Siswi SMP Meninggal karena DB
Trombosit Wiryantini hanya 11 dan dua kali muntah darah termasuk keluar darah dari anus.
NEGARA, NusaBali
Demam Berdarah di Jembrana makan tumbal. Korbannya adalah Putu Wiryantini, 15, asal Banjar Yeh Mecebur, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Siswi kelas VIII SMPN 2 Mendoyo ini meninggal dalam perawatan di RSUD Negara, Minggu (24/4) dini hari. Rencananya, Wiryantini akan diaben pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (30/4).
Ibu korban, Ni Luh Suwiarti Arti, 34, menceritakan putrinya mengeluhkan panas disertai sakit kepala sejak Selasa (19/4). Hari itu juga, sulung dua saudara ini diajak berobat ke bidan terdekat. Menurut bidan itu, Wiryantini hanya panas biasa. Setelah dirawat di rumah dengan mengandalkan obat dari bidan, kondisi Wiryantini terus memburuk. Pada Sabtu (23/4), pelajar SMP ini sempat muntah darah. Orangtuanya kemudian mengajak berobat ke Puskesmas Mendoyo. Hasil cek laboratorium, Wiryantini dinyatakan positif DB dengan trombosit 11. “Anak saya langsung dirujuk ke RSUD Negara,” ungkap Suwiartini didampingi suaminya, Gede Wirya di rumah duka, Rabu (27/4).
Suwiartini menambahkan, saat dirujuk ke RSUD Negara, kondisi putrinya sudah parah. Setiba di RSUD Negara, Wiryantini dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar. Hanya saja ditunda sebab tensi Wiryantini hanya 80. Sambil menunggu tensi normal di atas 100, diputuskan untuk dirawat dulu di RSUD Negara. Wiryantini kemudian dirawat di Sal Flamboyan. Selama menjalani perawatan, kondisinya semakin drop. Akhirnya pada Minggu (24/4) sekitar pukul 04.15 Wita, nyawa Wiryantini tak tertolong lagi. “Sebelum meninggal, sempat dua kali muntah darah sampai dari anus juga kelur darah,” ungkap Suwiarti.
Suwiarti tak menyangka nyawa anaknya tertolong lagi. Padahal setelah minum obat dari bidan sempat menunjukkan kondisinya bagus sehingga sempat diajak ke Bandara Ngurah Rai untuk jemput ayahnya yang pulang dari Sulawesi. “Kami sempat tinggal di Sulawesi. Sekarang suami sering diminta bantu-bantu pekerjaan di Sulawesi,” ungkapnya. Suwiartini mengaku mencoba tegar dan mengikhlaskan kepergian anaknya buat selama-lamanya.
Menurutnya, Wiryantini anak yang baik dan suka membantu pekerjaan di sawah. Wiryantini juga diandalkan mengasuh adiknya, Kadek Hariati, 6. Menurut rencana, Wiryantini akan diaben pada Saniscara Umanis Uye, Sabtu (30/4). Sementara ngeringkes dijadwalkan pada Wraspati Wage Uye, Kamis (28/4).
Kelian Dusun Yeh Mecebur, Gede Putrayana, tak menyangka dengan musibah DB tersebut. Pasalnya, ia tidak pernah mendengar ada warga terserang DB di wilayahnya. “Baru Putu Wiryantini ini saja yang kena di sini. Sebagai antisipasi, gotong-royong sudah berusaha kami rutinkan, dan tadi pagi sempat dilakukan fogging,” ujarnya. 7 ode
Komentar