adalah Ketua PK Golkar Busungbiu Gede Ratep Wisna, Ketua PK Golkar Buleleng Ketut Jana Yasa, Ketua PK Gerokgak Kadek Suastika, Ketua PK Seririt I Nyoman Sutama, dan Ketua PK Sukasada Gede Suastiarda.
Sementara Ketua PK Sawan Gede Suparmen tidak bisa datang karena ada kegiatan di Buleleng. Namun demikian dari 9 PK Golkar Buleleng 7 PK menyatakan setuju Musdalub, kecuali PK Banjar dan PK Kubutambahan. Ketua PK Busungbiu, Ratep Wisna kepada NusaBali, Jumat kemarin mengatakan rapat yang dipimpin Sugawa Korry jelas tidak legitimate. Karena hanya dihadiri Pengurus 3 Ketua PK. Mereka adalah Ketua PK Banjar, Ketua PK Tejakula dan Pengurus PK Kubutambahan. Sementara 6 PK lainnya tidak hadir.
“Jelas-jelas itu rapatnya tidak legitimate dengan menglaim PK-PK di Buleleng tidak setuju Musdalub. Padahal hasil rapat PK-PK di Buleleng 10 Desember 2018 lalu, jelas supaya dilaksanakan Musdalub DPD I Golkar Bali,” ujar politisi asal Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. Menurut Ratep, para pengurus PK pun sudah tandatangan usulan Musdalub Golkar Bali saat rapat 10 Desember 2018 lalu yang dipimpin Ketua DPD II Golkar Buleleng, I Made Adi Djaya. Sehingga sudah tidak ada alasan lagi mengatakan kami tidak setuju.
“Usulan DPD II Golkar Buleleng untuk dilaksanakan Musdalub DPD I Golkar Bali itu sudah dibuktikan dengan tandatangan. Saat itu hanya PK Kubutambahan dan PK Banjar tidak tandatangan,” tegas Ratep.
Ratep juga menyayangkan adanya pernyataan Sugawa Korry yang mengatakan Musdalub belum perlu dilaksanakan. Padahal SK 362 DPP Golkar, yang ditandatangani Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto mengamanatkan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih supaya melaksanakan konsolidasi partai, salah satunya Musdalub. “Ya SK 362 itu jelas amanatnya supaya dilaksanakan Musdalub,” imbuh Ratep. Atas kondisi ini Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya mengatakan aspirasi yang disampaikan pengurus PK Golkar Buleleng dengan bukti tandatangan 7 PK mengusulkan Musdalub sejatinya sudah membuktikan usulan DPD II Golkar Buleleng untuk Musdalub itu sah.
“Jadi informasi ada yang mau memecah organisasi Golkar di Buleleng itu makin terlihat. Ini kan jadi mengadu domba. Hari ini PK-PK Golkar Buleleng datang ke kami dan sampaikan kondisi yang sebenarnya,” ujar Wijaya.
Wijaya segera akan rapatkan barisan dengan konsolidasi internal di DPD I Golkar Bali. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan bertemu dengan sejumlah kader senior Golkar untuk menindaklanjuti konsolidasi organisasi (Musdalub) yang disampaikan pengurus PK di Buleleng. ”Apa yang disampaikan hari ini (kemarin) akan kita tindaklanjuti ke dalam. Jadi usulan Musdalub itu memang ada dari DPD Golkar Buleleng dengan bukti berita acara dan tandatangan 7 Ketua PK Golkar di Buleleng. Ya apalagi? Sudah sangat legitimate usulan ini,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, gerakan untuk membendung usulan Musdalub DPD I Golkar Bali oleh 8 Ketua DPD II Golkar se–Bali mulai dilakukan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Demer yang ‘didukung’ Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry mulai ‘menggergaji’ gerakan DPD II menggulirkan Musdalub.
Sugawa Korry yang sebelumnya sempat berseberangan dengan Demer malah kumpulkan Pengurus Kecamatan (PK) se–Kabupaten Buleleng dan Pengurus Harian DPD II Golkar Buleleng, di Kantor DPD II Golkar Buleleng, Jalan I Gusti Ngurah Rai Singaraja, Kamis (13/12) siang. Sugawa Korry menyebutkan ternyata PK-PK di Buleleng tidak setuju dengan usulan Musdalub DPD I Golkar Bali.
“Kami belum investigasi semuanya ini. Buktinya di Buleleng, tidak semua PK setuju dengan usulan Ketua DPD II Golkar Buleleng yang usulkan Musdalub. Mungkin di kabupaten lain juga sama seperti Buleleng. Di Tabanan saya dengar tidak semua PK setuju, karena tidak ada pleno kabupaten/kota sebelumnya. Di Badung saya dengar tidak semua PK setuju, bahkan ada yang menarik dukungan Musdalub,” beber Sugawa Korry. *nat
Komentar