Setra Tukad Besi Tertimbun Pasir
Setra Desa Pakraman Tukad Besi di Banjar Biaslantang Kaler, Desa Purwa Kerthi, Kecamatan Abang, Karangasem tertimbun pasir.
AMLAPURA, NusaBali
Seluruh liang kubur tertutup, tidak lagi ada bekas liang kubur yang terlihat. Bahkan lahan setra seluas sekitar 1 hektare nyaris terlihat tidak mencirikan kuburan. Sebab setra rata dengan pasir, permukaan setra tambah tinggi sekitar 30 cm.
Sekretaris Desa Pakraman Tukad Besi, I Nengah Karyawan, mengatakan sejak setra tertimbun pasir, tidak lagi menggelar upacara menguburkan jenazah. “Seluruh jenazah yang sebelumnya dikubur telah diaben,” jelas Nengah Karyawan, Jumat (14/12). Sejak air laut pasang disusul seluruh areal kuburan tertimbun pasir laut, warga Desa Pakraman Tukad Besi sempat melakukan bersih-bersih, sehubungan menggelar upacara ngaben, belum lama ini. Warga kembali menggali kuburan mengambil tulang-tulang untuk diaben.
Setelah upacara ngaben, disepakati untuk ke depan, tidak lagi menggelar upacara menguburkan jenazah. Alasannya, khawatir ke depan setra terus tertimbun pasir sehingga sulit menelusuri liang kubur. “Kami sepakat, di setiap ada warga meninggal dilakukan upakara makingsan di gni, tidak lagi dikubur,” jelas Nengah Karyawan yang juga Perbekel Purwa Kerthi.
Areal Setra Desa Pakraman Tukad Besi berada di bibir Pantai Banjar Biaslantang Kaler, yang merupakan pantai timur. Setra rawan abrasi dan tertimbun pasir. Saat air pasang, air laut yang naik menenggelamkan setra disertai membawa pasir laut. Terpisah, Kelian Banjar Biaslantang Kelod, I Nengah Kari, mengatakan mengenai adanya wacana menggelar upacara makingsan di gni, sehubungan setra tertimbun pasir, dikembalikan ke krama masing-masing. “Jika cukup biaya, bisa saja menggelar upacara makingsan di gni. Jika tidak, bisa dengan menggelar upacara makingsan di pertiwi," jelas Nengah Kari. Dikatakan, jika menggelar upacara makingsan di gni, abu jenazah bisa langsung dihanyutkan ke laut di areal setra itu juga, sebab setra lokasinya di pantai. *k16
Seluruh liang kubur tertutup, tidak lagi ada bekas liang kubur yang terlihat. Bahkan lahan setra seluas sekitar 1 hektare nyaris terlihat tidak mencirikan kuburan. Sebab setra rata dengan pasir, permukaan setra tambah tinggi sekitar 30 cm.
Sekretaris Desa Pakraman Tukad Besi, I Nengah Karyawan, mengatakan sejak setra tertimbun pasir, tidak lagi menggelar upacara menguburkan jenazah. “Seluruh jenazah yang sebelumnya dikubur telah diaben,” jelas Nengah Karyawan, Jumat (14/12). Sejak air laut pasang disusul seluruh areal kuburan tertimbun pasir laut, warga Desa Pakraman Tukad Besi sempat melakukan bersih-bersih, sehubungan menggelar upacara ngaben, belum lama ini. Warga kembali menggali kuburan mengambil tulang-tulang untuk diaben.
Setelah upacara ngaben, disepakati untuk ke depan, tidak lagi menggelar upacara menguburkan jenazah. Alasannya, khawatir ke depan setra terus tertimbun pasir sehingga sulit menelusuri liang kubur. “Kami sepakat, di setiap ada warga meninggal dilakukan upakara makingsan di gni, tidak lagi dikubur,” jelas Nengah Karyawan yang juga Perbekel Purwa Kerthi.
Areal Setra Desa Pakraman Tukad Besi berada di bibir Pantai Banjar Biaslantang Kaler, yang merupakan pantai timur. Setra rawan abrasi dan tertimbun pasir. Saat air pasang, air laut yang naik menenggelamkan setra disertai membawa pasir laut. Terpisah, Kelian Banjar Biaslantang Kelod, I Nengah Kari, mengatakan mengenai adanya wacana menggelar upacara makingsan di gni, sehubungan setra tertimbun pasir, dikembalikan ke krama masing-masing. “Jika cukup biaya, bisa saja menggelar upacara makingsan di gni. Jika tidak, bisa dengan menggelar upacara makingsan di pertiwi," jelas Nengah Kari. Dikatakan, jika menggelar upacara makingsan di gni, abu jenazah bisa langsung dihanyutkan ke laut di areal setra itu juga, sebab setra lokasinya di pantai. *k16
1
Komentar