Napi Bisa Temu Keluarga Setengah Hari
Lapas IIB Singaraja Gelar Family Day
SINGARAJA, NusaBali
Lapas IIB Singaraja untuk pertama kalinya menggelar Hari Keluarga (family day) untuk warga binaannya, Minggu (16/12) pagi. Acara ini digelar untuk memberikan reward kepada warga binaan yang telah menjaga sikap dan tingkah laku tanpa pelanggaran selama berada di Lapas.
Penghargaan diberikan dalam bentuk waktu yang lebih lama bersama keluarga. Kepala Lapas IIB Singaja, Risman Somantri, ditemui di sela-sela Family Day menjelaskan, hari untuk lebih lama bersama keluarga warga binaan itu digelar setidaknya satu bulan sekali, setiap hari Minggu. Acara ini akan dilaksanakan apabila tidak ada pelanggaran dan sikap, tingkah laku warga binaan yang mengancam ketertiban dan keamanan selama sebulan penuh. Pihak Lapas akan mengevaluasi seminggu sebelum Hari Keluarga, apakah layak dapat mengikuti Hari Keluarga atau tidak. Lapas dapat membatalkan seketika jadwal Hari Keluarga jika ada warga binaan yang melakukan pelanggaran atau membuat kegaduhan.
“Family Day ini adalah kegiatan mempertemukan keluarga dengan narapidana dalam satu tempat yang dapat berinteraksi langsung, tanpa ada penghalang jeruji dan keterbatasan waktu berkunjung. Ini adalah bentuk reward kami kepada warga binaan,” kata dia. Terselenggaranya hari keluarga ini, menurut Somantri karena selama ini ia melihat sejumlah kegelisahan para narapidana yang jauh dari keluarga untuk menjalani masa hukuman.
Salah satunya keterbatasan bertemu dengan anggota keluarga. Jam besuk yang berlaku pada hari kerja dan jam-jam tertentu membuat warga binaannya sering kali tak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan anak-anak mereka. “Kami memang pilih hari minggu, karena selama ini banyak warga binaan yang miliki anak sekolah sulit ketemu. Dengan hari keluarga ini mereka bisa berkumpul dan berinteraksi setidaknya mengobati kerinduan,” imbuh dia.
Hari Keluarga yang diberlakukan di Lapas IIB Singaraja, menurutnya, juga merupakan wujud simpati petugas Lapas yang selama ini menganggap warga binaannya sebagai keluarga. Mereka yang semestinya libur di hari Minggu, menyisihkan satu hari liburnya dalam sebulan untuk hari keluarga ini.
Ia yakin Hari Keluarga merupakan salahs atu bentuk sistem pembinaan teranyar untuk memacu warga binaan selalu berbuat baik.
Ketua Panitia Hari Keluarga Putu Suciawan, yang juga merupakan warga binaan, mengaku sangat bersyukur diberikan kesempatan oleh Lapas untuk bertemu dengan keluarganya tanpa sekat dan batasan. Dalam pertemuan mereka hampir setengah hari itu, juga diisi dengan berbagai macam hiburan dari warga binaan kepada keluarga mereka. “Kami bersyukur sekali ada kebijakan berkumpul dengan keluarga, menunjukan disini kami dibina dan dibentuk, sehingga bisa menjadi manusia yang ketika bebas sudah tahu apa yang akan kami lakukan dan nggak ketika bebas,” kata Suciawan.
Ia mengakui adanya sistem pembinaan yang lebih tepat kepada warga binaan di Lapas ini. Dengan sistem pembinaan seperti Hari Keluarga itu dirasakan bisa memotivasi untuk menjaga sikap dan mengalihkan aktivitas ke arah positif, dengan fasilitas alat keterampilan sesuai dengan keinginan. Acara juga diisi menampilkan sejumlah kesenian oleh warga binaan Lapas IIB dan pameran hasil kerajinan tangan warga binaan kepada keluarga.*k23
Lapas IIB Singaraja untuk pertama kalinya menggelar Hari Keluarga (family day) untuk warga binaannya, Minggu (16/12) pagi. Acara ini digelar untuk memberikan reward kepada warga binaan yang telah menjaga sikap dan tingkah laku tanpa pelanggaran selama berada di Lapas.
Penghargaan diberikan dalam bentuk waktu yang lebih lama bersama keluarga. Kepala Lapas IIB Singaja, Risman Somantri, ditemui di sela-sela Family Day menjelaskan, hari untuk lebih lama bersama keluarga warga binaan itu digelar setidaknya satu bulan sekali, setiap hari Minggu. Acara ini akan dilaksanakan apabila tidak ada pelanggaran dan sikap, tingkah laku warga binaan yang mengancam ketertiban dan keamanan selama sebulan penuh. Pihak Lapas akan mengevaluasi seminggu sebelum Hari Keluarga, apakah layak dapat mengikuti Hari Keluarga atau tidak. Lapas dapat membatalkan seketika jadwal Hari Keluarga jika ada warga binaan yang melakukan pelanggaran atau membuat kegaduhan.
“Family Day ini adalah kegiatan mempertemukan keluarga dengan narapidana dalam satu tempat yang dapat berinteraksi langsung, tanpa ada penghalang jeruji dan keterbatasan waktu berkunjung. Ini adalah bentuk reward kami kepada warga binaan,” kata dia. Terselenggaranya hari keluarga ini, menurut Somantri karena selama ini ia melihat sejumlah kegelisahan para narapidana yang jauh dari keluarga untuk menjalani masa hukuman.
Salah satunya keterbatasan bertemu dengan anggota keluarga. Jam besuk yang berlaku pada hari kerja dan jam-jam tertentu membuat warga binaannya sering kali tak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan anak-anak mereka. “Kami memang pilih hari minggu, karena selama ini banyak warga binaan yang miliki anak sekolah sulit ketemu. Dengan hari keluarga ini mereka bisa berkumpul dan berinteraksi setidaknya mengobati kerinduan,” imbuh dia.
Hari Keluarga yang diberlakukan di Lapas IIB Singaraja, menurutnya, juga merupakan wujud simpati petugas Lapas yang selama ini menganggap warga binaannya sebagai keluarga. Mereka yang semestinya libur di hari Minggu, menyisihkan satu hari liburnya dalam sebulan untuk hari keluarga ini.
Ia yakin Hari Keluarga merupakan salahs atu bentuk sistem pembinaan teranyar untuk memacu warga binaan selalu berbuat baik.
Ketua Panitia Hari Keluarga Putu Suciawan, yang juga merupakan warga binaan, mengaku sangat bersyukur diberikan kesempatan oleh Lapas untuk bertemu dengan keluarganya tanpa sekat dan batasan. Dalam pertemuan mereka hampir setengah hari itu, juga diisi dengan berbagai macam hiburan dari warga binaan kepada keluarga mereka. “Kami bersyukur sekali ada kebijakan berkumpul dengan keluarga, menunjukan disini kami dibina dan dibentuk, sehingga bisa menjadi manusia yang ketika bebas sudah tahu apa yang akan kami lakukan dan nggak ketika bebas,” kata Suciawan.
Ia mengakui adanya sistem pembinaan yang lebih tepat kepada warga binaan di Lapas ini. Dengan sistem pembinaan seperti Hari Keluarga itu dirasakan bisa memotivasi untuk menjaga sikap dan mengalihkan aktivitas ke arah positif, dengan fasilitas alat keterampilan sesuai dengan keinginan. Acara juga diisi menampilkan sejumlah kesenian oleh warga binaan Lapas IIB dan pameran hasil kerajinan tangan warga binaan kepada keluarga.*k23
Komentar