Siswa SMPN 1 Bangli Menabung untuk Darma Wisata
Siswa kelas IX SMPN 1 Bangli berencana darma wisata ke Kota Malang dan Jogjakarta.
BANGLI, NusaBali
Para siswa memanfaatkan uang tabungan untuk biaya tamasya. Kegiatan ini tidak diwajibkan, sehingga tidak seluruh siswa kelas IX ikut serta. Dari 318 siswa, yang ikut hanya 115 siswa.
Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kegiatan tersebut. Para siswa ini mengikuti program menabung setiap hari Kamis sejak kelas VII. Setiap hari Kamis ada petugas dari Bank BPD datang ke sekolah untuk memungut tabungan. “Masing-masing siswa memiliki buku tabungan, dan besaran uang yang ditabung disesuaikan dengan kemampuan siswa yang bersangkutan. Saldo yang dimiliki berbeda,” ungkapnya, Minggu (16/12).
Tabungan itu dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Widiana Sandhi menyebutkan, kegiatan wisata dihandle oleh komite dan panitia dari orang tua siswa sendiri. Dalam pelaksanaanya komite telah bersurat ke sekolah untuk ikut membantu pengawasan siswa saat mengikuti kegiatan ini. “Guru-guru sebatas mendampingi, untuk pelaksanaan ada di komite,” jelasnya.
Widiana Sandhi menegaskan, kegiatan ini tidak hanya sekadar jalan-jalan, namun para siswa akan mengunjungi tempat-tempat yang memberikan edukasi, salah satu tujuannya museum. “Agenda siswa mengunjungi Museum Dirgantara. Kegiatan ini terarah, tidak sekadar berwisata,” tegasnya. Tujuan wisata merupakan ide atau masukan dari siswa. Dikatakan, dari 318 siswa kelas IX, yang ikut hanya 115 siswa. Ditegaskan, kegiatan ini tidak wajib, siswa bisa memilih ikut atau tidak.
Dijelaskan, siswa yang tidak ikut karena berbagai alasan, mulai dari tidak kuat berkendara (mabuk) maupun sudah ada yang mengikuti kegiatan lain. “Tidak ada paksaan, jadi yang tidak ikut juga tetap menarik tabungannya dan itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain,” imbuhnya. Siswa yang ikut tamasya dikenakan biaya Rp 1.350.000 per orang. Perjalanan dimulai 17 Desember hingga 21 Desember mendatang. “Keberangkatan menggunakan bus. Tujuan Malang dan Jogjakarta,” jelasnya. *es
Para siswa memanfaatkan uang tabungan untuk biaya tamasya. Kegiatan ini tidak diwajibkan, sehingga tidak seluruh siswa kelas IX ikut serta. Dari 318 siswa, yang ikut hanya 115 siswa.
Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kegiatan tersebut. Para siswa ini mengikuti program menabung setiap hari Kamis sejak kelas VII. Setiap hari Kamis ada petugas dari Bank BPD datang ke sekolah untuk memungut tabungan. “Masing-masing siswa memiliki buku tabungan, dan besaran uang yang ditabung disesuaikan dengan kemampuan siswa yang bersangkutan. Saldo yang dimiliki berbeda,” ungkapnya, Minggu (16/12).
Tabungan itu dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Widiana Sandhi menyebutkan, kegiatan wisata dihandle oleh komite dan panitia dari orang tua siswa sendiri. Dalam pelaksanaanya komite telah bersurat ke sekolah untuk ikut membantu pengawasan siswa saat mengikuti kegiatan ini. “Guru-guru sebatas mendampingi, untuk pelaksanaan ada di komite,” jelasnya.
Widiana Sandhi menegaskan, kegiatan ini tidak hanya sekadar jalan-jalan, namun para siswa akan mengunjungi tempat-tempat yang memberikan edukasi, salah satu tujuannya museum. “Agenda siswa mengunjungi Museum Dirgantara. Kegiatan ini terarah, tidak sekadar berwisata,” tegasnya. Tujuan wisata merupakan ide atau masukan dari siswa. Dikatakan, dari 318 siswa kelas IX, yang ikut hanya 115 siswa. Ditegaskan, kegiatan ini tidak wajib, siswa bisa memilih ikut atau tidak.
Dijelaskan, siswa yang tidak ikut karena berbagai alasan, mulai dari tidak kuat berkendara (mabuk) maupun sudah ada yang mengikuti kegiatan lain. “Tidak ada paksaan, jadi yang tidak ikut juga tetap menarik tabungannya dan itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain,” imbuhnya. Siswa yang ikut tamasya dikenakan biaya Rp 1.350.000 per orang. Perjalanan dimulai 17 Desember hingga 21 Desember mendatang. “Keberangkatan menggunakan bus. Tujuan Malang dan Jogjakarta,” jelasnya. *es
Komentar