Bawaslu Bali Kawal Pengamanan Logistik
Secara teknis Bawaslu Bali sudah berkoordinasi dengan KPU Bali terkait dengan ketersediaan dan jumlah logistik kotak suara Pemilu 2019.
Cuaca Ekstrim Rawan Rusak Kotak Suara ‘Kardus’
DENPASAR, NusaBali
Situasi cuaca yang tidak menentu menjadi ancaman bagi logistik Pileg/Pilpres 2019 mendatang. Ketersediaan dan keamanan logistik kotak suara dan bilik suara yang terbuat dari kardus bakal dipantau serius oleh Bawaslu (Bawan Pengawas Pemilu) Provinsi Bali.
Anggota Bawaslu Bali Divisi Hukum, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi di Denpasar, Selasa (18/12) menjelaskan saat ini Bawaslu Bali melalui Bawaslu Kabupaten/Kota memantau pengamanan kotak suara yang berbahan kardus dengan lebih intensif.
Raka Sandhi menyebutkan kebutuhan kotak suara dan bilik suara berdasarkan pengalaman selama ini memang tidak pernah terjadi masalah. Artinya ketika H-1 pelaksanaan coblosan sudah ditempatkan secara tepat, sesuai dengan kebutuhan. “Pengalaman saya di KPU Bali, sih sebelum pelaksanaan coblosan sudah siap,” ujar Raka Sandhi.
Namun dengan kondisi cuaca ekstrim, bisa panas dan hujan menjadi sesuatu yang rawan dengan kondisi kotak suara yang terbuat dari kardus. “Bawaslu Bali sudah koordinasi dengan Bawaslu kabupaten/kota agar ini dikawal betul. Dilaksanakan pengawasan dengan maksimal, karena situasi cuaca yang berubah-ubah. Dikira hujan nyatanya panas. Namun terpenting pengamanan dan menjaga jangan sampai rusak dan hilang,” ujar Raka Sandhi.
Mantan Ketua KPU Bali periode 2013-2018 ini menjelaskan proses penyimpanan kotak suara yang paling penting. Bawaslu Bali tugasnya memastikan penyimpanannya aman. “Karena seperti kasus di Badung kan terjadi kerusakan. Kami pantau untuk proses pengadaan kembali, memastikan jumlahnya seperti semula. Karena jangan sampai menjelang pelaksanaan Pileg/Pilpres 17 April 2019 nanti malah terjadi kekurangan atau kerusakan bilik suara,” tegas mantan aktivis GMNI ini.
Kotak suara dari kardus memang sangat rawan. Namun dari sisi pengadaan logisitik pileg dan pilpres ini sudah semakin maju. Menurut Raka Sandhi proses pengadaan sudah cepat dan sangat maju.
“Memang kardus kelemahannya bisa basah dan terbakar, namun dibandingkan dengan kotak suara dari aluminium memang membutuhkan anggaran besar. “Di samping memang memerlukan gudang yang memadai untuk menyimpan,” tegas pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini.
Raka Sandhi juga menyebutkan secara teknis pihak Bawaslu Bali sudah koordinasi dengan KPU Bali terkait dengan ketersediaan dan jumlah logistik kotak suara. Sebab jumlah ketersediaan ini juga harus mempertimbangkan Pileg/Pilpres yang dilaksanakan 17 April 2019 mendatang sebagai pemilu yang krusial. Sebab ada 5 surat suara, yakni surat suara Pilpres, surat suara pemilihan DPD RI, surat suara untuk DPR RI, surat suara untuk DPRD provinsi, surat suara untuk DPRD kabupaten/kota.
”Nah ketersediaan dan kecukupan kotak suara menampung surat suara ini yang kita masih akan koordinasikan secara teknis. Karena Pileg/Pilpres 2019 ini kan pemilu yang krusial,” tegas Raka Sandhi. *nat
DENPASAR, NusaBali
Situasi cuaca yang tidak menentu menjadi ancaman bagi logistik Pileg/Pilpres 2019 mendatang. Ketersediaan dan keamanan logistik kotak suara dan bilik suara yang terbuat dari kardus bakal dipantau serius oleh Bawaslu (Bawan Pengawas Pemilu) Provinsi Bali.
Anggota Bawaslu Bali Divisi Hukum, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi di Denpasar, Selasa (18/12) menjelaskan saat ini Bawaslu Bali melalui Bawaslu Kabupaten/Kota memantau pengamanan kotak suara yang berbahan kardus dengan lebih intensif.
Raka Sandhi menyebutkan kebutuhan kotak suara dan bilik suara berdasarkan pengalaman selama ini memang tidak pernah terjadi masalah. Artinya ketika H-1 pelaksanaan coblosan sudah ditempatkan secara tepat, sesuai dengan kebutuhan. “Pengalaman saya di KPU Bali, sih sebelum pelaksanaan coblosan sudah siap,” ujar Raka Sandhi.
Namun dengan kondisi cuaca ekstrim, bisa panas dan hujan menjadi sesuatu yang rawan dengan kondisi kotak suara yang terbuat dari kardus. “Bawaslu Bali sudah koordinasi dengan Bawaslu kabupaten/kota agar ini dikawal betul. Dilaksanakan pengawasan dengan maksimal, karena situasi cuaca yang berubah-ubah. Dikira hujan nyatanya panas. Namun terpenting pengamanan dan menjaga jangan sampai rusak dan hilang,” ujar Raka Sandhi.
Mantan Ketua KPU Bali periode 2013-2018 ini menjelaskan proses penyimpanan kotak suara yang paling penting. Bawaslu Bali tugasnya memastikan penyimpanannya aman. “Karena seperti kasus di Badung kan terjadi kerusakan. Kami pantau untuk proses pengadaan kembali, memastikan jumlahnya seperti semula. Karena jangan sampai menjelang pelaksanaan Pileg/Pilpres 17 April 2019 nanti malah terjadi kekurangan atau kerusakan bilik suara,” tegas mantan aktivis GMNI ini.
Kotak suara dari kardus memang sangat rawan. Namun dari sisi pengadaan logisitik pileg dan pilpres ini sudah semakin maju. Menurut Raka Sandhi proses pengadaan sudah cepat dan sangat maju.
“Memang kardus kelemahannya bisa basah dan terbakar, namun dibandingkan dengan kotak suara dari aluminium memang membutuhkan anggaran besar. “Di samping memang memerlukan gudang yang memadai untuk menyimpan,” tegas pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini.
Raka Sandhi juga menyebutkan secara teknis pihak Bawaslu Bali sudah koordinasi dengan KPU Bali terkait dengan ketersediaan dan jumlah logistik kotak suara. Sebab jumlah ketersediaan ini juga harus mempertimbangkan Pileg/Pilpres yang dilaksanakan 17 April 2019 mendatang sebagai pemilu yang krusial. Sebab ada 5 surat suara, yakni surat suara Pilpres, surat suara pemilihan DPD RI, surat suara untuk DPR RI, surat suara untuk DPRD provinsi, surat suara untuk DPRD kabupaten/kota.
”Nah ketersediaan dan kecukupan kotak suara menampung surat suara ini yang kita masih akan koordinasikan secara teknis. Karena Pileg/Pilpres 2019 ini kan pemilu yang krusial,” tegas Raka Sandhi. *nat
1
Komentar