Kumpulkan Batu Kali Buat Bekal Galungan
Setelah beberapa kali terjadi banjir di Sungai Yehsah, Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem disertai menghanyutkan pasir dan batu, ternyata rezeki buat warga sekitarnya.
AMLAPURA, NusaBali
Warga turun ke Sungai Yehsah untuk mengais rezeki jelang Galungan dengan mengumpulkan batu kali. Mereka turun berkelompok, mereka mampu mengumpulkan batu kali satu truk selama dua hari.
I Putu Adi mengaku sendirian mengumpulkan batu kali. Krama dari Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang atau sekitar 4 kilometer dari lokasi Sungai Yehsah, berusaha mengumpulkan batu kali agar ada bekal jelang Galungan dan Kuningan. “Biasanya saya berdua mengumpulkan batu kali, kali ini sendirian. Mampu mengumpulkan satu truk batu kali selama tiga hari,” ungkapnya, Senin (17/12). Per truk batu kali dijual Rp 800.000, potong ongkos menaikkan ke truk Rp 200.000.
Putu Adi menambahkan, hanya mampu mengumpulkan batu kali jarak sekitar 50 meter dari bibir sungai. Jika lebih jauh dari itu, tidak kuat membawanya ke pinggir. Sejak terjadi banjir sebulan terakhir, Putu Adi mengaku telah mengumpulkan 10 truk batu kali. Awalnya bersama rekannya I Wayan Muliana. “Setelah batu kali yang dekat jalan raya habis dikumpulkan, kami kembali bekerja sebagai penyabit rumput,” ungkapnya.
Di lokasi memungut batu kali, selama ini tempat nganyut usai ngaben atau ngeroras. Kali ini sejak banjir terjadi, sungai bersih dari sampah bade. Perbekel Desa Muncan, I Gusti Lanang Ngurah, mengakui tempat nganyut tergerus banjir. “Banjir berkah bagi pengumpul batu kali, tetapi tempat nganyut tergerus,” kata Gusti Lanang Ngurah. Nantinua lokasi nganyut dipindah, dari semula di utara jembatan bergeser ke selatan jembatan. *k16
Warga turun ke Sungai Yehsah untuk mengais rezeki jelang Galungan dengan mengumpulkan batu kali. Mereka turun berkelompok, mereka mampu mengumpulkan batu kali satu truk selama dua hari.
I Putu Adi mengaku sendirian mengumpulkan batu kali. Krama dari Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang atau sekitar 4 kilometer dari lokasi Sungai Yehsah, berusaha mengumpulkan batu kali agar ada bekal jelang Galungan dan Kuningan. “Biasanya saya berdua mengumpulkan batu kali, kali ini sendirian. Mampu mengumpulkan satu truk batu kali selama tiga hari,” ungkapnya, Senin (17/12). Per truk batu kali dijual Rp 800.000, potong ongkos menaikkan ke truk Rp 200.000.
Putu Adi menambahkan, hanya mampu mengumpulkan batu kali jarak sekitar 50 meter dari bibir sungai. Jika lebih jauh dari itu, tidak kuat membawanya ke pinggir. Sejak terjadi banjir sebulan terakhir, Putu Adi mengaku telah mengumpulkan 10 truk batu kali. Awalnya bersama rekannya I Wayan Muliana. “Setelah batu kali yang dekat jalan raya habis dikumpulkan, kami kembali bekerja sebagai penyabit rumput,” ungkapnya.
Di lokasi memungut batu kali, selama ini tempat nganyut usai ngaben atau ngeroras. Kali ini sejak banjir terjadi, sungai bersih dari sampah bade. Perbekel Desa Muncan, I Gusti Lanang Ngurah, mengakui tempat nganyut tergerus banjir. “Banjir berkah bagi pengumpul batu kali, tetapi tempat nganyut tergerus,” kata Gusti Lanang Ngurah. Nantinua lokasi nganyut dipindah, dari semula di utara jembatan bergeser ke selatan jembatan. *k16
1
Komentar