Penantang Mudarta Langsung Tiarap
Sampai sekarang masih ada bergulir di kalangan kader Demokrat, Musda tidak harus aklamasi alias voting terbuka masih bisa saja terjadi.
Antara Aklamasi dan Voting Masih Tarik Ulur
DENPASAR, NusaBali
Pernyataan yang calon Ketua DPD Demokrat Bali incumbent, I Made Mudarta yang mencium adanya gerakan untuk menghadangnya di Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Bali 15-16 Mei 2016 nanti tidak mendapatkan respon para kandidat yang menjadi pesaingnya. Mereka seperti menilai angin lalu saja karpet merah yang disiapkan itu.
Bocoran yang diperoleh NusaBali, respon sejuk itu bisa jadi hanya di permukaan. Sebab sampai sekarang masih ada bergulir di kalangan kader Demokrat, Musda tidak harus aklamasi. Artinya voting terbuka masih bisa saja terjadi. Para penantang di Musda yang sebelumnya disebutkan Mudarta, tidak mau merespon karpet merah yang sudah siap dipasang Mudarta menyambut pemimpin baru di Demokrat.
Mereka yang dijagokan tantang Mudarta, yakni Putu Supadma Rudana politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang menjabat Wasekjen DPP Demokrat, Putu Sudiartana politisi asal Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Badung yang menjabat Wabendum DPP Demokrat, Nengah Tamba Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali asal Desa Kaliakah, Jembrana dan Ni Putu Tutik Kusumawardhani Sekretaris Departemen Perlindungan Hak Perempuan dan Anak DPP Demokrat asal Buleleng.
Nengah Tamba saat dikonfirmasi mengatakan dinamika di Demokrat berkembang. Tamba menyebutkan kalaupun ada disebutkan dirinya sebagai calon penantang Mudarta itu bisa saja sebuah dinamika politik di bawah. “Ya saya tahu dirilah. Nggak pernah bermimpi mau jadi Ketua DPD,” ujar Tamba, Rabu (27/4) kemarin.
Dirinya merasakan sudah cukup menjadi anggota DPRD Bali. “Jadi Ketua Bappilu, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali dan Ketua Komisi III DPRD Bali. Jadi mengabdi sebagai anggota DPRD Bali saja sudah bersyukur. Partai telah memberikan kepercayaan,” ujarnya tertawa.
Soal persaingan perebutan Ketua DPD Demokrat yang menghangat, Ketua Komisi III DPRD Bali ini mengatakan dirinya melihat masih dalam batasan wajar. “Saya lihat biasa- biasa saja. Nggak ada yang panas,” kata Tamba. Sedangkan Tutik Kusumawardhani menanggapi soal situasi di Demokrat Bali yang menghangat mengatakan pihaknya tidak mau berandai-andai soal disebutkan sebagai kandidat calon. “Bagi saya siapa saja memimpin Demokrat harus didukung. Siapapun yang terpilih,” ujar mantan Ketua Komisi II DPRD Bali ini.
Soal dirinya disebutkan juga sebagai calon kuat maju di Musda nanti, Tutik mengatakan dirinya sekarang fokus ngayah di DPP Demokrat. “Saya kan sudah ditugaskan di DPP Demokrat. Saya belum tahu perkembangan di Bali,” ujar Tutik. Sementara Sudiartana yang disebut-sebut sebagai penantang yang head to head dengan Mudarta belum bisa dimintai komentar. Saat dikonfirmasi melalui ponselnya tidak dijawab. Hal yang sama terjadi dengan Wasekjen DPP Demokrat, Putu Supadma Rudana.
Sebelumnya diberitakan suhu politik di internal Partai Biru Langit memanas jelang Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Bali, 15-16 Mei 2016 depan. Kandidat incumbent yang masih menjabat Ketua DPD Demokrat Bali 2011-2016, Made Mudarta, mengaku mencium adanya gerakan untuk menggulingkan dirinya. Namun, dia tak khawatir, bahkan sudah siapkan karpet merah bagi para penantangnya. “Saya sudah mencium gerakan-gerakan tersebut,” papar Mudarta dalam keterangan persnya seusai rapat persiapan Musda yang melibatkan seluruh DPC Demolkrat Kabupaten/Kota se-Bali di Kantor DPD Demokrat Bali, Jalan Ir Juanda Niti Mandala Denpasar, Selasa (26/4). 7 nat
Komentar