nusabali

Candi Tebing Pejeng Sepi Wisatawan

  • www.nusabali.com-candi-tebing-pejeng-sepi-wisatawan

Cagar Budaya Candi Tebing Kelebutan di Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, sepi kunjungan wisatawan.

GIANYAR, NusaBali
Padahal dulunya, lokasi ini sempat jadi primadona dan dijadikan lokasi syuting Film Cupak Grantang sebuah stasiun TV nasional.

Bahkan kini, masyarakat sekitar mulai enggan datang ke patirtan suci di areal cagar budaya. Sebab selain areal ditumbuhi rumput tinggi, di atas tebing juga terdapat Instalasi Pembuangan Air Limbah Tinja (IPALT). Karena IPALT ini, masyarakat merasa aliran air suci dari dinding tebing mulai tercemar. Terlebih, bau-bau khas limbah tercium di sekitar lokasi.

Di dasar tebing, air sungai mengalir dengan jernih, dan di tebingnya ada relief berukir seperti candi. Inipun kondisinya sudah ditumbuhi rumput semak, sehingga pemandangan tebing tidak jelas terlihat. Salah satu warga setempat yang namanya tidak mau dikorankan, Minggu (16/12), menyebutkan situs Tebing Candi Kelebutan sudah sejak lama ditinggalkan wisatawan. “Saat ini sudah tidak ada wisatawan yang berkunjung, akses dan situsnya hanya dirawat sekedarnya,” jelas warga ini. Padahal menurutnya, salah satu Stasiun TV swasta pernah memanfaatkan situs tersebut untuk syuting Film Cupak Grantang. “Dulu situs ini bagus, terawat dan asri, sekarang seperti terlantar,” bebernya lagi.

Warga ini mengungkapkan pula, bukan saja wisatawan yang tidak mau datang ke situs ini, warga lokal juga juga mulai meninggalkan tempat keramat ini. Hal ini disebabkan karena pada sisi barat di atas tebing terdapat Instalasi Pembuangan Air Limbah Tinja (IPALT). “Sejak adanya IPALT itu, warga enggan mandi di bawah, mungkin karena faktor psikologis, di atasnya terdapat tinja, sehingga tidak mau memanfaatkan sumber mata air untuk mandi atau konsumsi,” terangnya. Menurutnya, sumber mata air di sekitar situs dulunya digunakan untuk permandian umum dan ada sumber mata air yang sudah kering. Sehingga kondisinya saat ini, situs tersebut hanya dirawat oleh seorang pegawai Cagar Budaya. “Mungkin karena image ada saluran tinja, terus ditinggalkan wisatawan dan warga, karena masuk ke situs ini tercium bau tidak sedap,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terkait pengaruh IPALT terhadap aliran air di dinding tebing, Perbekel Desa Pejeng Kawan Anak Agung Gede Oka tidak berani berkomentar banyak. Pihaknya mengaku sedang berkoordinasi dengan dinas terkait. “Maaf dulu ya, saya akan berkoordinasi ke Dinas PU Kabupaten,” ujarnya singkat. *nvi

Komentar